Siksa Batin Bagi Penduduk Neraka
Siksa Batin Bagi Penduduk Neraka
Tak ada satupun manusia yang ingin masuk ke dalam neraka, dikarenakan pedihnya azab yang disiapkan bagi penghuninya. Berbagai siksaan yang tak terbayangkan, api menyala berlipat-lipat lebih panas dari api dunia. Api yang bisa membakar dada menembus hingga ke dalam hati. Allah berfirman,
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ
“(Yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang (membakar) sampai ke hati.” (QS Al-Humazah: 6-7)
Itu hanyalah sebagian kecil dari bentuk azab fisik yang disiapkan untuk penduduk neraka. Selain itu, mereka akan merasakan azab lain yang tidak kalah dahsyatnya yaitu azab siksaan batin. Di antara bentuknya dengan menyaksikan penghuni surga dengan kenikmatannya.
Banyak orang ketika sedang ditimpa penderitaan, dia akan semakin tersiksa ketika melihat orang lain yang justru dalam kenikmatan, yang dinamakan dengan hasad. Demikianlah perasaan penduduk neraka, semakin tersiksa ketika melihat penduduk surga sedang makan dan minum, sementara mereka kehausan dan kelaparan. Allah berfirman,
ﻭَﻧَﺎﺩَﻯٰ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺃَﻥْ ﺃَﻓِﻴﻀُﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻤَﺎﺀِ ﺃَﻭْ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗَﻜُﻢُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ۚ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﺣَﺮَّﻣَﻬُﻤَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepadamu.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.” (QS. Al-A’raf: 50)
Sebaliknya, penduduk surga akan semakin bersyukur menyaksikan itu karena mereka telah dihindarkan dari azab yang begitu pedih di neraka, lalu diberikan kenikmatan yang berlimpah di surga. Sahabat yang dulu saling mengajak kepada kebaikan akan berkumpul kembali, bereuni saling bernostalgia, berterima kasih telah mengajaknya untuk mendatangi majelis taklim, mengajaknya memakai hijab, mengajaknya untuk berhijrah.
Adapun penduduk neraka, akan menyesali perbuatan mereka dahulu. Dakwah telah sampai kepadanya, kawannya telah mengajaknya untuk shalat, mengajaknya untuk berhijab menutup aurat, tetapi semua seruan hidayah itu diabaikan lantas lebih memilih jalan-jalan kesesatan. Allah berfirman,
وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ
Dan mereka berkata, “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al Mulk: 10)
وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا ﴿٢٧﴾ يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا ﴿٢٨﴾ لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya (yakni: sangat menyesal), seraya berkata, “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku.” Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia.” (QS. Al-Furqan: 27-29).
Post a Comment