Kesabaran Yang Hakiki
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِامْرَأَةٍ تَبْكِي عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ: اتَّقِي اللَّهَ وَاصْبِرِي قَالَتْ: إِلَيْكَ عَنِّي فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِي وَلَمْ تَعْرِفْهُ. فَقِيلَ لَهَا: إِنَّهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَتْ بَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ: لَمْ أَعْرِفْكَ فَقَالَ: إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الْأُولَى
Diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ’anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau bersabda, ‘Bertakwalah Anda pada Allah dan bersabarlah’ Wanita itu menjawab, ‘Menjauhlah engkau dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibah yang menimpaku.’ Wanita itu tidak tahu bahwa yang berkata itu adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu: ‘Sesungguhnya (orang yang berkata tadi –pent) adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam’. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan dia tidak mendapati di rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam penjaga pintu. Lalu wanita ini berkata (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sembari minta maaf –pent): ‘Aku tadi tidak mengenalmu.’ Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya kesabaran (yang hakiki –pent) adalah saat pukulan pertama (musibah itu terjadi pertama kali –pent)’” (HR. Al-Bukhari, no. 1203 dan Muslim, no. 1535)
Faedah Hadits:
- Penjelasan tentang perhatian Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam terhadap permasalahan umatnya yang patut diteladani oleh para pemimpin;
- Anjuran memberikan nasihat kepada orang yang tertimpa musibah;
- Dalil tidak diperbolehkannya seorang wanita untuk ziarah kubur (menurut pendapat yang kuat dari pendapat pendapat para ulama), karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan peringatan kepada wanita itu untuk bertakwa dan bersabar. Dan makna takwa adalah mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan. Salah satu larangan yang beliau berikan kepada umatnya adalah tentang larangan ziarah kubur bagi wanita sebagaimana yang disebutkan dalam hadits lain;
- Kewajiban bersabar saat mendapatkan musibah;
- Penegasan bahwa menangis secara berlebih lebihan (dan ziarah kubur bagi wanita) dapat mengurangi atau membatalkan pahala musibah, karena tidak selaras dengan makna sabar ketika musibah. Adapun meneteskan air mata, bersedih dan menangis secara wajar saat musibah maka tidak mengapa;
- Ketawadhuan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dimana beliau sebagai seorang pemimpin tidak tinggal di rumah mewah dan megah yang dijaga oleh para pengawal dan terbatas dalam menerima tamu serta bersikap eksklusif dari masyarakat umum;
- Kewajiban meminta maaf ketika seseorang melakukan kesalahan baik yang disengaja atau yang tidak disengaja sebagaimana yang dilakukan oleh wanita itu dengan datang ke rumah Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam dan minta maaf kepada beliau;
- Perintah memberikan maaf dan permakluman kepada orang lain yang melakukan kesalahan kepada kita tanpa sengaja dan tanpa sepengetahuannya;
- Hakikat sabar yang sebenarnya adalah saat pertama kali seseorang mendapatkan musibah.
Wallahu a’lam.
Post a Comment