Menjual Agama Demi Tujuan Dunia
Menjual Agama Demi Tujuan Dunia
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan saleh sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap gulita. Seseorang paginya beriman, namun sorenya menjadi kafir. Atau seseorang yang sorenya masih beriman, namun paginya telah kafir. Dia menjual agamanya dengan tujuan-tujuan dunia” [HR. Muslim no. 328]
Hadis ini berisi perintah untuk bersegera melakukan amalan saleh. Yang disebut amalan saleh adalah jika memenuhi dua syarat, yaitu ikhlas pada Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ. Jika tidak memenuhi syarat ini, suatu amalan TIDAKLAH diterima di sisi Allah.
Dalam hadis ini dikabarkan bahwa akan datang fitnah seperti potongan malam. Artinya fitnah tersebut tidak terlihat. Ketika itu manusia tidak tahu ke manakah mesti berjalan. Ia tidak tahu di manakah tempat keluar.
Fitnah boleh jadi karena syubuhaat (racun pemikiran), boleh jadi timbul dari syahwat (dorongan hawa nafsu untuk bermaksiat).
Fitnah di atas itu diibaratkan dengan potongan malam yang gelap gulita, tidak terlihat. Sehingga seseorang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan sore harinya dalam keadaan kafir. Dalam satu hari, bayangkanlah ada yang bisa demikian. Atau ia di sore hari dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya kafir. Mereka bisa menjadi kafir karena menjual agamanya.
Bagaimanakah bisa menjual agama? Menjual agama yang dimaksud di sini adalah menukar agama dengan harta, kekuasaan, kedudukan atau bahkan dengen perempuan.
Pelajaran lainnya dari hadis ini:
1- Wajibnya berpegang teguh dengan agama.
2- Bersegera dalam amalan saleh sebelum datang cobaan yang mengubah keadaan.
3- Fitnah akhir zaman begitu menyesatkan. Satu fitnah datang dan akan berlanjut pada fitnah berikutnya.
4- Jika seseorang punya kesempatan untuk melakukan satu kebaikan, maka segeralah melakukannya, jangan menunda-nunda.
5- Jangan menukar agama dengan dunia yang murah.
Semoga Allah memberi kita taufik untuk bersegera dalam kebaikan dan terus menjaga agama kita.
—
Referensi:
Bahjatun Nazhirin Syarh Riyadhish Salehin, Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al Hilaliy, terbitan Dar Ibnul Jauzi, cetakan pertama, tahun 1430 H, 1: 150.
Syarh Riyadhish Salehin, Syaikh Muhammad bin Saleh Al ‘Utsaimin, terbitan Madarul Wathon, cetakan tahun 1426 H, 2: 16-20.
Post a Comment