Pertengkaran Antara Suami Isteri Pasti Ada
Pertengkaran Antara Suami Isteri Pasti Ada
Setiap pasangan suami istri pasti menginginkan kehidupan pernikahan yang tenang, tanpa masalah dan tanpa aral yang melintang. Namun ibarat bahtera yang berlayar di tengah samudera, tak jarang badai itu akan datang menerpa. Tidak ada rumah tangga yang selamat dari berbagai macam problematika, bentuk masalahnya saja yang berbeda-beda.
Rumah tangga yang bahagia pun tidak akan luput dari masalah. Bahkan rumah tangga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah mengalami persoalan, mulai dari perselisihan antara istri, kecemburuan di antara mereka, perihal tambahan nafkah, dan selainnya.
Salah satu pasangan penghuni surga yaitu ‘Ali bin Thalib dan Fathimah radhiyallahu ‘anhuma pun pernah mengalami pertengkaran. Dalam satu riwayat dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah Fatimah radhiyallahu ‘anha, dan beliau tidak melihat Ali di rumah. Beliau pun bertanya: “Di mana anak pamanmu?” Fathimah menjawab “Tadi ada masalah dengan saya, terus dia marah kepadaku, lalu keluar. Siang ini dia tidak tidur di sampingku.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabat tentang keberadaan Ali. “Ya Rasulullah, dia di masjid, sedang tidur.” Datanglah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ke masjid, dan ketika itu Ali sedang tidur, sementara baju atasannya jatuh di sampingnya, dan dia terkena debu. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusap debu itu, sambil mengatakan,
قُمْ أَبَا تُرَابٍ، قُمْ أَبَا تُرَابٍ
“Bangun, wahai Abu Thurab… bangun, wahai Abu Thurab…” (HR. Bukhari 441 dan Muslim 2409)
Tentu keluarga kita tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan keluarga Ali dan Fathimah, jika beliau berdua saja pernah bertengkar apalagi kita bersama pasangan kita. Namun satu hal yang bisa kita contoh adalah bagaimana mereka menyikapi pertengkaran tersebut. Pertengkaran yang terjadi di antara mereka tetap dalam bingkai aturan syariat, tidak saling menzhalimi, tetap menjaga hak pasangannya. Kemudian mereka berusaha mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan mereka.
Pertengkaran antara suami istri adalah sasaran empuk syaithan untuk menghembus api perselisihan tersebut semakin membesar. Jika masing-masing pihak tidak memahami aturan syariat, maka yang akan terjadi hanyalah kezhaliman, caci maki, KDRT, hingga berujung pada perpisahan. Itulah misi utama syaithan.
Oleh karena itu, jika sampai terjadi perselihan maka sadarilah terlebih dahulu bahwa hal itu adalah hal lumrah, agar tidak tidak putus asa dengan mengira kita adalah pasangan yang tidak cocok. Setelah itu, segera bangun komunikasi yang baik bersama pasangan hingga menemukan solusi atas perselisihan tersebut. Saling memahami dan memaklumi tabiat pasangan juga sering kali menjadi kunci sederhana mengatasi masalah-masalah tersebut.
Post a Comment