Agar Doa Terkabul

Agar Doa Terkabul 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

 اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Doa Adalah Ibadah

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat al Mukmin: 60.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Dalam ayat ini tegas disebutkan bahwa doa merupakan ibadah. Bahkan doa merupakan ibadah yang agung. Rasulullah ﷺ juga telah menegaskan bahwa doa adalah ibadah, dengan sabdanya,

الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ رَوَاهُ أَبُوْ دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي وَقَالَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ

”Doa adalah ibadah.” [Hadits riwayat Abu Daud dan At-Tirmidzi dan dia berkata,”hasan shahih.” Dari sahabat Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu]

Dalam ayat tadi Allah menegaskan bahwa siapa saja yang menyombongkan dirinya sehingga enggan beribadah kepada Allah maka Allah akan memasukkan dirinya ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina.

Yang dimaksud dengan إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى ‘Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku” dalam ayat tadi menurut Dr. Muhammad Sulaiman Al-Asyqar, dalam kitabnya, Zubdatut Tafsir min Fathil Qadir, adalah “dari berdoa kepada-Ku”

Untuk itulah kita diperintahkan agar berdoa kepada Allah Ta’ala baik dalam situasi apa pun, utamanya saat sedang menghadapi kesulitan dalam hidup dan jangan pernah sekalipun mengarahkan doa kepada selain Allah Ta’ala, karena itu merupakan kemusyrikan yang nyata dan pasti akan sia-sia.

Allah Ta’ala telah menegaskan bahwa siapa saja yang berdoa kepada-Nya pasti akan dikabulkan permohonannya sebagaimana dalam ayat tadi. Di bagian yang lain dari al-Quran juga disebutkan bahwa Allah akan memenuhi permohonan seseorang jika meminta kepada-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. [Al-Baqarah: 186]

Hanya saja, pengabulan doa dari Allah Ta’ala tidak datang begitu saja. Ada syarat-syarat yang harus terpenuhi agar doa itu terkabulkan. Lantas apa saja syarat-syarat dikabulkannya doa ?

Syarat Dikabulkannya Doa

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Syarat-syarat terkabulnya doa pada dasarnya ada tiga sebagaimana dijelaskan dalam Markazul Fatwa, website tanya – jawab persoalan agama di bawah pengawasan Dr. Abdulah Al-Faqih Asy-Syinqithy, yaitu:

1. Berdoa kepada Allah semata tiada sekutu bagi Allah, dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan karena doa adalah ibadah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina“. [Al-Mukmin: 60]

Dan dalam hadits qudsi yang diriwayatkan Imam Muslim disebutkan:

مَنْ عَمِلَ عَمَلًا أَشْرَكَ فِيهِ مَعِي غَيْرِي ، تَرَكْتُهُ وَشِرْكَهُ

”Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang di dalamnya dia menyertakan selain-Ku bersama-Ku maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya.”

2. Tidak berdoa yang mengandung dosa atau memutus silaturrahim.

Hal ini sebagaimana dalam hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ للعبدِ ما لم يَدْعُ بإِثْمٍ أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ، ما لم يَستعجِلْ». قِيلَ: يا رسولَ الله، ما الاستِعجال؟ قال: «يقول: قَدْ دَعَوْتُ وقد دَعَوْتُ، فلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لي، فَيَسْتَحْسِرُ عندَ ذلك، ويَدَعُ الدُّعاءَ

”Seorang hamba akan senantiasa dikabulkan (doanya) selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutus silaturrahim, selama dia tidak tergesa-gesa.”

Ditanyakan kepada Nabi ﷺ,” Apakah tergesa-gesa itu?” Nabi ﷺ bersabda,”Dia berkata,’Aku sudah berdoa. Aku sudah berdoa namun aku belum melihat doaku dikabulkan.” Ketika itu dia mulai merasa lelah lalu meninggalkan doa.”

3. Berdoa dengan hati yang hadir (konsentrasi) dan yakin dikabulkan.

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Al-Albani dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,”Rasulullah ﷺ bersabda,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ ‏

”Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kamu yakin dikabulkan. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai dan main-main.”

Sebab Allah Menolak Doa Hamba

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Bila seseorang telah berusaha memenuhi syarat-syarat berdoa namun doanya belum juga dikabulkan, boleh jadi ada sejumlah sebab yang menghalangi terkabulnya doa tersebut. Ada perkara-perkara yang menyebabkan Allah Ta’ala menolak doa hamba-Nya.

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al Munajjid, hal-hal yang bisa menghalangi terkabulnya doa adalah:

  1. Ada kelemahan dalam doa tersebut karena melampaui batas atau karena adab yang buruk dalam berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Yang dimaksud dengan melampaui batas adalah memohon kepada Allah ‘Azza wa Jalla sesuatu yang tidak boleh untuk diminta.

Misalnya, seseorang memohon agar kekal di dunia atau berdoa untuk hal dosa atau haram atau mendoakan kematian untuk dirinya sendiri dan seterusnya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

لا يَزَالُ يُسْتَجَابُ للعبدِ ما لم يَدْعُ بإِثْمٍ أو قَطِيعَةِ رَحِمٍ

Seorang hamba akan senantiasa dikabulkan (doanya) selama dia tidak berdoa dengan suatu dosa atau memutus silaturrahim..” [Hadits riwayat Muslim]

  1. Orang yang berdoa dalam keadaan lemah karena kelemahan hatinya dalam menghadap kepada Allah Ta’ala.

Adapun bersikap buruk dalam adab berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla misalnya meninggikan suara saat berdoa.

Atau berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dengan cara berdoa seperti orang yang tidak butuh kepada Allah, yang berpaling dari-Nya, atau orang yang memaksakan diri bersajak dalam lafazh doa, sibuk dengan hal itu dan mengabaikan makna.

Atau memaksakan diri untuk menangis atau berteriak atau berlebihan dalam hal tersebut.

  1. Terjerumus ke dalam hal-hal yang diharamkan oleh Allah seperti harta haram baik berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan kendaraan dan penghasilan dari pekerjaan – pekerjaan yang haram, selain itu juga noda-noda maksiat dalam hati, bid’ah dalam agama dan kelalaian yang mendominasi hati.
  1. Memakan makanan yang haram. Ini merupakan penghalang terbesar dikabulkannya doa.

Hal ini sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,’Rasulullah ﷺ bersabda,

إِنَّ اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبَاً وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ المُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ المُرْسَلِيْنَ فَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوْا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوْا صَالِحاً) (المؤمنون: الآية 51) ، وَقَالَ: (يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا كُلُوْا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ) (البقرة: الآية 172)،ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

”Sesungguhnya Allah Maha Baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kaum mukminin dengan sesuatu yang Allah perintahkan kepada para rasul.

Allah berfirman: ”Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shalih.” Dan Allah berfirman: ”Wahai orang-orang yang beriman, makanlah kalian dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian.”

Kemudian Nabi ﷺ menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang, berambut kusut dan berdebu, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa: ”Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku,”

Namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram dan dibesarkan dengan sesuatu yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan?.” [Hadits riwayat Muslim]

  1. Tergesa-gesa agar doanya dikabulkan dan merasa lelah lalu meninggalkan doa.

Hal ini sebagaimana sabda Nabi ﷺ

يُسْتَجابُ لأحَدِكُمْ ما لَمْ يَعْجَلْ، يقولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي

”Doa kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa, yaitu dia berkata,’Aku telah berdoa namun belum dikabulkan.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

  1. Menggantung doa. Misalnya, seseorang berkata,”Ya Allah ampunilah aku jika Engkau Menghendaki.”

Orang yang berdoa itu semestinya bertekad bulat dalam doanya dan bersungguh-sungguh serta meminta dengan sangat kepada Allah dalam doanya. Rasulullah ﷺ bersabda,

لَا يَقُوْلَنَّ أَحَدُكُمْ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ إِنْ شِئْتَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ إِنْ شِئْتَ ، لِيَعْزَمَ اْلمَسْأَلَةَ فَإِنَّهُ لَا مُسْتَكْرِهَ لَهُ ) رواه البخاري و مسلم

”Janganlah salah seorang di antara kamu berdoa, ‘Ya Allah ampunilah aku jika Engkau menghendaki’ atau berdoa, ‘Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepadaku jika Engkau menghendaki’,

Tetapi hendaklah ia bertekad bulat dalam permohonan itu, karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang bisa yang memaksa-Nya.”

Agar Doa Tidak Tertolak

Jamaah Jumat rahimakumulah,

Setelah diketahui segala hal yang bisa menghalangi terkabulnya doa, lantas apa saja hal-hal yang bisa memudahkan terkabulnya doa? Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid juga telah memberikan penjelasan yang gamblang tentang masalah ini.

Menurut beliau, agar doa kita tidak tertolak, maka kita harus melakukan hal-hal berikut:

1. Ikhlas dalam berdoa.

Hal ini merupakan adab paling agung. Allah Ta’ala telah memerintahkan agar ikhlas dalam berdoa denga firman-Nya:

ادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ ۚ

dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. [Al-A’raf:29]

Ikhlas dalam berdoa adalah keyakinan yang kokoh bahwa yang menjadi tujuan berdoa adalah Allah ‘Azza wa Jalla semata, Dzat Yang Maha Kuasa untuk memenuhi kebutuhannya dan jauh dari bersikap riya’ kepada makhluk dengan berdoa.

2. Bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala.

Sesungguhnya dosa dan maksiat merupakan sebab utama terhalangnya doa. Maka orang yang berdoa itu hendaklah segera bertaubat dan beristighfar sebelum berdoa.

Allah Ta’ala berfirman,

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. [Nuh: 10-12]

  1. Tadharru’ atau tunduk, khusyu’, tadzallul atau merendahkan diri kepada Allah, berharap dan takut kepada Allah. ini merupakan ruhnya doa, inti dan tujuannya.

Allah Ta’ala berfirman,

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” [Al-A’raf: 55]

  1. Meminta dengan sangat dan diulang-ulang tanpa rasa letih dan bosan.

Caranya adalah dengan mengulang doa dua atau tiga kali. Membatasi hingga tiga kali lebih utama sebagai bentuk ittiba’ Nabi ﷺ.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi ﷺ sangat suka mengulang doa sebanyak tiga kali dan beristighfar tiga kali. Hadits riwayat Abu Dawud dan An-Nasa’i.

  1. Berdoa di waktu lapang dan memperbanyak doa saat kondisi mudah dan leluasa. Nabi ﷺ bersabda,

تَعَرَّفْ إِلىَ اللهِ فِي الرَّخَاءِ يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ

”Mendekatlah kepada Allah di saat lapang niscaya Allah akan mengenalimu di saat sulit.”

[Hadits riwayat Ahmad]

  1. Bertawasul kepada Allah dengan Asmaul Husna dan sifat-Nya yang tinggi di awal dan akhir doa. AllahTa’ala berfirman,

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا

Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu . [Al-A’raf: 180]

  1. Memilih kata-kata yang singkat namun padat makna, doa-doa yang paling bagus dan paling mencakup serta paling jelas.

Sebaik-baik doa adalah doanya Nabi ﷺ walaupun seseorang boleh berdoa dengan selain doanya Nabi ﷺ yang terkait dengan kebutuhannya yang bersifat khusus.

Demikian tadi 7 hal yang perlu kita lakukan agar doa kita tidak ditolak oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Kedua

الحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَ اْلشُكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَ امْتِنَانِهِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى رِضْوَانِهِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى هَذَا النَّبِيِّ اْلكَرِيْمِ وَ عَلَى آلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ.

Hikmah Tertundanya Doa

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Sebagian orang sudah banyak berdoa namun belum kunjung dikabulkan doanya. Dalam hal ini, selama orang yang berdoa tersebut masih memiliki husnudzan kepada Allah Ta’ala maka itu tidak ada masalah.

Bagi orang yang doanya lama belum terkabul padahal berbagai syarat doa sudah dipenuhi dan banyak penghalang doa sudah diupayakan untuk dihilangkan, tentu ada rahasia dibalik itu semua.

Hendaknya menyadari bahwa Allah tidak memberi atau menahan sesuatu kecuali berdasarkan hikmah yang agung dan tujuan yang mulia untuk kebaikan sang hamba itu sendiri.

Untuk itu, ada baiknya kita mengetahui sejumlah hikmah dari ditundanya pengabulan doa. Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid di antaranya adalah:

  1. Allah Subhanahu wa Ta’ala memiliki hikmah yang sangat tinggi. Allah tidak memberi atau menahan kecuali karena hikmah. Boleh jadi seseorang melihat sesuatu dia sangka sebagai kebaikan akan tetapi hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menghendaki hal itu.

Seorang dokter terkadang melakukan banyak hal yang secara zhahir hal -hal tersebut menyakitkan. Akan tetapi sebenarnya hal itu justru bermaslahat. Dan bagi Allah lah permisalan yang tinggi.

  1. Terkabulnya sebuah permintaan terkadang di dalamnya mengandung bencana.

Diriwayatkan dari salah seorang ulama Salaf bahwa dia pernah memohon kepada Allah untuk bisa berperang.

Lalu ada sebuah suara berbunyi, ”Sesungguhnya jika kamu pergi berperang kamu akan tertawan dan jika kamu tertawan kamu akan masuk ke dalam agama Kristen.” [Shaidul Khatir: 1/109]

Manusia itu tidak mengetahui akibat akhir dari urusannya. Bisa jadi, apa yang dia minta itu berakibat tidak baik. Dan bisa jadi di dalamnya terdapat sesuatu yang membahayakannya. Yang Mengatur dirinya lebih mengetahui masalahat-maslahat dirinya.

Allaj Ta’ala berfirman:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. [Al-Baqarah: 216]

  1. Pilihan Allah untuk hamba-Nya adalah lebih baik daripada pilihan hamba untuk dirinya sendiri. Allah Ta’ala lebih  sayang kepada para hamba-Nya daripada diri mereka sendiri dan ibu-ibu mereka.

Bila menimpa mereka sesuatu yang mereka benci, sesungguhnya hal itu lebih baik bagi mereka daripada hal itu tidak menimpa mereka sebagai sebuah bentuk kebaikan bagi mereka dan kelembutan pada mereka.

Bila seorang hamba terlah pasrah kepada Allah, yakin bahwa kerajaan ini kerajaan Allah, perkara ini urusan Allah, dan bahwa Allah itu lebih sayang kepadanya daripada dirinya sendiri, niscaya hatinya akan menjadi baik, terlepas dari apakah kebutuhannya terpenuhi atau tidak.” [Madarijus Salikin 2/215]

  1. Tertundanya pengabulan doa karena orang yang berdoa itu sendiri telah melakukan sesuatu yang menghalangi terkabulnya doa atau menyebabkan tertundanya hal itu.

Bisa jadi karena ada yang haram dalam makanannya, atau saat berdoa hatinya lalai atau bisa juga karena melakukan maksiat. Akibatnya, doanya belum dikabulkan.

Jadi ketika doanya terlambat terkabul, hal ini mungkin mendorong orang yang berdoa tadi untuk memeriksa dirinya dan menguji dirinya bagaimana dia bersikap di hadapan Tuhannya, sehingga dia mengevaluasi dirinya sendiri dan bertaubat.

Andaikan doanya segera terkabul, maka bisa jadi dia benar-benar akan lalai terhadap dirinya sendiri. Dia akan mengira dirinya dalam keadaan baik-baik saja sehingga rasa ujub tersebut akan menghancurkannya.

  1. Tertundanya atau tertolaknya pengabulan doa terkadang karena Allah berkehendak untuk menyimpan pahalanya dan ganjarannya untuk dirinya pada hari kiamat atau Allah berkehendak untuk menghindarkan dirinya dari keburukan yang setara dengan doanya sementara dia tidak mengetahui.

Pada masing-masing dari tiga keadaan tersebut terkandung kepastian pengabulan doa meskipun dia tidak melihatnya secara kasat mata. Oleh karena itu, hendaknya orang yang berdoa itu berbaik sangka kepada Allah Ta’ala. Katakan saja, ada kemungkinan Allah sudah mengabulkan doa kita, namun kita tidak tahu bentuknya.

Nabi ﷺ telah bersabda dalam sbeuah hadits shahih riwayat Imam Ahmad (10749),

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلا أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاثٍ : إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا ، قَالُوا : إِذًا نُكْثِرُ . قَالَ : اللَّهُ أَكْثَرُ

”Tidak seorang muslim pun yang berdoa dengan suatu doa yang di dalam doa tersebut tidak mengandung dosa dan tidak pula memutus hubungan silaturrahim kecuali dengan doa itu Allah memberinya salah satu dari tiga perkara:

  • bisa jadi disegerakan untuknya pengabulan doanya,
  • bisa jadi Allah menyimpan (balasan) doanya itu untuknya di akhirat,
  • atau menghindarkan keburukan dari dirinya yang setara denga doa tersebut.

Para sahabat berkata,”Bila demikian, kami akan memperbanyak berdoa.” Nabi  bersabda,”Allah akan lebih banyak juga balasannya.”

Secara umum, tidak terkabulnya doa atau tertundanya pengabulan doa itu memiliki sejumlah sebab dan hikmah yang banyak. Seorang hamba seyogyanya mmeperhatikan persoalan tersebut dan jangan sampai meninggalkan doa. Sesungguhnya berdoa itu tidak pernah kosong dari kebaikan. Wallahu A’lam.

Demikianlah khutbah yang mengulas agar doa tidak tertolak. Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu karena rahmat Allah semata. Dan bila ada kesalahan dan kekeliruan maka itu dari kami dan dari setan. Allah dan Rasul-Nya ﷺ berlepas diri darinya. Marilah kita berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Doa Penutup

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ اْلمُسْلِمَاتِ وَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ اْلأَمْوَاتِ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ أَهْلِكِ اْلكَفَرَةَ وَ اْلمُشْرِكِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ

اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

 رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

وَ صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ, وَ سَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ, وَ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Tidak ada komentar