Al-Nur (Cahaya) yang Sebenarnya Hanyalah Allah SWT.

Al-Nur (Cahaya) yang Sebenarnya Hanyalah Allah SWT. 

Terlebih dahulu hendaknya Anda ketahui tentang makna Cahaya. Pertama, di kalangan orang-orang awam. Kedua, di kalangan orang-orang khusus. Dan ketiga, di kalangan orang-orang khusus dari yang khusus. Kemudian, Anda ketahui tingkatan dan hakikat cahaya yang dinisbahkan kepada kalangan khusus agar tampak bagimu, bila telah terungkap hakikat-hakikatnya, bahwa Allah Swt. Adalah “Cahaya yang Tertinggi dan Terakhir.” Dan bahwa Dia adalah Cahaya yang hakiki dan sebenar-benarnya, tiada sekutu bagi-Nya.

Adapun yang dikenal di kalangan orang-orang awam ialah bahwa cahaya menunjuk pada sesuatu yang tampak, sedangkan ketampakkan adalah sesuatu yang nisbi. Adakalanya sesuatu tampak dengan pasti bagi suatu pandangan pada saat ia tersembunyi bagi pandangan lainnya. Dengan demikian, ia adalah zhahir (tampak) dan bathin (tersembunyi) secara nisbi. Ketampakkannya itu tentunya berlaku bagi sesuatu daya cerap, sedangkan daya cerap yang paling kuat dan paling penting di kalangan awam adalah pancaindra yang di antaranya ialah indra penglihatan. Segala sesuatu, dalam kaitannya dengan indra penglihatan, dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Yang tidak tampak dengan sendirinya, seperti benda-benda yang gelap.

2. Yang tampak dengan sendirinya, tapi tidak dapat menampakkan sesuatu lainnya, misalnya benda-benda yang bersinar, seperti bintang-bintang dan zat api apabila tidak dalam keadannya menyala.

3. Yang tampak dengan sendirinya dan menampakkan benda-benda lainnya, misalnya matahari, bulan, api yang menyala, dan pelita.

Adapun “cahaya” ialah nama yang diberikan untuk bagian ketiga ini dan adakalanya untuks esuatu yang melimpah (memancar) dari benda-benda bersinar ke atas permukaan benda-benda padat. Sehingga dapat dikatakan “bumi bersinar” atau “cahaya matahari memancar di atas permukaan bumi” atau “cahaya pelita memancar pada dinding atau pakaian.”. kadang-kadang kata “cahaya” juga digunakan untuk benda-benda bersinar itu sendiri karena benda-benda itu memang bercahaya dengan sendirinya. Kesimpulannya, cahaya adalah sebutan sesuatu yang tampak dengan sendirinya ataupun yang membuat tampak benda lainnya, seperti matahari. Inilah definisi dari hakikat “cahaya” dalam makna dan pengertian yang pertama (yakni, yang berlaku di kalangan kaum awam)

Tidak ada komentar