Hukum Melukai Diri Sendiri dalam Islam

Hukum Melukai Diri Sendiri dalam Islam

Hukum Melukai Diri Sendiri dalam Islam dan Dalilnya

Di zaman modern ini, tampaknya kasus tentang bunuh diri sudah tak asing lagi. Banyak orang yang menganiaya dirinya sendiri hanya karena merasa despresi dan tertekan oleh kehidupan. Entah itu disebabkan oleh pekerjaan, cinta, atau lainnya. Orang yang demikian itu biasanya imannya tidak kuat. Mereka mudah terpengaruh oleh bisikan syetan. Berputus asa dan bertindak bodoh seolah-olah tidak ada Tuhan. Padahal jelas-jelas melukai diri adalah perbuatan dzalim yang tidak mendatangkan manfaat sedikitpun.

Nah, berikut ini penjelasan tentang hukum melukai diri sendiri dalam islam. Hukum Islam tentang Melukai diri Sendiri

Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum melukai diri sendiri adalah haram. Hal ini dikarenakan perbuatan melukai diri termasuk aniaya, yang mana bisa mendatangkan mudharat tanpa ada manfaatnya. Biasanya orang-orang yang melakukan menganiaya dirinya sendiri adalah mereka yang imannya lemah dan kurang mengamalkan rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman.

Allah subhana wa ta’ala berfirman: “Dan Kami tidaklah menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri, karena itu tiadalah bermanfaat sedikitpun kepada mereka sembahan-sembahan yang mereka seru selain Allah, di waktu azab Tuhanmu datang. Dan sembahan-sembahan itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali kebinasaan belaka.” (QS. Huud : 101 )

Dalil-Dalil yang Melarang Perbuatan Melukai Diri Sendiri

Terdapat banyak dalil syar’i, baik ayat Al-Quran ataupun hadist yang menjelaskan bahwa melukai diri sendiri adalah perbuatan dosa yang dilarang Allah Ta’ala. Diantara dalil tersebut, yakni:

“Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada merekadengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah sangat benci kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Ali ‘Imraan: 57)

“Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu [49]. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 54)

“Tuhan (Allah) tidak menzalimi mereka itu (maksudnya manusia), tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” (QS. Ar Rum: 9)

“Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya telah AKU haramkan atas diri-KU perbuatan zhalim dan Aku jadikan ia diharamkan di antara kamu; maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.” (HR Muslim)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’ : 29)

“Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur’an).” (QS. Al-Kahfi: 6)

“Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung sehingga membunuh dirinya, maka di dalam neraka Jahannam dia (juga) menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung. Dia akan tinggal di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Barangsiapa meminum racun sehingga membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya. Dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam. Dia tinggal di dalam neraka Jahannam selama-selamanya. Barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya. Di dalam neraka Jahannam ia akan menikam perutnya. Dia akan tinggal di dalam neraka Jahannam selama-lamanya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Selanjutnya terdapat dalil hadits, yaitu:

Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw bersabda : “Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka untuk selama-lamanya.” (HR.Muslim)

Dari Syaiban ra, dia mendengar Hasan ra, bercerita : “Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga.” (Karena dia sengaja bunuh diri.) Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, “Demi Allah! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw di dalam masjid ini.” (HR. Muslim)

Kisah Sahabat yang Melukai Dirinya, Lalu Nabi Muhammad Memohonkan Ampun Untuknya

Dari Jâbir bahwa Ath-Thufail bin ‘Amr ad-Dausi mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , apakah anda mau berlindung di sebuah benteng yang kokoh dan kuat? Benteng itu milik suku Daus di zaman jahiliyah.” Namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menerima tawaran itu karena kebaikan yang telah Allah Azza wa Jalla siapkan bagi orang-orang Anshar.

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berhijrah ke Madinah, Ath-Thufail bin ‘Amr juga berhijrah, bersama dengan seorang laki-laki dari sukunya (Daus). Kemudian mereka tidak suka tinggal di Madinah. Laki-laki tersebut sakit dan menjadi gelisah. Dia mengambil anak panah miliknya, lalu memotong sendi-sendi jarinya. Kedua tangannya mengalirkan darah lalu dia mati.

Kemudian Ath-Thufail bin ‘Amr bermimpi melihat kawannya itu dengan keadaan yang baik, namun dia menutupi kedua tangannya. Maka Ath-Thufail bin ‘Amr bertanya kepadanya: “Apa yang telah dilakukan oleh Rabbmu kepadamu?”. Dia menjawab: “Dia telah mengampuniku dengan sebab hijrahku kepada nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Kemudian Ath-Thufail bertanya lagi: “Kenapa aku melihatmu menutupi kedua tanganmu?” Dia menjawab: Ada yang mengatakan kepadaku, “Kami tidak memperbaiki bagian (tubuh) mu yang telah kamu rusakkan (sendiri)” .

Kemudian Ath-Thufail menceritakan mimpinya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Wahai Allah Azza wa Jalla, ampunilah juga kedua tangannya”. (HR. Muslim)

Azab Bagi Orang yang Melukai Dirinya Sendiri

Dari penjelasan diatas, sudah jelas bahwa perbuatan melukai diri sendiri tidak diperbolehkan dalam islam. Bahkan Allah Ta’ala mengancam memberikan azab kepada orang-orang yang berbuat aniaya atau mendzolimi diri sendiri. Diantaranya yakni:

Dijanjikan Neraka

“Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. An-Nisa’: 30)

Mendapatkan Siksa yang Setimpal

Seseorang yang bunuh diri dengan meminum racun, maka di neraka ia juga akan meminum racun tersebut tanpa berkesudahan. Bila ia menikam dirinya dengan alat tajam maka di neraka tubuhnya juga akan ditikam berkali-kali. Intinya, apa yang telah dilakukan akan kembali pada dirinya sendiri di akhirat kelak. Naudzubillah Mindzalik. Dari Tsabit bin Dhahhak RA, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam bersabda, “Siapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia, maka dia disiksa dengan (alat tersebut) pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diharamkan Surga

Dari Jundub bin Abdullah berkata, Nabi shalallahu ‘alahi wasallam bersabda: “Dahulu pada umat sebelum kalian, ada seorang lelaki yang terluka. Dia tidak sabar, kemudian dia mengambil pisau dan ia potong sendiri tangannya. Belum lagi darahnya kering, orang itu pun meninggal dunia. Kemudian Allah ta’ala berkata: hamba-Ku telah mendahului Aku dengan nyawanya, maka aku haramkan baginya surga.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Cara Menghadapi Cobaan Hidup

Setiap manusia yang hidup di dunia pastinya tak terlepas dari cobaan. Kondisi ini sangatlah wajar. Ada orang yang mendapatkan cobaan ringan, sedang dan adapula yang berat. Semua itu terjadi semata-mata karena Allah Ta’ala ingin menguji seberapa kuat iman kita. Sebagaimana firmanNya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (QS. Al-Ankabut: 2)

Untuk menghadapi cobaan dalam kehidupan, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang beriman:

Bersabar

Cobaan harus dihadapi dengan sabar dan berusaha ikhlas. Percayalah bahwa selalu ada hikmah dari setiap perkara. Untuk mencari ketenangan dalam islam dan mendapatkan jiwa tenang dalam islam hendaklah memperbanyak amalan istighfar dan bersyukur terhadap kondisi yang ada. Cara bersyukur menurut islam bisa dengan mengucapkan Alhamdulillah dan menerima apa-apa yang ditakdirkan oleh Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala berfirman:

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu´.” (QS. Al-Baqarah : 45)

Berdoa

Saat menghadapi kesulitan sebaiknya kita berdoa kepada Allah Ta’ala untuk memohon agar diberikan kemudahan dan kekuatan. Sebenarnya tidak ada cobaan yang melebihi kemampuan kita. Kita hanya perlu berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla. Dan jika perlu lakukan sholat tahajjud untuk muhasabah hati di malam hari. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al-Baqarah: 286)

Tidak Berputus Asa

Sesulit apapun keadaan kita di dunia tetap janganlah berputus asa. Kasih sayang Allah kepada hambaNya sangatlah besar maka itu kita tidak boleh menyerah terhadap rahmat Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana dijelaskan dalam dalil:

“Ibrahim berkata, tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat”.” (QS. Al Hijr: 56).

Katakanlah, Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.” (QS. Az Zumar: 53)

Jadi demikianlah penjelasan tentang hukum melukai diri sendiri dalam islam. Kesimpulannya, melukai diri adalah perbuatan haram yang mendatangkan dosa. Oleh sebab itu janganlah dilakukan.

Tidak ada komentar