Tata Cara Praktis Wudu
Tata Cara Praktis Wudu
Mukadimah
Segala puji hanya bagi
Allah, Pemelihara alam semesta, dan semoga selawat dan salam terlimpahkan
kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, seluruh keluarga dan sahabat beliau.
Ama bakdu,
Sebelumnya saya telah
menyusun buku ringkas mengenai tata cara salat, lalu sebagian ulama yang mulia
menyarankan untuk menyusun sebuah ringkasan tentang tata cara wudu, dan saya
memandang sarannya tersebut baik dan tepat.
Saya sebenarnya sudah
membahas tentang tata cara wudu ini secara terperinci dengan menyebutkan
perbedaan pendapat yang paling menonjol beserta dalil-dalil dan tarjihnya
(penentuan pendapat terkuat) dalam 3 karya:
Pertama: Syarḥ
Zādil-Mustaqni’.
Kedua: Syarḥ
Bulūgil-Marām.
Ketiga: At-Tauḍīḥ
Al-Muqni' Syarḥ Ar-Rauḍ Al-Murbi'.
Dan tulisan ringkas dalam
buku ini adalah rangkuman dari karya-karya tersebut.
Dalam rangkuman ini saya
akan menyebutkan,
1. Pendapat yang terkuat
saja dalam tata cara wudu.
2. Dalam bentuk
paragraf-paragraf yang berurutan agar mudah dipahami insya Allah.
Akhirnya, kami memohon
kepada Allah Yang Mahatinggi lagi Mahamulia agar menerimanya dan menjadikannya
sebagai amalan yang ikhlas karena mengharap wajah-Nya Yang Mulia.
Penulis:
Ahmad Al-Khalīl
2/7/1440 H
• Para ulama telah sepakat
bahwa wajib bagi setiap muslim untuk mempelajari tata cara berwudu.
• Wudu termasuk salah satu
ibadah yang sangat agung dalam islam.
• Wudu memiliki keutamaan-keutamaan
yang sangat banyak dalam syariat, di antaranya yang sering disebutkan dalam
hadis-hadis adalah: sebagai penghapus dosa-dosa.
Ini disebutkan dalam hadis
Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa
sallam- pernah bersabda,"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu (amalan) yang
dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat
derajat?"Mereka menjawab, ‘Tentu, wahai Rasulullah!’Beliau bersabda,
"Menyempurnakan wudu dalam kondisi yang tidak disukai, banyak berjalan ke
masjid, dan menunggu salat berikutnya setelah salat, itulah ribāṭ, itulah ribāṭ."HR.
Muslim [251].
Ketika seorang muslim
hendak berwudu, maka dia harus meminta pertolongan kepada Allah, kemudian
berwudu sesuai dengan penjelasan berikut ini:
1. Berniat untuk wudu;
berdasarkan sabda Nabi ﷺ,"Sesungguhnya segala amalan itu tergantung pada
niatnya; dan sesungguhnya bagi setiap orang (balasan dari) apa yang
diniatkannya."
2. Kemudian disunahkan
membasuh kedua telapak tangan tiga kali.
3. Kemudian melakukan
madmadah (berkumur-kumur) dan istinsyāq (memasukkan air ke hidung), wajibnya
satu kali, dan sunahnya tiga kali.
4. Yang sesuai sunnah
adalah menggabungkan antara madmadah dan istinsyāq dalam sekali cidukan.
5. Para imam mazhab yang
empat telah sepakat bahwasanya disunahkan untuk melakukan madmadah dan
istinsyāq dengan tangan kanan, lalu melakukan istinṡār (mengeluarkan air dari
hidung) dengan tangan kiri.
6. Kemudian membasuh
wajah, sekali basuhan hukumnya wajib, dan tiga kali hukumnya sunah; firman
Allah -Ta’ālā-,
“Wahai orang-orang yang
beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu…”
7. Batas wajah yang wajib
dibasuh dari sisi panjang adalah dimulai dari tempat yang biasa ditumbuhi
rambut (dahi atas) hingga bagian bawah kedua janggut dan dagu, dan batasan ini
merupakan kesepakatan di kalangan para fukaha.
8. Adapun batas wajah yang
wajib dibasuh dari sisi lebar adalah dimulai dari telinga sampai telinga, dan
ini merupakan kesepakatan para imam mazhab yang empat secara umum.
9. Apabila terdapat rambut
tipis yang menampakkan kulit di wajah; maka wajib untuk dibasuh kulit dan
rambutnya, sebab kulitnya tampak, sehingga wajib untuk dibasuh, dan juga
rambutnya, karena ia tumbuh di tempat yang wajib di basuh. Ini merupakan
kesepakatan di antara mazhab yang empat.
10. Apabila terdapat
rambut lebat di dalam batasan wajah, maka wajib membasuh bagian luar dari
rambut itu saja tanpa harus membasahi kulitnya, sebab itu tidak wajib.
11. Kemudian membasuh
kedua tangan hingga kedua siku; berdasarkan firman Allah -Ta’ālā-: “Dan
(basuhlah) kedua tanganmu sampai siku…” [QS. Al-Maidah: 6]. Sekali basuh
hukumnya wajib, dan tiga kali basuh hukumnya sunah.
12. Kemudian mengusap
semua kepala dengan air bersamaan dengan kedua telinga dengan sekali basuhan
hukumnya wajib; berdasarkan firman Allah -Ta'ālā-, “Dan sapulah kepalamu”. Dan
bagaimana pun caranya mengusap tetap diperbolehkan, dengan syarat harus mengenai
bagian yang wajib dibasuh, yaitu: mulai dari tempat yang biasa ditumbuhi rambut
(di atas dahi) hingga ke tengkuknya.
13. Tidak disunahkan
mengulang usapan kepala dan kedua telinga menurut kebanyakan ulama.
14. Disunahkan dalam
mengusap untuk menyapukan kedua tangannya dari bagian depan kepala sampai
tengkuknya, kemudian mengembalikannya lagi ke bagian depan kepalanya;
berdasarkan hadis Abdullah
bin Zaid bahwa Rasulullah ﷺ,“memulai (usapan) dari bagian depan kepalanya,
kemudian menarik kedua tangannya sampai ke tengkuk, lalu mengembalikannya lagi
ke bagian depan kepalanya.”
15. Kemudian memasukkan
kedua jari telunjuknya ke dalam dua daun telinga, dan mengusap bagian luarnya
dengan kedua ibu jari.
16. Kemudian membasuh
kedua kaki beserta mata kaki, yaitu dua tulang yang menonjol di bagian
pergelangan kaki; berdasarkan firman Allah -Ta'ālā-, “Dan (basuhlah) kedua
kakimu sampai kedua mata kaki.” Sekali basuh hukumnya wajib, dan tiga kali
hukumnya sunah.
Dan hendaknya
memperhatikan penyempurnaan bagian yang wajib dibasuh; berdasarkan sabda Nabi ﷺ,"Neraka
wail (diperuntukkan) bagi tumit-tumit (yang tidak terkena air
wudu)."Muttafaq ‘alaih dari hadis Abdullah bin Umar -raḍiyallāhu
'anhumā-.Juga berdasarkan hadis Umar bin Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu- bahwa
seorang lelaki berwudu lalu tidak membasuh bagian kakinya seukuran kuku. Lantas
Nabi ﷺ melihatnya, maka beliau bersabda, "Kembalilah dan perbaguslah
wudumu!" Orang itu pun kembali mengulangi wudunya lalu salat.HR. Muslim
17. Tertib atau berurutan
merupakan salah satu fardu dalam wudu; yaitu dengan cara mengurutkan basuhan
anggota-anggota wudu sebagaimana yang disebutkan dalam ayat wudu, dan tidak
boleh mendahulukan satu anggota wudu dari yang lainnya, seperti tidak boleh
mendahulukan basuhan kedua kaki dari kedua tangan.
18. Muwālāh juga merupakan
salah satu fardu dalam wudu. Maknanya adalah tidak mengakhirkan basuhan satu
anggota wudu sehingga membuat anggota wudu yang sebelumnya mengering.
Contohnya; tidak boleh mengakhirkan basuhan kedua tangan sehingga membuat wajah
mengering.
19. Berdoa setelah wudu
dengan membaca, “Asyhadu an lā ilāha illallāh waḥdahu lā syarīka lahu, wa
asyhadu anna muḥammadan 'abduhu wa rasūluh" (Aku bersaksi bahwasanya tidak
ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu
bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya)”
Ini berdasarkan hadis Umar
bin Khaṭṭāb -raḍiyallāhu 'anhu-, beliau berkata, Rasulullah ﷺ
bersabda,“Tidaklah seseorang di antara kalian berwudu lalu ia
bersungguh-sungguh (memperbagus wudunya) kemudian ia mengucapkan 'Asyhadu an lā
ilāha illallāh, wa anna muḥammadan 'abdullāh wa rasūluh', melainkan akan
dibukakan baginya delapan pintu surga, yang ia bisa masuk dari pintu mana saja
yang dia mau.”Dalam riwayat yang lain disebutkan makna yang serupa, hanya saja
beliau ﷺ mengatakan,“Siapa yang berwudu kemudian mengucapkan 'Asyhadu an lā
ilāha illallāh waḥdahu lā syarīka lahu, wa asyhadu anna muḥammadan 'abduhu wa
rasūluh'."HR. MuslimUmat Muhammad ﷺ akan dikenali pada hari kiamat melalui
bekas wudu mereka, sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Abu Hurairah -raḍiyallāhu
'anhu-,Dari Nu’aim Al-Mujammir, ia berkata, "Aku naik ke atas masjid
bersama Abu Hurairah, lalu dia berwudu, kemudian mengatakan, 'Sesungguhnya aku
mendengar Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari
kiamat dengan wajah berseri-seri dan pergelangan tangan serta kaki yang putih
karena bekas air wudu, sehingga siapa yang mampu di antara kalian untuk
memanjangkan cahaya wajahnya maka lakukanlah.”Muttafaq 'alaihJuga dari Ḥużaifah
-raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,“Sesungguhnya (luasnya)
telagaku lebih jauh antara jarak Ailah dengan ‘Adn. Demi Zat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, sesungguhnya aku akan menghalau beberapa orang darinya sebagaimana
seseorang menghalau unta lain dari telaganya.”Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah!
Apakah engkau mengenal kami?" Beliau menjawab,“Ya, kalian menemuiku dalam
keadaan wajah berseri-seri dan pergelangan tangan serta kaki yang putih
desebabkan bekas air wudu yang tidak dimiliki umat lain selain kalian.”Dan
dalam riwayat Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ
bersabda,“Ya, kalian akan memiliki tanda yang tidak dimiliki umat-umat sebelum
kalian; kalian akan ditampakkan kepadaku dalam kondisi wajah berseri-seri dan
pergelangan tangan serta kaki yang putih karena bekas air wudu.”HR. Muslim
“Siapa yang berwudu
kemudian mengucapkan 'Asyhadu an lā ilāha illallāh waḥdahu lā syarīka lahu, wa
asyhadu anna muḥammadan 'abduhu wa rasūluh'."
HR. Muslim
Umat Muhammad ﷺ akan
dikenali pada hari kiamat melalui bekas wudu mereka, sebagaimana yang
disebutkan dalam hadis Abu Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-,
Dari Nu’aim Al-Mujammir,
ia berkata, "Aku naik ke atas masjid bersama Abu Hurairah, lalu dia
berwudu, kemudian mengatakan, 'Sesungguhnya aku mendengar Nabi ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah berseri-seri
dan pergelangan tangan serta kaki yang putih karena bekas air wudu, sehingga
siapa yang mampu di antara kalian untuk memanjangkan cahaya wajahnya maka
lakukanlah.”
Muttafaq 'alaih
Juga dari Ḥużaifah -raḍiyallāhu
'anhu-, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,
“Sesungguhnya (luasnya)
telagaku lebih jauh antara jarak Ailah dengan ‘Adn. Demi Zat yang jiwaku ada di
tangan-Nya, sesungguhnya aku akan menghalau beberapa orang darinya sebagaimana
seseorang menghalau unta lain dari telaganya.”
Mereka bertanya,
"Wahai Rasulullah! Apakah engkau mengenal kami?" Beliau menjawab,
“Ya, kalian menemuiku
dalam keadaan wajah berseri-seri dan pergelangan tangan serta kaki yang putih
desebabkan bekas air wudu yang tidak dimiliki umat lain selain kalian.”
Dan dalam riwayat Abu
Hurairah -raḍiyallāhu 'anhu-, ia berkata, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
“Ya, kalian akan memiliki
tanda yang tidak dimiliki umat-umat sebelum kalian; kalian akan ditampakkan
kepadaku dalam kondisi wajah berseri-seri dan pergelangan tangan serta kaki
yang putih karena bekas air wudu.”
HR. Muslim
Selesai, Alhamdulillah.
Post a Comment