Jangan Mengintai, Jika Belum Ingin Menikah
Jangan Mengintai, Jika Belum Ingin Menikah
Yaa ikhwan, jika belum berniat melepas lajang. Jangan sekali-kali “mendekati” dengan yang namanya wanita. Walaupun engkau mengaku sudah teguh beragama [multazim], sudah banyak ilmu dan amalnya. Jika terkena tipu daya wanita, bisa saja akal sehatmu hilang walau setebal apapun iman menyelimutinya. Karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرَّجُلِ الْحَازِمِ مِنْ إِحْدَاكُنَّ
“Tidaklah aku pernah melihat orang yang kurang akal dan agamanya sehingga dapat menghilangkankan akal laki-laki yang teguh selain salah satu di antara kalian wahai wanita.” (HR. Bukhari no. 304)
Okelah jika engkau bisa menahan godaan setan, karena Allah ‘azza wa Jalla berfirman,
إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفاً
“sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” [An-Nisa’:76]
Tapi jangan pecaya diri dengan godaan wanita, karena Allah ‘azza wa Jallaberfirman,
إِنَّ كَيْدَكُنَّ عَظِيمٌ
“Sesungguhnya tipu daya kalian para wanita adalah besar/adzim” [Yusuf:28]
Nah, oleh karena itu yaa ikhwaan, jika belum ingin menikah janganlah kita:
-membicarakan akhwat,
“ si fulanah cantiknya 8 tapi si fulanah lebih cantik lagi nilainya 8,5”
“si fulanah asalnya daerah A, sama dengan daerah antum”
“ada akhwat ngetop, akhwat kedokteran lho, katanya jadi asisten anatomi, dah lama ngaji, katanya sih banyak yang ngincer, namanya sampai universitas di pulau A …”
–berbicara, sms, berhubungan dengan wanita diluar keperluan, apalagi sampai bercanda-canda. Termasuk menjadi CP kajian. Ikhwan CP kajian leluasa bertanya-tanya dengan akhwat CP kajian. Padahal ia bisa bertanya dengan orang lain. Sebaiknya CP kajian adalah ikhwan-akhwat yang sudah menikah. Atau jika tidak ada, sms melalui perantara mereka. Ingat saat kajian pandangan mungkin bisa dihijab, tetapi hati sulit dihijab dibalik Handphone atau facebook.
–berkedok agama untuk mendekati akhwat secara ilegal. Ini yang sangat parah.
“ukhti, nanti saya kasi majalah yang membahas tentang masalah ini”
“ukhti, jangan lupa shalat dhuha, nanti malam saya miscall buat shalat malam”
“ukhti, saya bisa bantu permasahan ukhti”
Atau yang lebih parah,
“saya bisa ajarkan ukhti bahasa Arab langsung di masjid”
“kebetulan saya bisa komputer, nanti saya instalkan programnya ke rumah ukhti”
Sekali lagi yaa ikhwan, jangan mengumpulkan info-info para akhwat jika masih belum ingin menikahinya. Engkau belum tentu bisa menikahi mereka semuanya, dan belum tentu juga mereka mau menikah dengan engkau. Ini perbuatan sia-sia, menyembelih waktu. Engkau bagaikan hanya mendengar atau melihat buah yang ranum, matang dan manis. Tetapi apa daya tangan tidak bisa menjagkau ke pohonnya. Karena ia bukan milikmu dan belum jatuh ke tanah. Engkau tinggal menahan menetesnya air liur akan buah ranum dan menahan perihnya rindu.
Ketahuilah, walaupun berniat mengajarkan bahasa arab dengan niat yang ikhlas awalnya, di balik hijab berdua saja. Masih ingat kisah seorang alim yang dititipkan seorang wanita kepadanya?. Karena ini cara setan mengiring perlahan-lahan seperti mengembala.
Karena setan sudah bersumpah.
قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَْ
ثُمَّ لآتِيَنَّهُم مِّن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ
وَعَن شَمَآئِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Karena Engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan(menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian aku akan datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” [Al-A’raf: 16-17]
Jadilah Ikhwan sejati dan taat terhadap agama-mu, engkau tidak ridha jika kelak anak perempuan atau saudari perempuanmu diperlakukan demikian.
Post a Comment