Yang Di Curi Oleh Gaget Dari Kita
Yang Di Curi Oleh Gaget Dari Kita
Gadget ibarat pedang bermata dua, tapi nampaknya sisi pedang yang negatif lebih tajam dan lebih sering terkena bagi mereka yang lalai. Sebenarnya kita tahu dan sadar akan hal ini, tetapi begitu dahsyat godaan gadget membuat kita lupa dan pura-pura lupa bahwa gadget telah MENCURI banyak hal dari kita.
Berikut beberapa hal tersebut dan kita berdoa dengan sungguh-sungguh dan terus saling mengingatkan akan hal ini:
1. Gadget mencuri waktu belajar kita
Orang yang belajar harus benar-benar menjauhkan gadgetnya. Hendaknya jangan meletakkan gadget di kamar apalagi di atas meja tempat belajar. Godaan sangat besar untuk memegang gadget, apalagi mendengar suara notifikasi sosmed dalam keheningan belajar. Bisa jadi yang terjadi adalah, belajar 10 menit, lihat gadget 5 menit, lalu belajar 10 menit, lihat gadget 10 menit, belajar 10 menit, lihat gadget seterusnya dan akhirnya lupa belajar. [1]
2. Gadget mencuri keikhlasan dan waktu Ibadah kita
Kami teringat ketika ibadah shalat jumat di masjidil haram, ada jamaah yang memfoto, memvideo-kan bahkan live streaming ketika khatib berkhutbah, padahal mendengarkan khutbah Jumat adalah rukun, jika ditinggalkan sengaja atau tidak sengaja ibadah tidak sah, kami khawatir ini yang terjadi. Demikian juga ibadah yang seharusnya dinikmati dalam kesendirian (berkhalwat) bersama Allah, jadi tidak nikmat karena harus mencari perhatian dan ridha manusia dengan memamerkannya baik secara langsung maupun tidak langsung dengan postingan ibadah kita untuk memberitahukan kepada penduduk jagat dunia maya.[2]
Secara langsung misalnya: posting selfie dekat ka’bah, posting datang ke kajian dengan niat riya’
Tidak langsung misalnya: buat status “alhamdulillah, nikmatnya buka puasa tiap senin-kamis”, atau sengaja sering update status di sepertiga malam terakhir agar orang-orang tahu dia sering bangun shalat malam
3. Gadget mencuri waktu romantis dan hangat suami-istri
Waktu tersebut terutama di saat malam hari, waktu malam hari terutama sebelum tidur adalah waktu paling pas bagi suami-istri untuk berbincang-bincang hangat, saling curhat, saling berbagi dan saling menceritakan kegiatan sehari-hari setelah seharian suami sibuk di luar rumah sedangkan istri sibuk di dalam rumah. Berbincang-bincang suami-istri sebelum tidur merupakan sunnah berpahala, akan tetapi gadget mencuri waktu tersebut. Menjelang tidur, suami-istri sibuk dengan gadgetnya masing-masing sampai mereka berdua ketiduran, benar-benar mencuri waktu romantis dan kehangatan suami-istri.[3]
4. Gadget mencuri waktu rekreasi kita
Trend rekreasi bisa jadi berubah, dahulu orang menikmati pemandangan dan spot indah yang bisa melepaskan penat dan jenuh dari rutinitas harian. Sekarang orang berusaha mencari spot untuk bisa foto selfie (spot instagramable), lalu posting dan menikmati gagdet serta komentar-komentarnya, lebih banyak waktu di depan gadget daripada menikmati pemandangan atau menghabiskan waktu untuk rekreasi.
5. Gadget mencuri kehangatan di meja makan
Wajar apabila sekeluarga sesekali keluar makan bersama kuliner untuk mencari variasi makan rutinitas di rumah, demikian juga perjumpaan dengan kawan lama yang semakin hangat di meja makan, akan tetapi gadget mencuri waktu mereka yang sibuk dengan mem-foto makanan dengan mencari sudut terbaik, lalu memposting dan kembali menikmati gadget, menunggu komentar dan menjawab satu persatu komentar yang berdatangan. Bisa jadi juga suasana kehangatan di meja makan dengan obrolan dan candaan ringan berubah menjadi hening dan kaku.
6. Gadget mencuri cinta dan perhatian dan berujung perselingkuhan bahkan perceraian
Adanya gadget dan sosial media memudah seseorang berinteraksi dengan siapa saja dan kapan saja. Tidak sedikit kasus perselingkuhan bermula dari gadget, di mulai dengan saling berbalas komentar, saling inbox/PM/DM, kemudian memunculkan rasa cinta (padahal bisa jadi romantis dan bujuk rayu itu palsu), mulai lah suami atau istri berpaling dari pasangan halalnya, kemudian membanding-bandingkan dengan perhatian yang semu, lalu sering konflik dan berujung perceraian. Ironisnya, teman komentar dunia maya-nya yang ia harap itu, tidak jelas rimba dan tidak jelas masa depan serta keluarganya.[4]
Bisa juga berawal dari grop reuni (kami tidak mengeneralisir semua reuni itu jelek), grop WA teman SMP, WA teman SMA atau kuliah, dalam grop itu bertemu lah ia dengan “mantan kekasih”, lalu saling berbalas komentar, terlebih ia sedang konflik atau minim perhatian dengan pasangan halalnya. Teringatlah ia masa-masa romantis dan kasih sayang yang dahulu akhirnya berujung dengan perslelingkuhan. Inilah yang disebut dengan CLBK (cinta lama bubarkan keluarga). Semoga Allah menjaga keluarga kita dari hal ini.
7. Gadget mencuri eksistensi di dunia nyata
Semoga kita selalu sadar bahwa kita hidup di dunia nyata, seharusnya dunia maya bukan tujuan utama, akan tetapi ada orang yang menghabiskan mayoritas waktu di dunia maya dan di depan gadgetnya. Orang sukses tidak akan menghabiskan waktu di dunia maya untuk hal-hal yang tidak penting atau tidak bermanfaat, semisal hanya membaca-baca berita atau komentar saja padahal setelah membaca berita dan komentar kita tidak berbuat apa-apa. Bisa jadi jadi dunia maya adalah pelarian diri orang yang tidak bisa eksis dan tidak diakui di dunia nyata atau tidak ada kesibukan berarti di dunia nyata, tidak jarang kita jumpai seseorang yang terlihat bijak, bersemangat, terlihat hebat atau shalih di dunia maya akan tetapi berbalik 180 derajat ketika kita jumpai di dunia nyata.
Masih banyak yang dicuri oleh gadget dari kita seperti kehangatan dan interaksi orang tua-anak, kehangatan berkumpul keluarga besar. Bisa jadi seseorang diajak bicara akan tetapi ia tidak fokus mendengarkan hanya mengiya-iyakan saja lawan bicaranya sedangkan tangan sibuk memegang gadget dan pikiran tidak berada di tempat.[5]
Kita berharap, berdoa bisa membagi waktu dan bijak mengunakan gadget.[6] Kami yang menulis pun perlu juga sering-sering diingatkan akan hal ini.
Demikian semoga bermanfaat.
Post a Comment