Akhlak Mulia Kepada Tetangga
Akhlak Mulia Kepada Tetangga
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن واله
Masalah adab bertetangga adalah masalah yang besar, bahkan disebutkan orang yang menyia-nyiakan hak tetangga akan menghalangi seseorang akan masuk surga.
Disebutkan dalam sebuah hadits, ada seorang sahabat datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menceritakan tentang perihal seorang wanita yang rajin shalat malam dan puasa di siang hari, akan tetapi dia tidak bisa menjaga lidahnya dengan selalu menyakiti tetangganya, maka Rasulullah mengatakan kepadanya: Tidak ada kebaikan pada dirinya, dia termasuk penghuni neraka.[1]
Hak Kepada Tetangga
Berkaitan dengan hak tetangga sangatlah diperhatikan dalam syari’at ini. Lihatlah bagaimana rasulullah ketika menuturkan dirinya di saat malaikat jibril alaihis salam yang selalu datang kepadanya dan mengatakan:
” ما زال جبريل يوصيني بالجارحتى ظننت أنه سيورثه “.
“Senantiasa jibril alaihis saalam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku menyangka dia akan mendapatkan warisan” (HR. Bukhari: 104 dalam Adabul Mufrad)
Di antara bentuk adab seorang muslim terhadap tetangga adalah:
Memilih Tetangga Yang Baik Di Sekitarnya
Dalam hadits disebutkan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“أربع من السعادة: المرأة الصالحة، والمسكن الواسع، والجار الصالح، والمركب الهنيء”
“Ada empat hal seorang mendapatkan kebahagian, yaitu istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman.” (HR.Ibnu Hibban: 4032)
Mencintai Tetanga
Dan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyebutkan dalam haditsnya:
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لِجَارِهِ – أَوْ قَالَ لأَخِيهِ – مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ.
“Demi Allah, seorang hamba tidak akan beriman sampai dia mencintai tetangganya –atau beliau mengatakan: untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya” (HR. Muslim: 180)
Bahkan juga Rasulullah صلى الله عليه وسلم jelas mengatakan:
“ليس المؤمن الذي يشبع، وجارُه جائع”.
“Bukanlah termasuk orang yang beriman yang merasakan kenyang sedangkan tetangganya dalam keadaan lapar” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrad: 112 dan disahihkan oleh syaikh Albani dalam As-Shahihah: 149)
Tidak Mengganggu Tetangga
Menyakiti tetangga ada beberapa bentuknya, bisa dengan ucapan misalnya mencaci makinya dan menghinanya. Atau dengan perbuatan, misalnya dengan memukulnya, Maka ini termasuk perkara yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Dan ini bukanlah termasuk sifat orang beriman yang suka berbicara kotor atau melaknat dan berbuat keji.
Karena syariat begitu perhatiannya dalam masalah ini, yang sangat erat hubungannya antara keimanan seseorang kepada Allah dan hari akhir yaitu dengan berbuat baik kepada tetangganya.
Sebagaimana dalam sebuah hadits disebutkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
« مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِى جَارَهُ »
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah dia menyakiti tetangganya” (HR. Bukhari: 5185)
Bahkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersumpah sebanyak tiga kali menyatakan seseorang tidak akan sempurna imannya dengan selalu menyakiti tetangganya dengan gangguannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
والله لا يؤمن والله لا يؤمن والله لا يؤمن قالوا وما ذاك يا رسول الله قال جار لا يأمن جاره بوائقه قالوا فما بوائقه يا رسول الله قال شره
“Demi Allah tidak akan beriman (beliau mengatakan sebanyak 3 kali) maka para sahabat bertanya: kenapa ya Rasulullah! Maka dia mengatakan: seseorang yang tidak merasakan aman tetangganya karena gangguannya,mereka bertanya, seperti apa gangguannya, maka rasul menjawab: berupa kejelekannya” (HR. Al-hakim dalam Mustadrak: 21)
Dalam riwayat Muslim disebutkan:
«لا يدخل الجنة من لا يأمَن جارُه بوائقه»
“Tidak akan masuk surga orang yang tidak merasakan aman tetangganya karena dengan gangguannya”
Bersabar Terhadap Tetangga
Sebagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda dalam haditsnya tentang tiga hal yang dicintai Allah, salah satunya beliau sebutkan tentang:
رَجُلٌ لَهُ جَارُ سَوْءٍ فَهُوَ يُؤْذِيهِ فَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُ فَيَكْفِيهِ اللَّهُ إِيَّاهُ بِحَيَاةٍ أَوْ مَوْتٍ
“Seseorang yang memeiliki tetangga yang buruk akhlaknya, maka tetangga tersebut menyakitinya maka dia bersabar terhadap gangguannya maka Allah akan mencukupinya dengan berbuat baik kepadanya dengan kematian atau kehidupan” (HR. Baihaqi di As-Sunan Al-Kubra: 18971)
Berbuat Baik Kepada Tetangga Yang Muslim Maupun Non Muslim.
Tidak diragukan bahwasanya Rasulullah memiliki akhlak yang mulia. Seperti halnya Allah memuji nabi-Nya dengan akhlak yang mulia, maka tercermin dalam kehidupan sehari-harinya dengan berbuat baik kepada tetangganya baik yang muslim maupun non muslim.
Lihatlah bagaimana Rasulullah صلى الله عليه وسلم ketika salah seorang sahabatnya Abdullah bin Amr bin ‘Ash radhiyallahu anhu ketika menyembelihkan kambing untuk beliau dan berkata kepada budaknya, seraya mengatakan: “apakah engkau sudah memberikan hadiah untuk orang yahudi ? apakah engkau sudah memberikan untuk orang yahudi?” Karena aku pernah mendengar Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“senantiasa jibril alaiahis salam mewasiatkan aku untuk berbuat baik kepada tetanga sampai aku mengira akan mendapatkan warisan terhadapnya”.
والله تعالى أعلم وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
[1] Lihat al-mustadrak al-hakim : 7305.
Post a Comment