Al-Karim Tumpuan Segala Hajat

Al-Karim Tumpuan Segala Hajat

لاَ تتَعدَّ نيَّةُ هِمَّتَكَ اِلىَ غيرِهِ فاَلْكَريْمُ لاَتتخـَطـَّاهُ الاَماَلُ

"Jangan melampaui/melanggar niat dan tujuanmu [hasrat dan harapanmu] kepada lain-Nya. Maka Tuhan yang maha pemurah itu tidak dapat di lampaui oleh sesuatu harapan (angan-angan)hamba.''

  1. Syarah
  2. Sebaiknya bagi orang yang mengharapkan berhasil hajatnya, jangan meminta kapada selain Allah (makhluk), karena itu bertentangan dengan sifat ‘ubudiyyah. Itu kalau permintaan itu disandarkan/bergantung pada makhluk, dan lupa pada Allah ketika berdo’a. apabila permintaan pada makhluk (manusia) menjadi perantara untuk meminta kepada Allah, dan selalu memandang Allah-lah dzat yang memberi. Permintaan seperti ini masih diperbolehkan.

    Perasaan yang luhur enggan membuka kebutuhan [hajat] -nya kepada orang yang tidak dermawan, dan tidak ada yang dermawan pada hakikat yang sebenarnya kecuali Allah Ta'ala.

    Syeikh Junaid al-Baghdadi berkata: ''Dermawan [Al-Karim] itu ialah yang memberi kebutuhan seseorang sebelum diminta.''

    Ada pula berpendapat: ''Dermawan [Al-Karim] ialah yang tidak pernah mengecewakan harapan orang yang berharap.''

    Dermawan [Al-Karim] yaitu apabila berkuasa mema'afkan, dan bila berjanji menepati, dan bila memberi lebih memuaskan dari harapan, dan tidak memperdulikan tentang berapa banyak pemberiaannya, dan kepada siapa yang ia berikannya.

    Al-karim adalah salah satu dari Asma’ul husna. Asma’ ini memberi pengertian yang istimewa tentang Allah.

    Al-karim berarti:

    1. Allah Maha pemurah.

    2. Allah memberi tanpa diminta.

    3. Allah memberi sebelum diminta.

    4. Allah memberi apabila diminta.

    5. Allah memberi bukan karena permintaan tetapi cukup sekedar harapan, cita-cita dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Allah tidak mengecewakan harapan hambanya.

    6. Allah memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para hamba-Nya.

    7. Allah Yang Maha Pemurah tidak dikira berapa banyak yang diberikan-Nya dan kepada siapa Dia memberi.

    8. Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah memberi dengan bijaksana, dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba yang menerimanya.

    Sekiranya para hamba mengenali Al-Karim niscaya permintaan, harapan dan angan-angannya tidak tertuju kepada yang lain melainkan kepada-Nya.

Tidak ada komentar