Alloh Tidak Akan Bosan Sampai Kalian Bosan
Alloh Tidak Akan Bosan Sampai Kalian Bosan
Bismillah…
Hadis tersebut adalah bersumber dari Ibunda ‘Aisyah -radhiyallahu’anha-, beliau menyampaikan,
دَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدِي امْرَأَةٌ ،
“Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam-, menemuiku saat aku sedang bersama seorang wanita. Aku sampaikan kepada beliau,
امْرَأَةٌ لَا تَنَامُ ، تُصَلِّي
“Beliau ini shalat terus tidak pernah tidur.”
Lantas Nabi -shallallahu’alaihi wa sallam- bersabda
عَلَيْكُمْ مِنْ الْعَمَلِ مَا تُطِيقُونَ فَوَاللَّهِ لَا يَمَلُّ اللَّهُ حَتَّى تَمَلُّوا وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ .
“Hendaknya kalian beramal sesuai kemampuan, demi Allah, Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan. Ibadah yang paling Allah cintai adalah yang dilakukan dengan konsisten.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Makna hadis ini adalah, Allah tidak akan pernah bosan memberi seorang pahala atas ibadah atau amal kebaikan yang mereka lakukan, hingga ia bosan dengan amalan tersebut. Sebagaimana penjelasan di dalam Fatawa Islam Sual wal Jawab,
إن قوله : (لا يمل حتى تملوا) يراد به بيان أنه مهما عملت من عمل فإن الله يجازيك عليه ، فاعمل ما بدا لك فإن الله لا يمل من ثوابك حتى تمل من العمل ، وعلى هذا فيكون المراد بالملل لازم الملل
“Makna Nabi ﷺ ‘Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan’ dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa apa pun amal yang kamu lakukan, Allah akan memberimu ganjaran atasnya. Maka, lakukanlah amal sebanyak yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan memberi pahala sampai kamu sendiri bosan beramal. Oleh karena itu, yang dimaksud dengan ‘bosan’ di sini adalah konsekuensi dari rasa bosan yang terjadi pada kebosanan hamba dari suatu ibadah itu sendiri.”
Kemudian, ada tambahan keterangan yang amat penting tentang hadis ini dari para ulama ahlussunnah, bahwa hadis ini berbicara tentang sifat Allah yaitu Al-Malal (bosan), namun perlu kita yakini di saat membaca dalil yang berisi sifat-sifat yang tampak negatif dari satu sisi, bahwa Allah tersucikan dari segala sifat tidak baik. Sifat ini saat menjadi salahsatu sifat Allah, terjadi sebagai respon terhadap kebosanan seorang hamba dari amal kebaikan. Bukan sifat yang ada tanpa adanya sebab. Sehingga dalam pemahaman yang demikian, sifat ini justru menunjukkan kesempurnaan Allah yang maha kuasa dan mulia.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Syaikh rahimahullah berkata:
” (فإن الله لا يمل حتى تملوا) من نصوص الصفات ، وهذا على وجه يليق بالباري لا نقص فيه ، كنصوص الاستهزاءِ والخداع فيما يتبادر “
“Sabda (Nabi ﷺ) ‘Sesungguhnya Allah tidak akan bosan sampai kalian bosan’ termasuk dari teks-teks sifat (Allah), dan ini harus dipahami dengan cara yang sesuai dengan keagungan Allah, tanpa mengandung kekurangan apa pun, seperti halnya teks-teks tentang ‘istihza’ (olok-olok) dan ‘khida’ (tipu daya), sebagaimana yang dipahami secara langsung.” (Fatawa Syaikh, 1/179).
Wallahua’lam bis showab.
Post a Comment