Macam-Macam Cinta, Jenis-Jenis Cinta dalam Islam

Macam-Macam Cinta, Jenis-Jenis Cinta dalam Islam

Pembagian Cinta Berdasarkan Hukumnya

1. Ibadah yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada perkara yang dicintai Allah

Allah ta'ala berfirman: "adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah" [Al-baqaroh: 165] Rasul shallahu 'alaihi wa sallam bersabda:"Tiga perkara yang apabila ada pada seorang hamba ia akan merasakan manisnya keimanan: (1)Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang dan tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah (3) dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk di ceburkan ke dalam neraka [HR.Bukhori: 16, Muslim: 43]

2. Kesyirikan yaitu cinta kepada selain Allah sebagaimana kecintaannya kepada Allah atau bahkan lebih Allah berfirman: "Dan diantara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan (Allah), yang mereka cintai seperti mereka mencintai Allah" [Al-Baqaroh: 165]

3. Kemaksiatan yaitu mencintai perkara yang haram, kebid'ahan, kemaksiatan, serta mencintai pelaku kebid'ahan, dan pengikut hawa nafsu, dan yang lainnya dari kecintaan yang menyelisihi syariat.

Allah berfirman: "Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz [1] menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya Kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata."

4. Mubah yaitu cinta tabiat, seperti mencintai anak-anak, keluarga, jiwa, harta, makan, tidur, dan perkara-perkara lain yang dibolehkan syariat. Allah berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖوَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[2] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

Namun seharusnya kecintaan pada perkara ini hanya sebatas kecintaan tabiat yang manusiawi. Apabila perkara-perkara tersebut menyibukkan, atau memalingkan manusia dari ketaatan kepada Allah dan menjadikannya meninggalkan beberapa perkara yang diwajibkan, maka kecintaan seperti ini termasuk kecintan maksiat. Terlebih lagi apabila kecintaan ini sampai melampaui batas dalam kehidupannya dan hatinya dan dia mencintainya seperti mencintai Allah atau bahkan lebih, maka kecintaan ini menjadi kecintaan syirik (kesyirikan).[3] Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَ مَنْ يَفْعَلْ ذٰلِكَ فَأُولٰئِكَ هُمُ الْخاسِرُونَ
"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi." [Al-Munaafiqun: 9]
رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.” [An Nur: 37]

makna cinta sejati dan pembagian cinta Pembagian Cinta Kepada Wanita

Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa cinta terhadap wanita ada tiga jenis: Yang pertama, Cinta sebagai amalan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah) dan ketaatan. Cinta ini seperti cinta seorang pria kepada istri dan budak wanitanya (jariyah). Ini adalah cinta yang bermanfaat, karena lebih kuat mengajak kepada tujuan disyariatkannya nikah oleh Allah, lebih menahan pandangan dan hati dari melihat-lihat kepada yang bukan istrinya. Oleh sebab itu pemilik cinta ini dipuji di sisi Allah dan manusia.

Yang kedua. Adalah cinta yang menjadi kemurkaan Allah dan jauh dari rahmat-Nya. Inilah cinta yang lebih berbahaya bagi seorang manusia terhadap dunia dan agamanya, yaitu cinta kepada murdan (laki-laki berparas wanita, baik masih anak-anak atau remaja putra yang belum tumbuh janggut dan kumisnya). Tidaklah diuji dengan keadaan ini kecuali orang-orang yang memang jatuh derajatnya disisi Allah. Orang seperti ini diusir dari pintu-Nya, bahkan hatinya dijauhkan dari-Nya. Ini adalah tabir paling tebal antara seseorang dan Allah.

Sebagaiman kata sebagian salaf (pendahuluan yang shaleh), "Apabila seorang hamba sudah jatuh nilainya dalam pandangan Allah, niscaya Allah menimpakan bala kepadanya berupa perasaan cinta terhadap murdan."

Cinta seperti inilah yang membawa umat nabi Luth kepada apa yang mereka rasakan. Tidaklah mereka mengalaminya kecuali dari arah 'isyq ini. Allah berfirman:

لَعَمْرُكَ إِنَّهُمْ لَفِي سَكْرَتِهِمْ يَعْمَهُونَ
"Demi umurmu (Muhammad) Sesungguhnya mereka terombang-ambing di dalam kemabukan (kesesatan)"[al-Hijr: 72]

Kata 'isyq sendiri artinya ifrath fil mahabbah (berlebihan dalam mencintai), yakni berkuasanya ma'syuq (yang dicintai) atas hati 'asyiq (yang mencintai) hingga ma'syuq tidak pernah hilang sekejap pun dalam khayal dan pikirannya. Awalnya mudah dan manis. Di tengah, dia adalah kegelisahan dan kesibukan hati (memikirkan si dia) dan racun. Adapun akhir dari 'isyq ini adalah celaan dan pembunuhan apabila pelakunya tidak mendapatkan pertolongan atau perhatian dari Allah.

Obat penyakit ini adalah istighatsah kepada Yang membolak-balikkan hati, jujur mencari perlindungan kepada-Nya, menyibukkan diri dengan zikir kepada-Nya, mengganti cinta itu dengan cinta kepada-Nya, dan dekat kepada-Nya, memikirkan kesengsaraan yang ditimbulkan oleh rasa 'isyq ini, kelezatan yang hilang karenanya, sehingga mengakibatkan kehilangan cinta yang lebih besar, mendapat sebesar-besar sesuatu yang tidak disukai.

Jika jiwa seseorang melangkah kepada perasaan tersebut, bahkan mengutamakannya hendaklah dia bertakbir untuk jiwanya empat kali sebagaimana takbir shalat jenazah, karena hatinya telah mulai mati, atau telah mati. Hendaknya dia mengetahui bahwa petaka sedang mengepungnya.

Tidak ada komentar