Maksiat mengundang kecaman dan celaan bagi pelakunya

Maksiat mengundang kecaman dan celaan bagi pelakunya

Dampak maksiat diantaranya dapat mengundang kecaman dan celaan, maksiat akan mencabut nama-nama yang harum dan pujian dan digantikan dengan nama-nama yang buruk dan celaan. Maksiat menaggalkan status dan namanya sebagai mukmin, barr(pelaku kebaikan), muttaqin (bertakwa), muhsin, muthi’ (taat), munib (patuh), wali, shalil, abid (ahli ibadah), kha’if (yang takut pada Allah), awwab (yang kembali kepada Allah), mardhiy (yang diridhai), thayyib (baik), dan lain sebagainya.

Perbuatan maksiat akan memakaikan kepada pelaku maksiat nama-nama yang buruk seperti fajir (durjana), ‘ashi (pemaksiat), mukhalif (penentang), musi’ (pelaku keburukan), mufsid (perusak), maskhuth (dibenci), khabits (keji), zani (pezina), sariq (pencuri), qatil (pembunuh), kadzib (pendusta), kha’in (penghianat), luthi (homo) dan lain sebagainya. Nama-nama tersebut merupakan nama kefasikan yang mendatangkan murka Allah swt, dan mengundang api neraka, serta mendatangkan kehidupan yang hina.

Allah berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُوْنُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوْا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْإِيْمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ(11)
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain,(karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) bisa jadi perempuan yang (diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolo-olok).janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan Janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka itulah orang-orang yang zalim.” (QS al-Hujurat [49] : 11)

Jika maksiat mengandung dampak nama-nama buruk tersebut dan ganjaran dosa, niscaya akal menolaknyaa. Jika di dalam ketaatan terdapat pahala dan nama-nama yang harum, niscaya akal akan memerintahkanya. Aka tetapi manusia memiliki hawa nafsu yang dapat menguasai akal manusia dan menjerumuskan manusia kedalam kebinasaan

Allah berfirman

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ ۖ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ ۗ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (18)
“Tidakkah engkau tahu, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (QS. Al-Hajj [22]: 18)

Tidak ada yang dapat mencegah apa yang diberikan Allah swt. dan tidak ada yang dapat memberi apa yang sudah dicegah Allah. Tidak ada yang dapat mendekatkan apa yang sudah sudah dijauhkan Allah dan tidak ada yang menjauhkan apa yang sudah didekatkan Allah.

Tidak ada komentar