Hari Raya: Ibadah dan Pengungkapan Rasa Syukur
Hari Raya: Ibadah dan Pengungkapan Rasa
Syukur
Segala puji bagi Allah I yang dengan nikmat-Nya
sempurna amal-amal shalih. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
yang termulia dari para nabi dan rasul yaitu nabi kita Muhammad r, dan terhadap keluarga dan
para sahabatnya, wa ba'du:
Sekarang, lembaran hari telah berlalu
dan jam-jam waktu telah lewat. Baru kemarin kita menyambut kekasih dan pada
hari ini kita melepasnya. Baru beberapa hari terbit hilal Ramadhan dan pada
hari ini belalulah hari-harinya. Sekalipun bangsa-bangsa –di sekitar kita-
merasa bangga dengan hari-hari dan hari besarnya, memberikan perhatian besar
padanya dan kebahagiaan yang palsu, maka sesungguhnya ia dibuat dalam
kebingungan dan berjalan dalam kesesatan. Kebenaran dan petunjuk tetap berada
di jalan umat Muhammad r. Segala
puji bagi Allah I yang
memberi petunjuk jalan kepada umat Islam, memberi ilham kepada petunjuk-Nya,
memberikan karunia khusus yang belum pernah ada sebelumnya. Bukalah lebar-lebar
matamu untuk melihat umat yang mendapat rahmat ini bersama tibanya hari lebaran
yang ia beribadah kepada Allah I dengan
berbuka, sebagai ia (umat islam) sebelumnya beribadah kepada-Nya dengan puasa.
Dari Anas t, sesungguhnya Nabi r, tatkala datang ke kota
Madinah, beliau mendapatkan mereka merayakan dua hari lebaran, beliau r bersabda:
{ كان لكم يومان تلعبون فيهما، وقد أبدلكم
الله بهما خيرا منهما، يوم الفطر، ويوم الأضحى }
[رواه أبو داود والنسائي]
"Kamu
memiliki dua hari lebaran yang kamu bermain-main padanya, sungguh Allah I telah
menggantikan untukmu yang lebih baik darinya, yaitu hari raya Iedul Fithri dan
Iedul Adha." HR. Abu Daud dan an-Nasa`i.
Lebaran
merupakan salah satu syi'ar Islam dan penampakan yang paling besar. Sebagian
manusia ada yang meremehkannya dan membuat hari-hari besar yang bid'ah. Maka
engkau melihat orang yang bersiap-siap untuk merayakan hari lahir, hari ibu dan
yang lainnya. Ia dan anak-anaknya merasa bahagia menyambut kedatangannya dan
mengeluarkan uang untuk menghidupkanya. Adapun hari besar Islam, maka tidak ada
nilai baginya. Bahkan mungkin lebaran berlalu sedangkan dia berpaling darinya,
tanpa memperdulikannya. Firman Allah I:
﴿ ذَلِكَ وَمَن
يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ ﴾
Dan
barangsiapa mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari
ketaqwaan hati. (QS. al-Hajj
Sesungguhnya
hari lebaran adalah hari bahagian bagi yang baik batinnya dan murni niatnya
karena Allah I. Lebaran
bukanlah bagi orang yang memakai pakaian baru dan berbangga diri dengan jumlah
dan persiapan. Sesungguhnya lebaran adalah bagi orang yang merasa takut
terhadap hari ancaman dan takut kepada pemilik arsy, menumpahkan air mata
karena bertaubat, berharap di hari pembalasan.
Saudaraku seiman: berikut ini ada
beberapa sikap, disertai adab dan hukum-hukum lebaran:
Pertama: Pujilah Allah I yang telah menyempurnakan
untukmu hari-hari di bulan yang agung ini, dan menjadikanmu terhadap orang yang
melaksanakan puasa dan shalat malam. Perbanyaklah berdoa agar Allah I menerima puasa dan shalatmu,
serta memaafkan kesalahan dan kekuranganmu.
Kedua: bertakbir, disyari'atkan
bertakbir setelah tenggelam matahari di malam lebaran hingga shalat ied. Firman
Allah I:
﴿ وَلِتُكْمِلُواْ
الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ ﴾ [البقرة:185].
Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya
yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah:185)
Dan
bacaannya adalah:
( الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر لا إله
إلا الله والله أكبر ولله الحمد )
Disunnahkan
laki-laki menyaringkan suara takbir di masjid, pasar, dan rumah untuk
menyatakan pengagungan Allah I dan
menampakkan ibadah dan syukur kepada-Nya.
Kedua: zakat fitrah: Rabb engkau I mensyari'atkan kepadamu di
penutup bulan ini untuk menunaikan zakat fitrah, yaitu untuk membersihkan orang
yang puasa dari perbuatan keji dan sia-sia serta memberi makan kepada
orang-orang miskin. Ukurannya adalah sebanyak satu sha', yaitu sekitar 2,40 Kg
dari gandum atau kurma, atau keju atau anggur atau besar atau makanan
sejenisnya, untuk anak kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, orang yang
merdeka dan budak dari kaum muslimin. Waktu paling utama untuk mengeluarkannya
adalah sebelum shalat ied dan boleh mengeluarkannya sebelum lebaran satu atau
dua hari, dan tidak boleh menundanya setelah shalat ied dan tidak boleh
mengeluarkannya, karena hal itu menyalahi perintah Rasulullah r. Zakat fitrah itu dari jenis
makanan manusia, dan harus mencari orang miskin untuk memberikannya kepada
mereka. Dan di antara gambaran pendidikan di rumah keluarga muslim adalah
membiasakan keluarganya untuk mengeluarkannya dengan mengikut sertakan anak
kecil.
Keempat: mandi dan memakai minyak wangi
bagi laki-laki serta memakai pakaian yang paling baik, tanpa berlebihan, tanpa
menutup mata kaki serta tanpa mencukur jenggot, maka ini hukumnya haram. Adapun
wanita, disyari'atkan baginya keluar menuju mushalla ied tanpa tabarruj
(membuka aurat) dan tanpa berminyak wangi. Alangkah ruginya wanita muslimah
yang keluar untuk taat kepada Allah I sedangkan
ia melakukan maksiat kepada Allah I dengan
tabarruj, membuka kepala dan memakai minyak wangi di hadapan laki-laki.
Kelima: memakan kurma dengan bilangan
ganjil, tiga atau lima sebelum pergi ke mushalla berdasarkan perbuatan
Rasulullah r.
Keenam: shalat bersama kaum muslimin
dan mendengarkan khutbah: menurut pendapat para ahli tahqiq dari para ulama
seperti Syaihul Islam dan yang lainnya sesungguhnya shalat ied hukumnya wajib
dan tidak gugur kewajibannya kecuali karena uzur. Para wanita juga menghadiri
shalat ied bersama kaum muslimin hingga wanita yang sedang haid, sekalipun ia
harus menjauh dari mushalla.
Ketujuh: melewati jalan yang berbeda:
disunnahkan pergi ke masjid melewati satu jalan dan pulang melewati jalan yang
lain, berdasarkan perbuatan Nabi r.
Kedelapan: tidak mengapa mengucapkan
selamat hari lebaran, seperti ucapan: 'Semoga Allah I ibadah kami dan kamu.'
Kami mengingatkan engkau, wahai
saudaraku yang tercinta, beberapa kesalahan yang sangat disayangkan terhadap di
hari dan malam lebaran, agar menjauhinya. Yang mengherankan sebagian kaum
muslimin menutup taat ini dengan perbuatan maksiat, dan yang lain mengganti
istighfar di akhir setiap ibadah dengan perbuatan sia-sia, dan di antara
kesalahan itu:
- Takbir berjamaah dengan satu suara atau diulangi di belakang satu
orang dengan ucapan 'Allahu Akbar'
atau membuat salah satu shighat takbir yang tidak disyari'atkan.
- Meyakini disyari'atkan menghidupkan malam lebaran dan mengutip
hadits-hadits yang tidak shahih.
- Menentukan hari lebaran untuk ziarah kubur dan memberi salam kepada
mayat.
- Bercampur laki-laki dan perempuan di sebagian mushalla, jalanan, dan
tempat permaianan.
- Sebagian orang berkumpul di hari lebaran untuk menyanyi, perbuatan
sia-sia dan percuma, dan ini tidak boleh.
- Sebagian orang merasa bahagia dengan tibanya lebara karena bulan
Ramadhan telah selesai dan berhenti ibadah padanya, dan seolah-olah ia
merupakan beban berat di atas punggungnya, ini adalah bahaya besar.
- Tenggelam dalam perkara yang dibolehkan, dari pakaian dan minuman,
hingga mengarah kepada berlebihan dalam hal itu. Firman Allah I:
﴿
وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴾ [الأعراف:31].
Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan. (QS. al-A'raaf:31)
Saudaraku yang tercinta, jangan
lupa bahwa Rabb bulan Ramadhan adalah Rabb semua bulan. Tetaplah selalu dalam
taat dan mohonlah ketetapan dalam agama ini hingga engkau bertemu dengan-Nya. Dan ketahuilah bahwa berakhirnya waktu
taat dan ibadah bukanlah pendorong hari lebaran, seperti yang disangka sebagian
orang, sebagaimana firman Allah I:
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى
يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴾ [الحجر:99]
dan
sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. al-Hijr:99)
yakin adalah
kematian. Sebagian salaf berkata: amal ibadah seorang muslim tidak berakhir
sebelum kematian. Al-Hasan berkata: 'Sebagian kaum ada yang enggan terus
menerus ibadah. Demi Allah, bukan seorang mukmin yang beramal satu atau dua
bulan, satu tahun atau dua tahun. Tidak demi Allah, amal ibadah seorang mukmin
tidak ada batas sebelum kematian. Saat khutbah di antara minbar, Umar bin
Khathab t membaca:
﴿ إِنَّ
الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ
الْمَلَائِكَةُ ﴾ [فصلت:30].
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:"Rabb kami
ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat
akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):" (QS. Fushshilat:30)
Ia berkata:
demi Allah, mereka istiqamah dengan taat kepada Allah I, kemudian tidak melakukan
penyimpangan.
Jika engkau –wahai muslim- meninggalkan
bulan taat dan ibadah, musim kebaikan dan kemerdekaan dari nereka, maka
sesungguhnya Allah I menjadikan
untuk kita taat dan ibadah yang menenangkan jiwa orang yang beriman dan
mendinginkan mata seorang muslim, berupa berbagai macam ibadah sunah sepanjang
tahun, di antaranya adalah:
- Puasa enam hari bulan Syawal: dari Abu Ayyub al-Anshari t,
sesungguhnya Nabi r
bersabda:
{ من صام رمضان ثم أتبعه ست من شوال كان كصيام الدهر } [رواه مسلم]
"Barangispa
yang puasa Ramadhan kemudian meneruskan puasa enam hari bulan Syawal, ia
seperti puasa satu tahun." HR. Muslim.
Jika engkau
mempunyai kewajiban mengqadha, maka bayarlah kemudian puasa Syawal.
- Puasa hari-hari putih dan hari Arafah bagi orang yang tidak berhaji,
demikian pula puasa hari Senin dan Kamis.
- Shalat malam dan menjaga shalat witir dan ikutilah orang-orang yang
terpilih:
﴿ كَانُوا قَلِيلاً مِّنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴾ [الذاريات:17].
Mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam; (QS. adz-Dzariyat:17)
- Selalu
melaksanakan shalat rawatib yang menyertai shalat fardhu yang berjumlah 12
rekaat: 4 rekaat sebelum Dhuhur, dua rekaat sesudahnya, dua rekaat setelah
Maghrib, dua rekaat sesudah Isya', dan dua rekaat sebelum Fajar.
- Membaca
al-Qur`an dan serius atasnya setiap hari, sekalipun hanya satu juz saja.
- Bersungguh-sungguh
terhadap amal kebajikan dan istiqamah di atas taat. Firman Allah I:
﴿
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ ﴾
[هود:112].
Maka
tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
(juga) orang yang telah taubat beserta kamu. (QS. Hud:112)
- Tadharru'
dan merendahkan diri, serta berdoa kepada Rabb-mu agar menghidupkan engkau
di atas Islam dan mematikan engkau atasnya, mintalah ketetapan di atas
kalimah tauhid. Di antara doa nabi umat ini adalah:
{ يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك } [رواه الترمذي].
"Wahai Yang Membolak balikan hati, tetapkanlah hatiku di
atas agamamu." HR. at-Tirmidzi.
Berbagai macam bentuk ibadah sangat
banyak dan pahalanya sangat besar. Firman Allah I.
﴿ مَنْ
عَمِلَ صَالِحاً مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ
يَعْمَلُونَ ﴾
[النحل:97].
Barangsiapa
yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih
baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS.an-Nahl:97)
Bersungguh-sungguhlah,
wahai saudara muslimku, untuk selalu melaksanakan amal shalih dan waspadalah
terhadap datangnya kematian saat engkau berbuat maksiat. Renungkanlah bahwa di
antara tanda diterimanya amal ibadahmu di bulan Ramadhan adalah engkau terus
menerus di atas ibadah sesudahnya, kebaikan diikuti oleh kebaikan dan keburukan
diikuti oleh keburukan.
Wahai kekasih,
hari-hari lebaran bukanlah hari-hari permainan dan melupakan diri, tetapi ia
adalah hari-hari untuk ibadah dan bersyukur. Seorang mukmin berbolak balik di
dalam berbagai macam ibadah dan tidak ada batas baginya. Dan di antara ibadah
tersebut yang dicintai Allah I dan diridhai-Nya
adalah: menyambung tali silaturrahim, mengunjungi keluarga, meninggalkan
kebencian dan kedengkian, kasihan terhadap orang muskim dan anak yatim, dan
membuat senang para janda dan orang fakir.
Renungkanlah perputaran
hari yang cepat berlalu, segeralah bertaubat dan kembali kepada Allah I dengan benar. Tanamkanlah, wahai kekasih, di dalam jiwamu untuk
selalu taat dan ibadah, maka sesungguhnya dunia hanyalah hari-hari yang sangat
sedikit. Ketahuilah, sesungguhnya hati seorang mukmin tidak bisa tenang dan
tenteram sehingga kakinya menginjakkan surga. Maka segeralah menuju surga yang
lebarnya seperti langit dan bumi. Jauhkanlah dirimu dari api neraka yang
menyala-nyala, tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang celaka. Peganglah
hadits Rasulullah r:
سددوا وقاربوا، وأعلموا أن لن يدخل أحدكم عمله
الجنة، وأن أحب الأعمال أدومها إلى الله وإن قل [رواه البخاري].
"Luruskan dan dekatkan, ketahuilah
bahwa amal ibadah seseorang darimu tidak bisa memasukkannya ke dalam surga, dan
sesungguhnya amal yang paling disukai kepada Allah I adalah yang terus
menerus, sekalipun hanya sedikit.' HR. al-Bukhari.
Ya Allah, tetapkanlah kami di atas iman dan amal shalih. hidupkanlah kami dalam kehidupan yang baik dan hubungkanlah kami dengan orang-orang shalih. Wahai Rabb kami, terimalah kami, sesungguhnya Engkau Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Ampunilah kami dan kedua orang tua kami serta semua kaum muslimin. Dan akhir doa kami adalah segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta.
Post a Comment