Suami Tidak Shalat
Suami Tidak Shalat
Segala puji hanya bagi Allah I. Kami mengucapkan shalawat dan salam kepada
makhluk termulia Muhammad bin Abdullah, dan atas keluarga dan para sahabatnya.
Dan sesudahnya.
Sesungguhnya shalat menduduki posisi sangat
penting, ia merupakan pemisah di antara kufur dan Islam, sebagaimana sabda Nabi
r:
اَلْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا
وَبَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian
di antara kami dan mereka adalah shalat maka barangsiapa yang meninggalkannya
maka sungguh ia menjadi kafir."
Akan
tetapi sangat mengherankan…banyak sekali orang yang meninggalkan shalat,
meremehkannya, dan selalu seperti itu. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan
Allah I.
Di manakah kita dibandingkan wanita
yang mengetahui keagungan syi'ar ini, bahkan besarnya dosa orang yang
meremhkannya, kendati ia adalah suami, anak, atau kerabatnya. Maka terbakarlah
hati nuraninya mengadukan bebannya dan meminta pertolongan –setelah memohon
kepada Allah I- kepada orang yang bisa
menolongnya.
Yang terpenting adalah suami yang
tidak perduli dengan shalat, maka datanglah darinya surat ini dan menulis
seraya bersumpah dengan nama Allah I agar engkau membaca yang
saya tulis atau menyerahkannya kepada imam masjid…inilah bunyi suratnya:
Segala puji bagi Allah I, shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah r. Saya menyampaikan beberapa
kalimat di hadapanmu, yang pertama saya berpesan untukmu dan diriku agar selalu
bertaqwa kepada Allah I. Maka sesungguhnya orang
yang bertaqwa kepada Allah I, ia mengharapkan pahala di
setiap amal perbuatannya. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah I, mengharapkan pahala di setiap
kesusahan dan Allah I melapangkan kesusahannya.
Dan aku memohon kepada Allah I bahwa ini bukanlah
pengaduan, maka sesungguhnya aku:
إِنَّمَا أَشْكُوْ بَثِّي
وَحُزْنِي إِلَى اللهِ
"Sesungguhnya aku mengadukan kegelisahan dan duka citaku
hanya kepada Allah I.'
Dan
aku memohon kepada-Nya agar aku termasuk wanita yang sabar, mengharapkan
pahala, dan orang yang mendapat cobaan yang dicintai oleh Allah I. Maka sesungguhnya aku mengetahui
seperti yang kamu ketahui: 'Barangsiapa yang Allah I mencintainya niscaya Dia I mengujinya.' Seperti yang disebutkan di dalam
hadits, dan saya mengetahui seperti yang kamu ketahui bahwa sesungguhnya di
dalam sabar terhadap yang dibenci terdapat kebaikan yang banyak. Kamu sekalian
–wahai orang-orang yang shalat- merasakan syi'ar yang besar ini, merasa tenang
dengannya, dan meminta tolong dengannya dalam menghadapi musibah dunia ini, dan
kamu membaca di dalam al-Qur`an:
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan
dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah I bersama orang-orang yang
sabar."
Dan kamu sekalian wahai semua
tetangga, yang Nabi r bersabda tentang mereka:
خَيْرُ الْجِيْرَانِ عِنْدَ اللهِ خَيْرُهُمْ
لِجَارِهِ
"Sebaik-baik
tetangga di sisi Allah I adalah sebaik-baik mereka
terhadap tetangganya."
Berapa
banyak kami lihat, saat kamu keluar dari rumah menuju shalat, dan kamu tidak
perduli dengan tetanggamu, apakah dia shalat bersamamu atau tidak. Dan kamu
tidak perduli ia meninggalkan shalat, sekalipun engkau bertemu atau duduk
bersamanya, kamu bermuka manis dan memberi salam kepadanya tanpa memberi
nasehat atau mengingatkan. Sesungguhnya saya mengabarkan kepadamu…
Sangat menyedihkan, sesungguhnya saya
banyak menahan beban bersama suamiku, aku menghadapi dan menasehatinya, akan
tetapi dia marah dan tidak perduli. Sudah berada kali aku merasakan tamparan di
wajahku. Sudah berada kali dia mengusirku dan aku berlindung kepada
tetanggaku…semua itu disebabkan nasehatku kepadanya untuk melaksanakan shalat.
Saya merasa khawatir bahwa berdiam diri
tentang dia yang tidak shalat bahwa Allah I menurunkan siksanya kepadaku
bersamanya…dan aku merasa takut memberi nasehat dan mengingatkannya kalau dia
menumpahkan kemarahannya kepadaku. Sudah berada kali aku menghadapinya dengan
hikmah dan lembut, akan tetapi ia bersikap kaku kepadaku dan tidak mau
menerima, dan ia bersikap kasar dalam muamalah.
Dan saya tidak menyembunyikan
kepadamu, sesungguhnya aku, demi Allah I yang tidak ada Ilah (yang
berhak disembah) selain Dia, merasa khawatir bahwa ia melepaskan kata-kata yang
para wanita tidak suka mendengarnya, yaitu kata-kata talak, durhaka dan
berpisah, yang saya rasakan merupakan jalan keluar terakhir. Saat-saat yang
paling menakutkan saat wanita mendengar perceraiannya. Maka demi Allah, sudah berada banyak rumah
kaum muslimin menjadi berantakan, dan sudah banyak sekali dipisahkan di antara
karib kerabat dan orang-orang tercinta. Karena alasan itulah aku meminta
pendapat dan pilihan bahwa kamu menjadi penolong untukku setelah Allah I, dan kita semua beriman dengan firman
Allah I:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتّقْوَى
"Dan tolong menolonglah di atas kebaikan dan taqwa."
Dan
saya tidak mengatakan bahwa musibah sesungguhnya saya adalah ibu anak-anak, dan
setelah Allah I, saya tidak mempunyai
siapa-siapa lagi selain laki-laki ini. Kedua orang tuaku telah meninggal dunia
dan saya menjadi tawanan di rumahnya, saya tidak mempunyai jalan keluar dan
tidak punya pikiran lain untuk meneruskan hidupku bersama laki-laki ini yang
mayoritas ulama berpendapat bahwa apabila ia tetap seperti itu berarti ia telah
kafir dengan ajaran yang diturunkan kepada Muhammad r. Bukanlah kita mendengar
hadits yang berbunyi:
العَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُم الصَّلاَةُ
فَمَنْ تَرَكَهَا
فَقَدْ كَفَرَ
"Perjanjian
di antara kami dan mereka adalah shalat maka barangsiapa yang meninggalkannya
maka sungguh ia menjadi kafir."
Sesungguhnya
suami saya tidak shalat, saya mengatakannya maka yakinlah apa artinya suami
saya tidak shalat. Apabila kata-kata ini tidak menggerakkan nurani dan ghirah
kamu terhadap agama ini, maka demi Allah I sungguh telah padam cahaya
iman di hati kalian yang tidak mengerti bahwa seorang muslim bagi muslim yang
lain bagaikan satu jasad.
Semua usaha dan sebab sudah terputus
dan tertutup di depan saya, dan tidak tersisa lagi selain pintu Allah I yang tidak merugikan hamba-Nya.
Bagaimana kamu tidak menjadi penolong bagiku, dan bagaimana kamu tidak
bersamaku, sedangkan musibah kita adalah satu…berziarah kepadanya, atau
menghubunginya lewat telepon, atau mengirim surat kepadanya dan orang-orang miskin
semisalnya. Maka sesungguhnya orang yang ikhlas kepada Allah I, maka Allah I tidak akan menyia-nyiakan
amal perbuatannya.
Sudah sering kali saya berusaha
meringankan rasa duka cita dari diri saya, dengan kalimah 'laa ilaaha
illallah' dan hasbunallahu wa ni'mal wakil ' dan saya berdoa kepada
Allah I dengan hati yang yakin bahwa apabila
Allah I menghalangi sesuatu dariku dari sesuatu
yang kuinginkan, maka Dia menghalanginya karena suatu hikmah, karena Dia I adalah yang paling bijaksana dari
orang-orang yang bijak.
Sesungguhnya saya tidak menyerukan kebebasan
dan tidak pula keluar dari sifat malu. Bukanlah apabila saya keluar tanpa hijab
tergerak di dada kalian sifat ghirah karena tindakan saya. Maka bagaimana sifat
ghirah ini tidak bergerak terhadap tetangganmu. Bahkan rasa ghirah untuk syi'ar
terbesar dalam agamamu..shalat, maka barangsiapa yang meninggalkannya niscaya
ia kufur. Bukankah kamu mendengarnya..maka ia menjadi kufur.
Di manakah sifat wala` (loyal) untuk
agama ini. apakah kamu tidak menanyakan tentang tetanggamu, apakah kamu tidak
merasakan bahwa kebaikan mereka juga merupakan kebaikanmu, musibah mereka juga
musibah kamu.
Apakah kamu merasa putus asa
berdakwah, maka sesungguhnya tidak ada yang putus asa dari rahmat Allah I kecuali orang-orang kafir. Wahai imam,
imam masjid yang demi Allah I kami berharap kepadamu
setelah Allah I. Sudah berapa kalimah keluar
dari mulutmu memberikan peringatan dari meninggalkan shalat. Sudah berapa kali
saya mendengarmu mengulangi kata-kata bahwa orang yang meninggalkan shalat
adalah memerangi manhaj Allah I. Orang yang meninggalkan
shalat tidak diajak makan bersama, minum bersama, duduk bersama, tidak diberi
kepercayaan, tidak dibenarkan, dan tidak dimandikan apabila wafat, serta tidak
dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Benarlah semua ini, dan engkau tidak
takut terhadap rakyatmu..benar, demi Allah, sesungguhnya kami adalah rakyatmu
dalam dakwah dan semangat di atas agama kami, dan saya tidak ingin
mengingatkanmu dengan hadits:
مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرعِيْهِ
اللهُ رَعِيَّةً فَلَمْ يحطهَا بِنَصْحِهِ لَمْ يَجِدْ رَائِحَة اْلجَنَّةِ
"Tidak ada seorang hamba yang Allah I memberi tugas kepadanya mengurus
rakyat, lalu ia tidak memberikan nasehat kepadanya, niscaya ia tidak
mendapatkan aroma surga." Sesungguhnya
saya tidak meminta harta dan tidak pula rasa belas kasih dengan menggerakkan
kepala, akan tetapi saya memohon pertolongan dan semangat darimu, dan janganlah
kamu termasuk orang yang berpura-pura tidak tahu, lupa, dan tidak perdulia
terhadap orang lain.
Maka tetanggamu mengadu kepada
ar-Rahman sirnanya nasehat
Dan
semua orang di dunianya berangkat pagi dan sore.
Wahai orang-orang baik, janganlah
kalian mencelaku karena mengadu dan meminta pertolongan. Maukah kalian
bersamaku dalam mencintai Nabi r dan mencintai haditsnya I:
فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
"Maka
carilah orang yang punya agama (kalau tidak demikian) niscaya bertanah tanganmu
(maksudnya terhina)."
Demi
Allah, sesungguhnya saya ingin melaksanakannya di sisi Allah I. Bisakah kalian menolong saya agar
setiap orang wanita beragama berada di rumahnya, bersama suaminya, dan di
antara tetangganya, dan tidak samar bagimu bahwa syetan selalu mengintai saya.
Bagaimana tidak, saya hanyalah seorang
diri mengetuk pintu Allah I, melihat keindahan sangkaan
apa yang Allah I perbuatan untuk kita dan
agama kita. Saya sangat yakin bahwa Allah I mengatur kebaikan untuk
agama ini dan sesungguhnya kebaikan untuk orang-orang yang bertaqwa, dan segala
puji bagi Allah I Rabb semesta alam.'
Ini adalah surat dari seorang wanita,
maka di makakah laki-laki? Di manakah laki-laki yang tidak terlalaikan oleh
perdagangan dan jual beli dari berzikir kepada Allah I dan mendirikan shalat.
Di manakah laki-laki yang menyukai
bersunyi, mensucikan diri dari sesuatu yang menyebabkan murka Allah I,, membersihkan diri dari sesuatu yang
menyebabkan kemarahan Allah I. Di manakah orang-orang yang
berkata: 'Rabb kami adalah Allah I' kemudian mereka istiqamah.
Ya Allah I perbaikilah kondisi kami dan kaum
muslimin di setiap tempat.
Post a Comment