Berbuat Baik
Berbuat Baik
وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ
Dan
berbuat baiklah sebagaimana Allah I berbuat baik kepadamu.
Sesungguhnya agama
mewajibkan kepada para pengikutnya (berbuat baik) dalam segala hal dan tidak
ridha dari para pengikutnya menyukai keburukan atau melakukannya. Maka sesuatu
yang diajak oleh agama kita adalah yang tertinggi dari perbuatan kita
sehari-hari yang salah yang merancukan gambaran akhlak dalam agama ini.
Sejak
langkah pertama di atas pintu Islam, kita dituntut untuk memperbaiki Islam kita
agar dilipatgandakan pahala kita. Al-Bukhari meriwayatkan:
إِذَا أَحْسَنَ
أَحَدُكُمْ إِسْلاَمَهُ فَكُلُّ حَسَنَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ لَهُ بِعَشْرِ
أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضعْفٍ وَكُلُّ سَيِّئَةٍ يَعْمَلُهَا تُكْتَبُ
لَهُ بِمِثْلِهَا
"Apabila seseorang dari kalian memperbaiki
Islamnya, maka setiap kebaikan yang dilakukannya ditulis untuknya sepuluh kali
lipat sampai tujuh ratus kali lipat, dan setiap keburukan yang dilakukannya
ditulis baginya seumpamanya."[1]
Bahkan sesungguhnya tumpukan (dosa) di masa jahiliyah
yang membebani pundak orang yang baru mendapat petunjuk, ia tidak bisa bebas
darinya kecuali dengan taubat yang benar dan memperbaiki amal perbuatan. Karena
itulah Nabi r bersabda:
مَنْ أَحْسَنَ فِى
اْلإِسْلاَمِ لَمْ يُؤَاخَذْ بِمَا عَمِلَ فِى الْجَاهِلِيَّةِ وَمَنْ أَسَاءَ فِى
اْلإِسْلاَمِ أُخِذَ بِاْلأَوَّلِ وَاْلآخِرِ
"Barangsiapa
yang baik di dalam Islam, niscaya ia tidak terkana sangsi karena perbuatannya di masa jahiliyah, dan
barangsiapa yang berbuat jahat di dalam
Islam niscaya ia terkena sangsi karena dosa yang pertama (di masa lalu) dan
yang terakhir."[2]
Ihsan
adalah profesional dalam bekerja, baik dalam pelaksanaan, dan bagus dalam
memberi yang meliputi fenomena kehidupan seorang laki-laki yang benar-benar baik.
Maka jika engkau melihat akhlaknya engkau menemukan akhlaknya yang baik, dan
sesungguhnya orang yang paling dicintai dan paling dekat kepada Rasulullah r adalah (Yang paling baik akhlaknya darimu)[3]. Dan
apabila engkau melihat kepada semua perbuatan orang yang baik niscaya engkau
menemukan perbuatan ihsan padanya secara umum, karena itulah Rasulullah r mengabarkan bahwa termasuk sebaik-baik manusia adalah:
مَنْ طَالَ
عُمْرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ
"Orang
yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya."[4]
Sesungguhnya semua
asfek kehidupan merupakan lahan untuk menaiki tangga kebaikan, karena itulah
larangan mengharap kematian dikarenakan yang disebutkan dalam riwayat
al-Bukhari:
لاَيَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ
الْمَوْتَ, إِمَّا مُحْسِنًا فَلَعَلَّهُ يَزْدَادُ وَإِمَّا مُسِيْئًا
فَلَعَلَّهُ يَسْتَعْتِبُ
"Janganlah
seseorang darimu mengharapkan kematian, bisa jadi ia orang yang baik maka ia
menambah kebaikan, dan bisa jadi ia adalah orang yang jahat maka kembali dari perbuatan jahat (bertaubat)."[5]
Maka ihsan menggiringnya kepada taubat dan
intropeksi diri sebelum tibanya kematian. Sehingga gambaran membunuh (dalam
qisas) dan menyembelih, gambaran perbuatan keras yang bisa diisi dengan
perbuatan ihsan:
وَلْيُحِدَّ
أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
"…dan hendaklah seseorang darimu menajamkan pisau
(golok)nya dan melapangkan sembelihannya."[6]
Shalat
merupakan salah satu sarana untuk menanamkan sifat ihsan di dalam jiwa karena
ia menghalangi dari perbuatan keji dan munkar dan seorang mukmin berdoa dengan
dosa yang ma'tsur:
اللهُمَّ
اهْدِنِي ِلأَحْسَنِ اْلأَخْلاَقِ لاَيَهْدِي ِلأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ
وَاصْرِفْ عَنيِّ سَيِّئَهَا لاَيَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, berilah petunjuk kepadaku kepada
akhlak yang paling baik, tidak bisa memberi petunjuk kepada yang terbaik
kecuali Engkau, palingkanlah dariku keburukannya, tidak bisa memalingkan
keburukannya dariku kecuali Engkau."[7]
Medan jihad
merupakan salah satu kesempatan naik dengan akhlak, membersihkan tabiat buruk,
dan menambah dalam ihsan. Disebutkan dalam sunan Ibnu Majah: "Wahai
Aktsam, berperanglah bersama selain kaummu niscaya baik akhlakmu dan engkau
mulia bersama teman-temanmu…'[8] Biasanya keluar (dari wilayahnya,) termasuk
yang berat terhadap jiwa dan bergabung bersama kaum yang lain dalam jihad fi
sabilillah merupakan kesempatan untuk mendapat pengaruh kebaikan yang ada di
sisi mereka dan memperbaiki budi pekerti dengan mengikuti yang paling utama
yang nampak dari mereka. Pergaulan singkat biasanya menampakkan yang terbaik di
sisi orang lain dan menutupi segala kekurangan yang nampak dalam pergaulan yang
lama.
Di antara
gambaran ihsan yang tertinggi –selamat bagi orang yang bisa sampai kepadanya-
bahwa engkau membalas keburukan dengan kebaikan dan engkau mengikuti kebaikan yang ada pada setiap orang.
Al-Bukhari meriwayatkan ucapan Utsman bin Affan t : "Jika manusia berbuat baik maka berbuat
baiklah bersama mereka, dan apabila mereka berbuat jahat maka jauhilah
kejahatan mereka."[9]
Tarbiyah
Qur`ani menumbuhkan dalam jiwa seorang mukmin gambaran ihsan, karena dia
diminta merenungkan kebaikan Allah I
kepadanya berupa nikmat-nikmat yang tak terhingga, dan dia dituntut berbuat
baik kepada makhluk seumpama yang demikian itu:
وَأَحْسِن
كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ
dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, (QS. al-Qashash :77)
Di dalam al-Qur`an banyak sekali anjuran bagi seseorang
agar berbuat baik untuk mendapatkan cinta Allah I, jaminan mendapat dukungan, tidak hilang pahala,
dekatnya rahmat darinya, dan diberikan hukum dan ilmu sebagai balasan perbuatan
baiknya, dan untuknya di akhirat al-Husna (surga) dan tambahan (melihat Allah I di surga), keselamatan, dan apa yang dikehendakinya…'[10]
Dan sangat
banyak lahan perbuatan baik di depan da'i. Jika ia ingin dakwah maka dengan
hikmah dan nasehat yang baik, dan jika ia menghendaki ucapan maka siapakah yang
lebih baik ucapan darinya? Dialah yang mengatakan kebaikan kepada manusia. Jika
ia menyuruh maka dengan adil dan ihsan. Dia yang menyuruh manusia agar
mengucapkan yang terbaik. Dan jika ia menolak orang-orang yang menentangnya
atau berdebat dengan mereka maka dengan cara yang terbaik. Dia berbolak baik
dalam gambaran ihsan sebagai pekerja dengannya dan mengajak kepadanya.
Jauhilah
bahwa engkau termasuk orang yang zalim kepada diri mereka sendiri yang jauh
dari rahmat Allah I:
إِلاَّ
مَن ظَلَمَ ثُمَّ بَدَّلَ حُسْنًا بَعْدَ سُوءٍ فَإِنِّي غَفُورٌ رَّحِيمٌ
tetapi
orang yang berlaku zalim, kemudian ditukarnya kezalimannya dengan kebaikan
(Allah akan mengampuninya); maka sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. an-naml:11)
Maka jadikanlah Allah I sebagai tujuanmu dan tambahlah perbuatan ihsan niscaya
Allah I meluruskan langkahmu dan menjadi penolongmu terhadap
orang yang memusuhimu.
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-'Ankabuut:69)
Janji Allah I
adalah kekal dan sunnah Allah I bersama orang-orang yang muhsin terus terjadi.
Ringkasan:
-
Agama kita mengajak kepada perbuatan
ihsan.
-
Di antara gambaran ihsan adalah
(baik islamnya dengan taubat yang benar).
-
Ihsan dalam bekerja adalah
mantap/profesional.
-
Ihsan kepada makhluk.
-
Ihsan dalam mengambil kesempatan
hidup.
-
Ihsan lahir dan batin.
-
Dosa merupakan penolong di atas
ihsan.
-
Jihad menolong berbuat ihsan.
-
Gambaran ihsan yang tertinggi adalah
membalas keburukan dengan kebaikan.
-
Semua sektor dakwah adalah perbuatan
ihsan.
[1] Shahih al-Bukhari, kitab iman, bab 31, hadits
no. 42.
[2] Shahih al-Bukhari, kitab al-Murtaddin, bab 1,
hadits no. 6921
[3] Shahih Sunan Tirmidzi 2./196 (Shahih).
[4] Musnad Ahmad 5/40
[5] Shahih al-Bukhari, kitab
berangan-angan, bab 6, hadits no. 7235
[6] Shahih Muslim, kitab berburu, bab 11, hadits
no 1955.
[7] Shahih Muslim, kitab para musafir, bab 26,
hadits no. 771.
[8] Mishbah az-Zujajah fi Zawa`I Ibnu Majah 2/118:
Isnadndya lemah, dan ia mempunyai syahid (penguat) dalam Shahih Ibnu Hibban,
Abu Daud, dan at-Tirmidzi, dan ia berkata:
hasan gharib.
[9] Shahih al-Bukhari, kitab azan, bab 57, hadits
no 695 (mauquf atas Utsman t).
[10] Isyarat kepada firman-Nya:
Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan
tambahannya.. (QS. Yunus:26)
Dan
firman-Nya:
Sesungguhnya
rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-A'raf:56)
Dan
firman-Nya:
Mereka
memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Rabb mereka.Demikianlah balasan
orang-orang yang berbuat baik. (QS. az-Zumar:34)
Post a Comment