BAHAYA BERBICARA TANPA ILMU

🕌 KHUTBAH JUMAT: BAHAYA BERBICARA TANPA ILMU

Khutbah Pertama

Khutbah dibuka dengan hamdalah dan shalawat:

الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا،
من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Amma ba’du,
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena hanya dengan takwa, hidup kita akan selamat di dunia dan akhirat.

Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Salah satu akhlak penting dalam Islam adalah berhati-hati dalam berbicara dan berfatwa, terutama dalam hal agama.
Sebab setiap kata yang keluar dari lisan kita akan dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala.

Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 36:

 وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولًا

Artinya:
"Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al-Isra’: 36)

Ayat ini menegaskan bahwa setiap pendengaran, penglihatan, dan hati manusia akan diminta pertanggungjawabannya.
Oleh karena itu, tidak pantas seseorang berbicara tentang sesuatu, apalagi tentang agama, tanpa dasar ilmu yang benar.

Para ulama menjadikan ayat ini sebagai dalil keharaman berbicara tanpa ilmu.
Bahkan sebagian ulama menggolongkannya sebagai dosa besar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَفْتَى بِغَيْرِ عِلْمٍ لَعَنَتْهُ مَلَائِكَةُ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
“Barang siapa berfatwa tanpa ilmu, maka ia dilaknat oleh para malaikat di langit dan di bumi.”
(H.R. Ibnu ‘Asakir)

Betapa berat ancaman ini, jamaah sekalian.
Orang yang berani berbicara atau menafsirkan hukum Allah tanpa ilmu, bukan hanya menyesatkan dirinya sendiri, tapi juga bisa menyesatkan orang lain.
Dan dosanya tidak kecil — sampai-sampai para malaikat melaknatnya.

Imam asy-Syafi’i rahimahullah juga pernah mengingatkan:

مَنْ سَامَ بِنَفْسِهِ فَوْقَ مَا يَسَاوِي رَدَّهُ اللَّهُ تَعَالَى إِلَى قِيمَتِهِ

“Barangsiapa mengklaim dirinya telah mencapai derajat yang belum ia capai, maka Allah akan membukakan kedoknya dan mengembalikannya ke derajat yang sebenarnya.”
(al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, 1/13)

Artinya, orang yang berpura-pura berilmu padahal tidak, atau merasa paling tahu, akan dibuka kedoknya oleh Allah — baik di dunia maupun di akhirat.
Ia akan dipermalukan, karena sombong dengan sesuatu yang bukan miliknya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Maka berhati-hatilah dalam berbicara, terutama soal agama, hukum, dan fatwa.
Jika kita belum tahu, lebih baik diam dan bertanya kepada yang lebih tahu.
Karena diam karena tidak tahu lebih selamat daripada berbicara tanpa ilmu.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Semoga kita semua menjadi hamba-hamba yang berhati-hati dalam ucapan, yang menjaga lisan dari dosa, dan yang hanya berbicara berdasarkan ilmu dan kebenaran.

Penutup khutbah pertama:

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، وتقبل الله منا ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم، فاستغفروه، إنه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua

الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه كما يحب ربنا ويرضى،
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله،
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.

Ma’asyiral muslimin hafizakumullah,
Ketahuilah bahwa lisan adalah amanah. Satu kalimat bisa mengangkat derajat seseorang ke surga, tetapi satu kalimat pula bisa menjerumuskannya ke neraka.

Maka, jagalah lisan kita dari perkataan yang sia-sia, dusta, ghibah, fitnah, dan terutama dari berbicara tanpa ilmu.
Jika ingin berbicara, pastikan itu bermanfaat, menenangkan, dan mendatangkan ridha Allah.

Marilah kita berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala:

اللهم إنا نسألك علماً نافعاً، وعملاً صالحاً، ولساناً صادقاً، وقلباً خاشعاً.
اللهم اجعلنا من الذين يستمعون القول فيتبعون أحسنه.
اللهم إنا نعوذ بك من علم لا ينفع، ومن قلب لا يخشع، ومن نفس لا تشبع، ومن دعاء لا يُسمع.

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات،
اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين،
اللهم اجعل هذا البلد آمناً مطمئناً وسائر بلاد المسلمين.

عباد الله،
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
(النحل: 90)

فاذكروا الله العظيم يذكركم، واشكروه على نعمه يزدكم
ولذكر الله أكبر، والله يعلم ما تصنعون

Tidak ada komentar