Rasa Malu kepada Allah dan Takut kepada-Nya
📘 MATERI CERAMAH ISLAMI
“Rasa Malu kepada Allah dan Takut kepada-Nya”
I. PEMBUKAAN
الحمد لله ربّ العالمين، والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
Segala puji hanya bagi Allah yang telah menganugerahkan kepada kita iman, rasa malu, dan rasa takut kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, teladan para muttaqin.
Tema ceramah kita hari ini adalah “Anjuran Malu dan Takut kepada Allah”, sebuah sifat mulia yang menjadi pondasi iman.
II. ISI CERAMAH
1. Makna Malu kepada Allah
Nabi ﷺ bersabda dalam hadits ini:
النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اسْتَحْيُوا مِنَ اللهِ حَقَّ الحَيَاءِ
“Rasakanlah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya malu.”
(HR. at-Tirmiżī, makna hadits)
Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, kami sudah punya rasa malu.”
Beliau menjawab:
لَيْسَ ذَاكَ الحَيَاءُ
“Bukan itu yang dimaksud rasa malu.”
Beliau melanjutkan:
مَنْ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الحَيَاءِ فَلْيَحْفَظِ الرَّأْسَ وَمَا حَوَى، وَالْبَطْنَ وَمَا عَوَى
“Siapa yang malu kepada Allah secara hakiki hendaklah ia menjaga kepala dan apa yang dipikirkannya, serta menjaga perut dan apa yang masuk ke dalamnya.”
Ini berarti:
Menjaga pandangan, pendengaran, ucapan.
Menjaga pikiran dari maksiat.
Menjaga makanan dari yang haram.
وَلْيَذْكُرِ المَوْتَ وَالْبِلَى
“Hendaklah ia mengingat mati dan kehancuran jasad.”
وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ تَرَكَ زِينَةَ الدُّنْيَا
“Siapa yang menginginkan akhirat, hendaklah ia meninggalkan gemerlap dunia.”
Kemudian beliau menutup dengan:
فَمَنْ فَعَلَ ذَلِكَ فَقَدِ اسْتَحْيَا مِنَ اللهِ حَقَّ الحَيَاءِ
“Siapa yang melakukan semua itu, sungguh ia telah malu kepada Allah dengan sebenar-benarnya.”
2. Rasa Malu adalah Cabang Iman
« الحَيَاءُ مِنَ الإِيمَانِ »
“Malu itu bagian dari iman.”
(HR. Bukhari & Muslim)
3. Dalil Al-Qur’an tentang Rasa Malu dan Takut kepada Allah
a. Allah memuji orang yang takut kepada-Nya walau tanpa terlihat
الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ
“(Yaitu) orang-orang yang takut kepada Rabb mereka sekalipun mereka tidak melihat-Nya.”
(QS. Al-Anbiyā’: 49)Y
b. Allah memuji orang yang malu dan takut pada hari hisab
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ
“Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan dirinya dari hawa nafsu, maka surga-lah tempat tinggalnya.”
(QS. An-Nāzi‘āt: 40–41)
c. Mengingat hari ketika bumi dan langit diganti
Dalam kisah perempuan yang bertobat, Nabi ﷺ membacakan firman Allah:
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ
“(Yaitu) hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain, demikian juga langit.”
(QS. Ibrāhīm: 48)
d. Langit dilipat pada hari kiamat
يَوْمَ نَطْوِي السَّمَاءَ كَطَيِّ السِّجِلِّ لِلْكُتُبِ
“(Yaitu) hari ketika Kami melipat langit seperti melipat lembaran-lembaran buku.”
(QS. Al-Anbiyā’: 104)
e. Amal buruk dihapus oleh amal baik
إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
“Sesungguhnya amal-amal kebajikan dapat menghapuskan dosa-dosa.”
(QS. Hūd: 114)
f. Anggota tubuh menjadi saksi
يَوْمَ تَشْهَدُ عَلَيْهِمْ أَلْسِنَتُهُمْ وَأَيْدِيهِمْ وَأَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Pada hari ketika lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas apa yang telah mereka kerjakan.”
(QS. An-Nūr: 24)
4. Dalil Sunnah tentang Tobat
« التَّائِبُ مِنَ الذَّنْبِ كَمَنْ لَا ذَنْبَ لَهُ »
“Orang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak memiliki dosa sama sekali.”
(HR. Ibnu Mājah)
5. Kisah Perempuan yang Sangat Malu kepada Allah
Kisah ini menunjukkan:
Dalam diri orang bertobat ada rasa takut dan malu kepada Allah.
Allah menghapuskan kesaksi-saksian atas dosa seorang hamba yang bertobat.
Allah menutupi aib hamba-Nya.
Nabi ﷺ bersabda (makna hadits):
“Apabila hamba bertobat, maka Allah memerintahkan para malaikat agar melupakan catatan dosanya.”
Dan memerintahkan bumi:
“لا تُظْهِرُوا مَسَاوِيهِ”
“Jangan tampakkan keburukan-keburukannya.”
Inilah kemuliaan besar bagi orang yang kembali kepada Allah.
6. Rasa Malu yang Akan Terjadi Pada Hari Kiamat
Nabi ﷺ menjelaskan bahwa pada hari kiamat:
Ada yang keringatnya sampai lutut.
Ada yang sampai pusar.
Ada yang sampai tenggorokan.
Semua karena malu kepada Allah ketika diingatkan akan dosa-dosanya.
Oleh karena itu Nabi ﷺ mengingatkan:
« يَا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ اذْكُرُوا ذَلِكَ الْيَوْمَ وَلَا تَغْفُلُوا »
“Wahai orang-orang beriman, ingatlah hari itu dan jangan kalian lalai.”
III. PELAJARAN PENTING
1. Malu kepada Allah adalah puncak keimanan
Malu yang benar bukan sekadar perasaan, tapi menjaga anggota tubuh dari maksiat.
2. Takut kepada Allah menghalangi kita dari dosa
Takut akan hari hisab menjadikan seorang hamba berhati-hati dalam hidup.
3. Tobat membuka pintu ampunan seluas-luasnya
Allah menutup aib orang yang bertobat dan menghapus dosa-dosa mereka.
4. Dunia tidak layak diutamakan
Siapa yang menginginkan akhirat akan mengutamakan yang kekal dibanding yang fana.
5. Ingat kematian setiap hari
Karena hanya dengan mengingat mati, hati lembut dan maksiat menjauh.
IV. PENUTUP
Semoga Allah menjadikan kita hamba yang:
punya rasa malu kepada-Nya,
takut kepada-Nya,
menjaga anggota badan,
selalu bertobat,
dan mempersiapkan diri untuk hari kiamat.
اللهم اجعلنا من عبادك الصالحين، واجعل الحياء لباسنا، والتوبة دثارنا، والآخرة همّنا الأكبر.
Āmīn
Post a Comment