DERMAWAN DALAM ISLAM
CERAMAH LENGKAP: DERMAWAN DALAM ISLAM – PRIBADI BERAKHLAKUL KARIMAH
Pembukaan
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على سيد المرسلين نبينا محمد، وعلى آله وصحبه أجمعين.
Amma ba’du…
Jama’ah rahimakumullah,
Salah satu mahkota akhlak mulia dalam Islam adalah kedermawanan. Ia adalah sifat para nabi, ciri utama para salaf, dan fondasi penting bagi terciptanya masyarakat yang harmonis.
1. FITRAH MANUSIA: CENDERUNG KIKIR, TAPI DIBERI POTENSI UNTUK DERMAWAN
Dalil Al-Qur’an
Allah menegaskan kecenderungan manusia pada sifat kikir:
QS An-Nisā’ 4:128
النَّفْسُ الشَّحُّ حُضِرَتْ وَأُحْضِرَتِ
"Sesungguhnya manusia itu memiliki sifat dasar kikir yang telah hadir dalam dirinya."
Tafsir
• Ibnu Katsir: “Yang dimaksud asy-syuhh adalah sifat kikir yang kuat, melekat, dan sulit untuk dilepas kecuali oleh orang yang diberi taufik oleh Allah.”
• Al-Qurthubi: “Manusia dibawa menuju sifat bakhil, namun diberi peluang oleh agama untuk mengobatinya dengan zakat, sedekah, dan infak.”
Artinya: kedermawanan bukan hanya sifat, tapi latihan jiwa yang berkelanjutan.
2. MENGAPA SEORANG MUSLIM WAJIB DERMAWAN?
A. Karena Perintah Allah dan Tuntunan Agama
(1) QS Maryam 19:31
وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا
"Dan Dia menjadikanku orang yang diberkahi di mana pun aku berada; dan Dia memerintahkanku (untuk melaksanakan) salat dan zakat selama aku hidup."
Makna “mubārakan” menurut Al-Imam Mujahid:
→ “Yang banyak memberi manfaat kepada manusia.”
(2) QS Al-Baqarah 2:261
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ...
"Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir…."
Ayat ini menekankan pahala berlipat ganda.
(3) QS An-Nisā’ 4:39
وَمَاذَا عَلَيْهِمْ لَوْ آمَنُوا بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللَّهُ
"Apa keberatan mereka beriman kepada Allah dan hari akhir serta menginfakkan apa yang Allah rezekikan kepada mereka?"
Pesan Ulama:
• Al-Qurthubi: “Allah mengecam orang yang enggan berinfak padahal diberi rezeki.”
• Ibnu Katsir: “Infak adalah bukti kebenaran iman.”
B. Karena Setiap Muslim adalah Pemimpin
QS Āli ‘Imrān 3:104
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ...
"Hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan..."
Para ulama menafsirkan:
→ Setiap muslim memiliki peran kepemimpinan, minimal pada dirinya, keluarganya, atau lingkungannya.
Catatan Ulama:
• Imam Al-Ghazali: “Pemimpin tidak akan sempurna kecuali dengan kedermawanan. Karena kepemimpinan adalah pelayanan, dan pelayanan membutuhkan pengorbanan.”
C. Kedermawanan adalah Obat Ketimpangan Sosial
Kekayaan tidak merata. Ada yang diuji dengan harta, ada yang diuji dengan kekurangan.
• Imam Ibnul Qayyim:
“Jika Allah memberi harta, Dia mengujimu apakah engkau menyalurkannya pada tempat yang tepat atau tidak.”
Kedermawanan menjadi penyeimbang sosial, penyambung hati, penghilang iri, dan pencegah permusuhan.
3. JENIS-JENIS KEDERMAWANAN DALAM ISLAM
A. Kedermawanan dengan Harta
Ini adalah yang paling populer.
Dalilnya sangat banyak, salah satunya:
Hadis – Riwayat Muslim
يَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى
"Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah."
(Jalan pemberi lebih mulia daripada penerima.)
B. Kedermawanan dengan Ilmu
• Imam Malik: “Ilmu bukan untuk dipendam, tapi untuk dibagikan.”
• Rasulullah ﷺ adalah orang paling dermawan dalam ilmu, tak pernah menolak pertanyaan.
Hadis
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari)
C. Kedermawanan dengan Tenaga dan Perbuatan
Hadis – HR. Muslim
وَتُمِيطُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ
"Menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah."
D. Kedermawanan dengan Senyuman
Hadis – HR. Tirmidzi
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ
"Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah."
4. MODAL UNTUK MENJADI DERMAWAN: KEMAUAN
Para ulama sepakat:
“Kedermawanan bukan soal banyaknya harta, tapi besarnya hati.”
Contoh:
• Abu Bakar: menginfakkan seluruh hartanya.
• Umar: menginfakkan separuh hartanya.
• Utsman: membeli sumur Raumah dan menyumbangkannya.
• Seorang sahabat miskin bersedekah hanya dengan sebutir kurma dan Rasulullah memujinya.
5. KEDERMAWANAN ADALAH KEBAIKAN UNTUK DIRI SENDIRI
QS Al-Isrā’ 17:7
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ
"Jika kalian berbuat baik, maka kalian berbuat baik untuk diri kalian sendiri."
Tafsir Ulama:
• Imam Al-Tabari: “Pahala kebaikan itu kembali kepada diri pelakunya.”
• Fakhruddin Ar-Razi: “Kedermawanan melapangkan hati, memperbanyak rezeki, dan memperkuat hubungan sesama.”
6. TELADAN KEDERMAWANAN NABI MUHAMMAD ﷺ
Hadis – HR. Bukhari dan Muslim
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ أَجْوَدَ النَّاسِ
"Rasulullah adalah manusia yang paling dermawan."
Ibnu Abbas menambahkan:
• “Kedermawanan beliau seperti angin yang bertiup kencang—cepat, luas, dan menyentuh semua orang.”
7. KOMENTAR ULAMA TENTANG KEDERMAWANAN
1. Imam Ibnul Qayyim
“Sifat paling berat bagi jiwa adalah dermawan. Karena itu ia menjadi puncak akhlak.”
2. Imam Ghazali
“Dermawan adalah induk dari sebagian besar akhlak mulia.”
3. Imam Nawawi
“Sedekah tidak mengurangi harta, justru menambah berkah dan manfaatnya.”
8. MANFAAT KEDERMAWANAN: DUNIA DAN AKHIRAT
1. Melapangkan rezeki
Hadis: “Harta tidak berkurang karena sedekah.” (HR. Muslim)
2. Menghapus dosa
Hadis: “Sedekah memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. Tirmidzi)
3. Menolak bala
Banyak ulama menyatakan berdasarkan hadis-hadis hasan bahwa sedekah dapat menolak musibah dan mempercepat pertolongan Allah.
4. Menjadikan hati tenang dan bahagia
Ibnu Qayyim:
“Orang yang paling bahagia adalah yang paling banyak memberi.”
9. PENUTUP CERAMAH
Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Kedermawanan bukan hanya perkara harta, tapi kemauan.
– Jika tak punya harta, maka ilmu.
– Jika tak punya ilmu, maka tenaga.
– Jika tak punya tenaga, maka senyum.
Dan jika tak mampu semuanya, berdoalah untuk saudaramu, karena itu pun sedekah.
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang lapang hati, mudah memberi, dan menjadi sumber kebaikan bagi orang lain.
والله أعلم بالصواب.
وصلى الله على نبينا محمد، والحمد لله رب العالمين.
Post a Comment