DIMANAKAH PUNCAK KEBINASAAN SESEORANG?

🎙️ NASKAH CERAMAH :

“DIMANAKAH PUNCAK KEBINASAAN SESEORANG?”

Berdasarkan Hadits Rasulullah ﷺ tentang Fitnah Keluarga di Akhir Zaman


🕌 PEMBUKA DENGAN GELOMBANG EMOSI

(5–7 menit)

Jamaah yang dirahmati Allah…

Malam ini… kita akan membahas sesuatu
yang bukan hanya menggugah pikiran…
tetapi mengguncang jiwa,
menggetarkan dada,
dan—jika kita jujur—akan membuat kita menunduk malu di hadapan Allah.

Topik kita malam ini adalah:

“Dimanakah Puncak Kebinasaan Seseorang?”

Sebuah pertanyaan…
yang jawabannya disampaikan oleh manusia suci pilihan Allah…
Nabi kita Muhammad ﷺ…
dengan suara berat, tegas, dan penuh kasih sayang.

Karena beliau tahu…
kita—umat akhir zaman—akan menghadapi fitnah yang tidak pernah dialami umat sebelumnya.

Fitnah apa itu?

Fitnah yang datang dari orang-orang yang paling kita cintai.


🌑 BAGIAN 1: Gambaran Zaman yang Nabi Takuti

(10–15 menit)

Jamaah sekalian…

Rasulullah ﷺ memberi gambaran tentang zaman menjelang kiamat…
sebuah zaman yang gelap… bukan gelap karena matahari meredup…
tetapi karena hati manusia tertutup oleh kecintaan dunia.

Beliau bersabda:

Hadits

يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا
“Seseorang di pagi hari beriman, sore harinya kafir.”
(HR Muslim)

Mengapa demikian?
Karena tekanan…
karena godaan…
karena tuntutan hidup…
karena dorongan orang-orang terdekat…

Imannya terkikis perlahan… tanpa disadari.

Sampai akhirnya Nabi menggambarkan situasi yang lebih menggetarkan.


📜 BAGIAN 2: TEKS HADITS UTAMA—FENOMENA MENGERIKAN

(10 menit)

Dengarkan baik-baik…
Hadits yang menjadi pusat ceramah kita malam ini.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسولُ الله ﷺ:
«سَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يَنْجُو فِيهِ الدِّينُ إِلَّا مَنْ فَرَّ بِدِينِهِ مِنْ شَاهِقٍ إِلَى شَاهِقٍ، وَمِنْ حُجْرٍ إِلَى حُجْرٍ، فَإِذَا كَانَ ذَلِكَ لَمْ تُصِبِ الْمَعِيشَةَ إِلَّا بِمَا يُسْخِطُ اللَّهَ…»

Terjemahan

“Akan datang suatu zaman ketika seseorang tidak dapat menyelamatkan imannya, kecuali ia lari dari satu puncak bukit ke puncak bukit lainnya, dari satu lubang ke lubang lainnya.
Dan pada masa itu, kehidupan tidak didapatkan kecuali dengan membuat Allah murka…”

Hadits ini bukan kalimat biasa, jamaah.
Ini adalah guncangan besar untuk kita semua.

Ketika hidup terasa sulit…
ketika nafkah terasa sempit…
ketika mencari uang halal terasa berat…
banyak orang akan tergoda mencari jalan pintas:

• riba
• korupsi kecil
• manipulasi
• menipu
• memalsukan data
• pekerjaan haram
• gaya hidup yang tidak sesuai kemampuan

Dan Nabi berkata:

“لَمْ تُصِبِ الْمَعِيشَةَ إِلَّا بِمَا يُسْخِطُ اللَّهَ”

“Hidup tidak bisa diperoleh kecuali dengan cara yang membuat Allah murka.”

Butuh iman yang luar biasa…
untuk tidak tergelincir pada zaman ini.


💔 BAGIAN 3: PUNCAK KEHANCURAN YANG TIDAK DISANGKA

(15 menit)

Jamaah sekalian…

Lalu Nabi ﷺ melanjutkan sabdanya dengan kalimat yang mengiris jiwa:

«هَلَكَ الرَّجُلُ عَلَى يَدَيْ امْرَأَتِهِ وَوَلَدِهِ…»

Terjemahannya:

“Dan kehancuran seseorang berasal dari (menuruti) istrinya dan anaknya…”

Allahu akbar.

Apa maksudnya?

Apakah istri dan anak adalah musuh?
Tidak.

Apakah keluarga adalah sumber bencana?
Tidak.

Tapi… jika tidak berhati-hati,
jika tidak ada ilmu,
jika tidak ada keteguhan iman…

mereka yang kita cintai bisa menuntut sesuatu yang:

✔ melebihi kemampuan kita
✔ melampaui batas syariat
✔ menyeret kepada maksiat
✔ menekan secara psikologis
✔ mengikis iman kita sedikit demi sedikit

Lalu Nabi ﷺ menjelaskan alasannya.

Ketika sahabat bertanya mengapa keluarga bisa menghancurkan, Nabi menjawab:

Teks Hadits

«يَعِيبُونَهُ بِضِيقِ الْمَعِيشَةِ…»
“Mereka mencelanya karena sempitnya kehidupan…”

«فَيُكَلِّفُونَهُ مَا لَا يُطِيقُ…»
“Mereka menuntutnya melebihi kemampuannya…”

«فَيَدْخُلُ الْمَضَايِقَ الَّتِي يُهْلِكُ فِيهَا نَفْسَهُ»
“Maka ia pun masuk ke jalan yang membinasakan dirinya.”


🧨 BAGIAN 4: Ilustrasi Emosional — Realita Kehidupan Modern

(15–20 menit)

Mari saya gambarkan situasi yang terjadi di sekitar kita…

1. Kisah Ayah yang Terseret Riba

Seorang ayah bekerja keras…
sudah berjuang siang malam…
tapi gaji tetap tidak cukup.

Anaknya berkata:
“Yah… semua teman punya HP baru. Aku malu…”

Istrinya berkata:
“Bang… tetangga kita renovasi rumah. Masa kita tidak?”

Kerabat berkata:
“Kok hidup kamu sempit sekali? Malu dong, kamu kan kepala keluarga!”

Apa yang terjadi?
Ayah itu kehabisan cara…
dan akhirnya terjerat riba.

Bank senang.
Syaitan tertawa.
Iman perlahan terkikis.

Dan di malam hari… dia menangis sendiri…

2. Kisah Suami yang Menjerumus demi Gaya Hidup

Seorang suami bekerja sopan, jujur, sederhana.
Tapi istrinya berkata:

“Aku mau tas ini. Aku mau jalan-jalan ke sini. Aku mau hidup seperti teman-temanku.”

Akhirnya suami ini:

→ mengambil proyek haram
→ menerima gratifikasi
→ memanipulasi laporan
→ dan masuk dalam lingkaran maksiat

Ia tidak ingin…
tapi ia dipaksa oleh tekanan batin…

3. Kisah Ibu yang Menekan Suami

“Bang, anak kita harus masuk sekolah favorit.
Meskipun mahal, pokoknya harus!”

Akhirnya…
suami mencari uang dengan cara tidak halal.

Jamaah sekalian…
Bukankah ini terjadi di kota-kota kita?
Bukankah kita melihat—bahkan mengalami—hal seperti ini setiap hari?


📚 BAGIAN 5: Dalil Qur’an yang Menguatkan Peringatan Nabi

(15 menit)

1. QS. At-Taghabun: 14

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ
“Hai orang-orang beriman, sesungguhnya di antara istri-istri dan anak-anak kalian ada yang menjadi musuh bagimu…”

Musuh bukan karena benci,
tetapi karena tuntutannya bisa menyeret pada dosa.

2. QS. Al-Munafiqun: 9

لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Jangan sampai harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari mengingat Allah.”

3. QS. Al-Baqarah: 286

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kemampuannya.”

Kalau Allah tidak membebani…
maka keluarga juga tidak boleh membebani seseorang di luar kemampuannya.


🔥 BAGIAN 6: Komentar Para Ulama yang Menggugah

(10–12 menit)

1. Ibnul Qayyim

“Siapa yang menjadikan ridha manusia sebagai tujuan utamanya, ia tidak akan mendapat ridha Allah… dan ridha manusia.”

2. Imam al-Ghazali

“Banyak orang yang merusak akhiratnya demi menyenangkan keluarga.”

3. Syaikh as-Sa’di

“Keluarga adalah ujian. Jika mereka mendukung ketaatan, maka mereka adalah nikmat. Jika mereka menyeret kepada maksiat, maka mereka adalah fitnah.”


🌄 BAGIAN 7: Makna Retorik “Lari ke Puncak Bukit”

(15 menit)

Nabi berkata:

“فَرَّ بِدِينِهِ مِنْ شَاهِقٍ إِلَى شَاهِقٍ…”

“Lari menyelamatkan imannya dari puncak bukit ke puncak bukit…”

Makna hakikinya:

➡ Menjauh dari lingkungan buruk
➡ Menolak gaya hidup memaksa
➡ Tidak ikut arus masyarakat
➡ Tidak mengejar status sosial
➡ Berani mengatakan “tidak” pada dosa
➡ Menjaga iman meski harus kehilangan kenyamanan dunia

Hidup halal kadang penuh kesempitan…
tapi penuh keberkahan.

Hidup haram kadang tampak luas…
tapi di dalamnya terdapat kehancuran.


🧭 BAGIAN 8: 10 PRINSIP PENYELAMATAN IMAN DI AKHIR ZAMAN

(15–20 menit)

1. Tetapkan bahwa ridha Allah adalah prioritas tertinggi.

Bukan istri.
Bukan anak.
Bukan tetangga.
Bukan status sosial.

2. Ajarkan keluarga hidup sederhana.

3. Penuhi kebutuhan mereka—bukan keinginan mereka.

4. Tolak dengan tegas tuntutan yang haram.

5. Perkuat iman keluarga dengan ilmu.

6. Latih istri dan anak mencintai akhirat.

7. Buka komunikasi tentang kemampuan finansial.

8. Jadikan rumah sebagai tempat zikir, bukan arena persaingan dunia.

9. Bangun karakter keluarga yang qana’ah.

10. Berdoa sungguh-sungguh agar keluarga menjadi penyejuk mata.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ


🌧️ BAGIAN 9: Renungan yang Membuat Menangis

(10 menit)

Saudaraku…

Kita sering menangis karena:

• tidak bisa belikan ini
• tidak bisa belikan itu
• tidak bisa penuhi permintaan keluarga

Tapi pernahkah kita menangis
karena takut kehilangan iman?

Pernahkah kita menangis
karena harus memilih antara ridha Allah atau ridha keluarga?

Pernahkah kita menangis
karena tuntutan dunia mengikis ketaatan kita?

Jika belum… malam ini
biarkan hati kita menangis.


🕊️ PENUTUP (Doa + Muhasabah Mendalam)

(10–15 menit)

Mari kita tundukkan kepala…
pejamkan mata…
hancurkan hati kita di hadapan Allah…

اللهم ثبت قلوبنا على دينك
“Ya Allah… teguhkanlah hati kami di atas agama-Mu…”

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا
“Ya Allah… jangan jadikan dunia tujuan terbesar kami…”

اللهم نجّنا من فتن الأهل والمال والولد
“Ya Allah… selamatkan kami dari fitnah keluarga, harta, dan anak…”

آمِيْن… آمِيْن… يا رب العالمين…



Tidak ada komentar