GOLONGAN YANG SELAMAT



🕌 CERAMAH LENGKAP – GOLONGAN YANG SELAMAT (AL-FIRQA AN-NĀJIYAH)

Bagian dari rangkaian Tanda-Tanda Akhir Zaman


1. Pendahuluan Ceramah

Alhamdulillāh segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam.
Kita hidup di zaman perpecahan, zaman ketika kebingungan menjalar dan kebenaran terlihat asing. Namun Nabi ﷺ telah menjelaskan bahwa di tengah badai fitnah itu, akan ada satu golongan yang tetap selamat—golongan yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah sesuai pemahaman para sahabat.


2. Hadits Utama Tentang Golongan yang Selamat

Teks Hadits

Rasulullah ﷺ bersabda:

افْتَرَقَتِ الْيَهُودُ عَلَى إِحْدَى وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، وَسَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ فِرْقَةً، كُلُّهَا فِي النَّارِ إِلَّا وَاحِدَةً
قِيلَ: مَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

Riwayat Ibnu Mājah no. 3991

Artinya:

“Yahudi berpecah menjadi 71 golongan, satu golongan masuk surga dan lainnya di neraka. Nasrani berpecah menjadi 72 golongan, satu di surga dan lainnya di neraka. Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya di neraka kecuali satu.”

Para sahabat bertanya, “Siapa mereka wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab:
“(Yaitu) yang mengikuti aku dan para sahabatku.”

Inilah yang kemudian dikenal dengan nama:

Ahlus Sunnah wal Jamaah (As-Salaf Ash-Shalih)

Golongan yang selamat (Al-Firqah An-Nājiyah).


3. Dalil Al-Qur’an Tentang Golongan yang Selamat

a. Perintah mengikuti jalan orang beriman

Allah berfirman:

﴿ وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ﴾

QS. Luqmān: 15

Artinya:
“Dan ikutilah jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku.”

➡️ Para ulama sepakat: yang dimaksud “jalan orang-orang yang kembali kepada Allah” adalah jalan para sahabat.


b. Peringatan agar tidak menyelisihi Rasul dan jamaah kaum beriman

Allah berfirman:

﴿ وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ﴾

QS. An-Nisā’: 115

Artinya:
“Barangsiapa menentang Rasul setelah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang beriman, Kami biarkan dia pada kesesatannya dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannam.”

➡️ “Sabilul-mu’minin” (jalan kaum beriman) = jalan sahabat Nabi ﷺ.

Imam Syafi’i rahimahullah berkata:
“Allah mewajibkan bahwa siapa pun yang keluar dari pendapat sahabat, maka dia telah keluar dari jalan orang beriman.”


c. Umat ini diperintahkan tetap bersatu dalam jamaah

Allah berfirman:

﴿ وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ﴾

QS. Āli ‘Imrān: 103

Artinya:
“Berpegang teguhlah kalian semuanya pada tali Allah dan janganlah bercerai-berai.”

➡️ “Tali Allah” menurut tafsir ulama adalah Al-Qur’an, Sunnah, dan manhaj para sahabat.


4. Penjelasan Para Ulama Tentang Golongan yang Selamat

a. Imam Al-Baghawi (Syarhus Sunnah)

“Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah mereka yang berpegang pada Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ sahabat, serta menempuh jalan salaf.”


b. Imam Ahmad bin Hanbal

“Jika engkau melihat seseorang mencela sahabat Nabi, curigailah keislamannya.”

➡️ Golongan yang selamat tidak mungkin membenci sahabat, karena manhaj keselamatan hanya terwujud dengan mengikuti mereka.


c. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

“Ahlus Sunnah ialah mereka yang menjadikan sahabat sebagai panutan dalam ilmu, amal, dan akidah. Inilah jamaah yang disebut dalam hadits.”


d. Imam Asy-Syathibi (Al-I’tisham)

“Firqa Najiyah adalah golongan yang mengikuti dalil dan atsar sahabat. Selainnya terjatuh dalam bid’ah dan hawa nafsu.”


5. Mengapa Mereka Disebut ‘Jamaah’?

Karena:

1. Mereka bersatu di atas kebenaran, bukan sekadar jumlah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَجْمَعُ أُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ
“Allah tidak akan mengumpulkan umatku di atas kesesatan.”

HR. Tirmidzi


2. Mereka mengikuti pemahaman jamaah sahabat

Bukan mengikuti pendapat yang baru muncul jauh setelah zaman sahabat.


3. Mereka menjaga Sunnah dan menolak bid’ah

Sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ
“Hendaklah kalian berpegang dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin.”

HR. Abu Dawud


6. Ciri-Ciri Golongan yang Selamat

1. Tauhid yang murni

Tidak mencampurinya dengan syirik, tahayul atau perdukunan.


2. Mengikuti sunnah secara utuh

Baik dalam ibadah, akhlak maupun aqidah.


3. Menjauhi bid’ah

Nabi ﷺ bersabda:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Setiap bid’ah adalah sesat.”

HR. Muslim


4. Mengutamakan pemahaman sahabat

Karena merekalah saksi turunnya wahyu.


5. Beradab kepada ulama

Mereka menjadikan ulama sebagai rujukan, bukan selebritas atau orang populer.


6. Menjaga persatuan umat di atas kebenaran

Bukan persatuan di atas hawa nafsu.


7. Aplikasi Zaman Modern

Golongan yang selamat adalah mereka yang:

  • Tidak mudah terpengaruh opini media
  • Tidak mengikuti ajaran yang bertentangan dengan sunnah
  • Tidak mengkafirkan kaum muslimin tanpa ilmu
  • Tidak fanatik terhadap tokoh atau kelompok
  • Tetap berpegang pada ulama terpercaya (tsiqah)

Di tengah 73 golongan yang bermunculan hari ini,

kita selamat bila kembali kepada:

Al-Qur’an

Sunnah

dengan pemahaman sahabat


8. Nasihat Penutup

Wahai kaum muslimin, kita hidup di zaman fitnah di mana kebingungan merajalela. Maka selamatkanlah diri dan keluarga dengan kembali kepada manhaj Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya.

Itulah jalan keselamatan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya.

Semoga Allah memasukkan kita dalam golongan yang selamat — golongan Ahlus Sunnah wal Jamaah.



Tidak ada komentar