Isi Waktu Luang dengan Berbuat!



Isi Waktu Luang dengan Berbuat!


Pendahuluan

Alhamdulillāh, segala puji bagi Allah ﷻ yang menjadikan waktu sebagai amanah, amal sebagai penentu nilai hidup, dan kesibukan dalam kebaikan sebagai penjaga jiwa dari kesesatan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad ﷺ, manusia paling produktif dalam ketaatan, meski beliau adalah hamba yang paling bertawakal.

Saudara-saudaraku,
salah satu musuh terbesar kebahagiaan yang sering diremehkan manusia adalah waktu kosong. Kekosongan bukan netral; ia menggerogoti akal, melemahkan iman, dan membuka pintu was-was serta kesedihan.


I. Waktu Kosong: Pintu Kelengahan dan Penyimpangan

Allah ﷻ mencela orang-orang yang rela berada dalam kemalasan dan kekosongan, bukan karena uzur, tetapi karena jiwa yang lemah dan tidak mau bergerak.

Dalil Al-Qur’an

رَضُوا بِأَنْ يَكُونُوا مَعَ الْخَوَالِفِ وَطُبِعَ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak ikut berperang, dan hati mereka telah dikunci, sehingga mereka tidak memahami.”
(QS. At-Taubah: 87)

Ulasan Ulama

  • Ibnu Katsir: Ayat ini mencela sikap puas terhadap kemalasan dan meninggalkan amal, karena itu menyebabkan hati terkunci.
  • Al-Qurthubi: Orang yang membiarkan dirinya kosong dari amal akan kehilangan kejernihan berpikir dan kekuatan memahami kebenaran.

II. Bahaya Menganggur bagi Akal dan Jiwa

Akal manusia tidak diciptakan untuk diam, tetapi untuk bergerak dalam kebenaran. Jika ia tidak diisi kebaikan, maka keburukan akan mengisinya.

Dalil Sunnah

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

“Dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Al-Bukhari)

Komentar Ulama

  • Ibnu Hajar Al-‘Asqalani: Waktu luang adalah nikmat yang paling berbahaya jika tidak digunakan untuk ketaatan.
  • Al-Munawi: Kerugian terbesar bukan kehilangan harta, tetapi menyia-nyiakan waktu.

III. Kekosongan Melahirkan Kesedihan dan Kegelisahan

Ketika seseorang menganggur, pikirannya akan berkelana tanpa kendali:

  • Mengorek luka masa lalu,
  • Menyesali masa kini,
  • Mencemaskan masa depan yang belum tentu terjadi.

Dalil Al-Qur’an

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang melupakan Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa terhadap diri mereka sendiri.”
(QS. Al-Hasyr: 19)

Penjelasan Ulama

  • Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah:

    Barang siapa menyibukkan dirinya dengan Allah, Allah akan menjaga hatinya. Barang siapa menyibukkan dirinya dengan kekosongan, setan akan menguasainya.

  • Hasan Al-Bashri: Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari; setiap hari berlalu, berkuranglah dirimu.

IV. Islam Memerintahkan Produktivitas dan Gerak

Islam tidak mengenal iman yang malas. Iman sejati selalu melahirkan amal.

Dalil Al-Qur’an

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ ۝ وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ

“Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras, dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”
(QS. Al-Insyirah: 7–8)

Tafsir Ulama

  • Ibnu Katsir: Ayat ini adalah perintah untuk tidak membiarkan waktu kosong tanpa amal.
  • Asy-Syaukani: Selesai satu amal, segera isi dengan amal lain.

V. Kesibukan dalam Kebaikan sebagai Terapi Jiwa

Islam mengajarkan terapi paling murah dan paling manjur: amal shalih.

Dalil Sunnah

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

“Manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.”
(HR. Thabrani)

Ulasan

  • Ibnu Rajab Al-Hanbali: Kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam istirahat panjang, tetapi dalam amal yang bermanfaat.

VI. Contoh Nyata: Orang Sibuk Lebih Bahagia

Perhatikan para petani, nelayan, dan pekerja kasar. Meski tubuh lelah, jiwa mereka hidup.

Dalil Al-Qur’an

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

“Barang siapa beramal shalih, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia beriman, maka pasti Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.”
(QS. An-Nahl: 97)

Ibnu Katsir: Hayatan thayyibah adalah ketenangan hati yang lahir dari amal.


VII. Seruan Praktis: Bunuh Waktu Kosong dengan Amal

Jika suatu hari engkau kosong:

  • Shalatlah,
  • Berdzikirlah,
  • Bacalah Al-Qur’an,
  • Menulislah,
  • Rapikan tempatmu,
  • Bantu orang lain,
  • Belajarlah ilmu.

Dalil Sunnah

احْرِصْ عَلَىٰ مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ

“Bersungguh-sungguhlah dalam perkara yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah, dan jangan lemah.”
(HR. Muslim)


Penutup (Nasihat Jiwa)

Wahai jiwa yang gelisah,
kesedihan bukan karena beratnya hidup,
tetapi karena kosongnya amal.

Waktu kosong adalah pencuri licik,
dan kelengahan adalah pisau yang memotong iman.

Bangkitlah!
Isi waktumu dengan gerak,
isi harimu dengan amal,
dan bunuh kekosongan dengan kesibukan yang bermanfaat.

Karena kesibukan dalam kebaikan adalah separuh kebahagiaan,
dan sisanya adalah keridhaan Allah.



Tidak ada komentar