KEDUDUKAN MAZHAB ABU HANIFAH



📢 CERAMAH :

KEDUDUKAN MAZHAB ABU HANIFAH

Retorika Tinggi – Dalil Lengkap – Analisis Ulama


🕌 Pendahuluan

Alhamdulillāh…
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad ﷺ, keluarga beliau, para sahabat, dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka hingga akhir zaman.

Saudaraku yang dimuliakan Allah…
Malam ini kita akan membahas sosok ulama raksasa, imam besar, tokoh yang namanya harum lebih dari 1300 tahun: Imam A’dham – Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit rahimahullah.

Namanya harum… tetapi sejarah hidupnya sering disalahpahami. Ada yang memujinya berlebihan, ada yang merendahkannya tanpa ilmu.
Karena itu malam ini kita luruskan — dengan dalil, dengan riwayat, dan dengan perkataan para ulama terpercaya.


🕋 1. Abu Hanifah: Imam Besar, Bukan Mazhab Baru

Banyak orang mengira mazhab Abu Hanifah adalah aliran baru. Ini keliru.

Imam Abu Hanifah adalah ulama tabi’in, hidup pada abad ke-2 Hijriah, dan bertemu lebih dari 9 sahabat nabi.

Imam Asy-Syafi’i berkata dengan tegas:

“Manusia dalam fikih adalah keluarga Abu Hanifah.”
(Diriwayatkan oleh Al-Khatib Al-Baghdadi)

Ini penghormatan besar — bukan pujian sembarangan.


📌 2. Abu Hanifah Sampai Derajat Mujtahid Mutlak

Sebagian orang berkata:

“Abu Hanifah bukan mujtahid, hanya penukil pendapat orang lain.”

Ini tuduhan salah besar, dan dibantah oleh para ulama seluruh mazhab.

Imam Adz-Dzahabi berkata tentang beliau:

“Beliau imam besar, ahli ijtihad, lautan ilmu.”
(Siyar A’lam An-Nubala’)

Imam Ibn Hajar berkata:

“Beliau mencapai derajat puncak dalam ijtihad.”
(Tahdzibut Tahdzib)

Jelas — Abu Hanifah adalah imam mujtahid mutlak, bukan pengikut biasa.


📖 3. Dalil Tentang Kemuliaan Para Ulama

Al-Qur’an

Allah berfirman:

﴿ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ﴾

(QS. Fathir: 28)
“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama.”

Ayat ini menunjukkan — semakin dalam ilmu seseorang, semakin besar kedudukannya.

Abu Hanifah adalah ulama besar yang kuburannya sampai hari ini didatangi jutaan penuntut ilmu, bukan untuk tabarruk, tapi untuk mengenang jasa keilmuannya.


🧠 4. Abu Hanifah: Ahli Qiyas yang Dicemburui Banyak Kalangan

Para orientalis mengakui kejeniusannya.

Edward Sachau berkata:

“Abu Hanifah adalah pendiri sistem fiqih rasional dalam Islam.”

Goldziher menulis:

“Kecerdasan Abu Hanifah dalam qiyas adalah puncak kejayaan ilmu fikih Irak.”

Tetapi — kita bukan memuji karena orientalis, melainkan karena ulama Islam sendiri yang mengakuinya.

Imam Syafi’i berkata:

“Barangsiapa ingin mendalami fikih, maka ia sangat bergantung pada Abu Hanifah.”


🕌 5. Dalil Tentang Ijtihad

Abu Hanifah meletakkan fondasi ijtihad melalui qiyas, istihsan, dan istishab.
Ini semua berakar dari Al-Qur’an dan Sunnah.

Al-Qur’an – Tentang penggunaan akal & qiyas

Allah berfirman:

﴿ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ ﴾

(QS. Al-Hasyr: 2)
“Maka ambillah pelajaran (qiyasilah), wahai orang-orang yang memiliki akal.”

— Ulama sepakat ayat ini adalah dasar bolehnya qiyas.


Hadis – Tentang penggunaan ijtihad

Nabi ﷺ bersabda kepada Mu’adz bin Jabal ketika diutus ke Yaman:

« أَقْضِي بِكِتَابِ اللهِ، فَإِنْ لَمْ أَجِدْ، فَبِسُنَّةِ رَسُولِ اللهِ، فَإِنْ لَمْ أَجِدْ، اجْتَهَدْتُ رَأْيًا »

(HR. Abu Dawud)

Terjemahan:
“Aku berhukum dengan kitab Allah, kalau tidak ada maka dengan sunnah Rasul, kalau tidak ada maka aku berijtihad dengan pendapatku.”

Inilah manhaj Abu Hanifah.
Al-Qur’an → Sunnah → pendapat sahabat → qiyas → istihsan → urf.


🏛 6. Lingkungan Irak: Sumber Metodologi Abu Hanifah

Irak adalah tempat banyak mazhab, banyak pendapat, dan kehidupan ekonomi yang sangat dinamis.

Di Kufah, muncul ribuan kasus hukum baru, yang tidak pernah dialami di Madinah.

Karena itulah Imam Abu Hanifah berijtihad bukan hanya pada kasus yang terjadi, tapi juga kasus yang mungkin terjadi (masâ’il muqaddarah).

Beliau berkata:

“Kami memikirkan masalah sebelum ia terjadi. Agar ketika terjadi, kami sudah siap dengan jawabannya.”

Ini metode futuristic jurisprudence — jauh mendahului zamannya.


⚖️ 7. Tentang “Hilah” (Rekayasa hukum)

Di Irak muncul ilmu al-hiyal (rekayasa hukum).
Ada orang menuduh Abu Hanifah pencetusnya — ini fitnah.

Imam Abu Hanifah tidak pernah menulis satu pun kitab hilah.
Yang menulis adalah muridnya: Muhammad bin Al-Hasan.

Bahkan beliau sendiri mengingatkan bahaya hilah:

“Barangsiapa mencari helah untuk keluar dari hukum Allah, maka ia telah rusak.”

Karena itu ulama berkata:
Hilah terbagi menjadi:

  • mubah (untuk menolak kezaliman)
  • makruh
  • haram (untuk menghalalkan yang Allah haramkan)

Abu Hanifah menolak hilah yang membatalkan syariat.


🕋 8. Argumentasi Ulama Besar tentang Keagungan Abu Hanifah

Imam Malik

Ketika ditanya tentang Abu Hanifah, beliau berkata:

“Lelaki itu – demi Allah – seakan-akan ada logam besi dalam kepalanya.”

Yang dimaksud: kuat hafalan dan ketajaman logika.


Imam Ahmad

Ketika putranya mencela Abu Hanifah, beliau marah:

“Wahai anakku, diamlah! Abu Hanifah adalah orang yang faqih, sangat faqih!”
(Manaqib Abi Hanifah)


Imam Adz-Dzahabi

“Beliau imam besar, memiliki pendapat, madzhab, dan murid-murid agung.”


🕌 9. Landasan Syariat: Menghormati Ulama

Al-Qur’an

﴿ يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ﴾

(QS. Al-Mujadilah: 11)
“Allah mengangkat derajat orang beriman dan orang berilmu.”

Imam Abu Hanifah adalah salah satu ulama yang ditinggikan derajatnya.


Hadis

Nabi ﷺ bersabda:

« لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا، وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ »

(HR. Ahmad)

“Bukan dari golongan kami siapa yang tidak memuliakan ulama kami.”


🌙 10. Penutup: Sikap Kita terhadap Mazhab Abu Hanifah

Saudaraku yang dimuliakan Allah…

Imam Abu Hanifah bukan imam kecil.
Bukan pencetus aliran baru.
Bukan pembuat rekayasa hukum.

Beliau adalah:

  • Tabi’in
  • Mujtahid mutlak
  • Ahli qiyas terbesar dalam sejarah Islam
  • Guru dari para qadhi terbesar Daulah Abbasiyah
  • Pendiri mazhab terbesar umat Islam sepanjang sejarah

Kita wajib menghormati ulama.
Selagi mereka berijtihad dengan Al-Qur’an dan Sunnah — kita mencintai mereka, memuliakan mereka, dan mengambil manfaat dari mereka.


📢 Kalimat Penutup

Semoga Allah meninggikan derajat para ulama kita…
Menjaga lisan kita dari menghina mereka…
Dan menjadikan kita termasuk pewaris ilmu mereka.

اللهم علمنا ما ينفعنا وانفعنا بما علمتنا وزدنا علما



Tidak ada komentar