MENCINTAI ORANG BERIMAN & MEMBENCI ORANG KAFIR – TALI KEIMANAN YANG TERKOKOH



📌 CERAMAH :

MENCINTAI ORANG BERIMAN & MEMBENCI ORANG KAFIR – TALI KEIMANAN YANG TERKOKOH


I. MUQADDIMAH RETORIS (5 MENIT)

الحمد لله رب العالمين، والعاقبة للمتقين، ولا عدوان إلا على الظالمين.
أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.

Amma ba’du…

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah…
Ada satu prinsip besar dalam Islam, yang menjadi urat nadi iman, menjadi tali terkokoh dalam hati, yang membedakan seorang mukmin sejati dengan orang munafik yang rapuh.

Prinsip itu adalah:

Al-walā’ wal-barā’.
Mencintai karena Allah. Membenci karena Allah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

حديث

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ: الْمُوَالاَةُ فِي اللهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللهِ، وَالْحُبُّ فِي اللهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللهِ
(HR. ath-Thabarani – dishahihkan Al-Albani)

Artinya:

“Tali iman yang paling kokoh adalah loyal karena Allah, memusuhi karena Allah, mencintai karena Allah, dan membenci karena Allah.”

Inilah fondasi identitas umat Islam sejak zaman Nabi hingga hari ini.
Prinsip inilah yang membuat Abu Bakr teguh, Umar keras terhadap kuffar, Utsman dermawan kepada mukminin, Ali tegas pada pengkhianat.

Hari ini, kita akan membahas tiga bab besar:

  1. Makna cinta & benci dalam Islam—bukan hawa nafsu, tapi ibadah!
  2. Dalil Al-Qur'an & Sunnah tentang mencintai mukmin & membenci kekafiran.
  3. Bagaimana Islam mengatur hubungan dengan non-muslim secara adil & bijaksana.

II. MENGAPA CINTA & BENCI ADALAH BAGIAN DARI IMAN? (10 MENIT)

Manusia pasti mencintai dan membenci.
Tapi Islam mengikat dua rasa itu kepada Allah, bukan kepada emosi atau suku, bukan kepada harta atau kepentingan politik.

Ibnul Qayyim رحمه الله berkata dalam Ad-Da’ wad-Dawā’:

“Cinta dan loyalitas kepada orang beriman tidak sah kecuali dibarengi kebencian dan permusuhan terhadap musuh-musuh Allah.”

Mengapa?
Karena kebenaran dan kebatilan tidak akan pernah bersatu.

Allah berfirman:

QS Al-Fath: 29

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

Artinya:

“Muhammad adalah utusan Allah, dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, namun penuh kasih sayang terhadap sesama mereka.”

Perhatikan…
Keras terhadap kekafiran, bukan terhadap manusia lemah.
Penuh kasih sayang terhadap mukmin, bukan terhadap maksiat.


III. DALIL-DALIL WAJIBNYA MENCINTAI ORANG BERIMAN (10 MENIT)

Cinta kepada orang beriman adalah perintah langsung dari Allah.

1. QS At-Taubah: 71

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ…

Artinya:

“Laki-laki dan perempuan yang beriman sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.”

2. QS Al-Hujurat: 10

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

Artinya:

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”

Ibnu Taimiyyah berkata:

“Orang beriman adalah wali Allah. Mereka saling menolong dalam keimanan.”

Maka jika engkau mencintai mukmin, engkau mencintai wali-wali Allah.
Dan itu bagian dari cahaya iman.


IV. DALIL WAJIBNYA MEMBENCI KEKAFIRAN & BERLEPAS DIRI (BARĀ’) (10 MENIT)

Islam tidak hanya memerintahkan cinta—tapi juga melarang loyalitas kepada kekafiran.

1. QS Al-Mumtahanah: 4

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ…
إِنَّا بُرَءَاءُ مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ…
وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ…

Artinya:

“Ada teladan yang baik pada Ibrahim.
Kami berlepas diri dari kalian dan apa yang kalian sembah…
Telah tampak permusuhan dan kebencian antara kami dan kalian, sampai kalian beriman kepada Allah.”

Ini bukan permusuhan sosial, bukan kebencian ras atau bangsa.
Ini permusuhan aqidah.

2. QS Al-Mumtahanah: 1

لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ…

Artinya:

“Janganlah kalian jadikan musuh-Ku dan musuh kalian sebagai teman-teman setia.”

Ibn Baz menjelaskan:

“Berlepas dari kekafiran adalah syarat keimanan.
Tapi tidak boleh menzhalimi, menyakiti, atau mengambil hak-hak mereka yang bukan harbi.”

Jadi Islam tegas dalam aqidah, namun adil dalam muamalah.


V. BAGAIMANA ISLAM MENGATUR HUBUNGAN DENGAN NON-MUSLIM? (20 MENIT)

1. Berinteraksi/bermuamalah dengan non-muslim – BOLEH

Allah berfirman:

QS Al-Mumtahanah: 8

لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ…
أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ

Artinya:

“Allah tidak melarang kalian berbuat baik dan adil kepada orang kafir yang tidak memerangi kalian.”

Ibn Fauzan menjelaskan:

“Boleh berbuat baik & adil, namun tidak boleh mencintai secara hati.”

Jadi:
✔ Boleh bekerja sama
✔ Boleh jual beli
✔ Boleh berbuat baik
✘ Tidak boleh loyalitas
✘ Tidak boleh cinta dalam aqidah


2. Jual-beli dengan non-muslim – BOLEH

Dalil:

Rasulullah ﷺ membeli kambing dari orang musyrik.
(Bukhari)

Ibn Taimiyah berkata:

“Muamalah dengan orang kafir hukumnya asalnya halal kecuali ada dalil yang mengharamikannya.”


3. Safar ke negeri kafir untuk dagang – BOLEH

Abu Bakr pernah berdagang ke Syam (negeri kafir).
(Ibn Taimiyah – Iqtidha’)


4. Produk kafir – BOLEH dibeli, tapi lebih utama produk muslim

Hukum boikot adalah urusan pemerintah, bukan individu.

Fauzan berkata:

“Membeli produk muslim lebih utama jika kualitas dan kebutuhannya sama.”


5. Menyambung silaturahim dengan orang tua kafir – BOLEH

Allah berfirman:

QS Luqman: 15

وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا

Artinya:

“Pergaulilah kedua orang tuamu (yang kafir) di dunia dengan baik.”

Hadis Asma’ binti Abu Bakr tentang ibunya yang musyrik:
(Bukhari)


6. Menjenguk orang kafir yang sakit – BOLEH

Rasulullah ﷺ menjenguk pemuda Yahudi.
(Bukhari)

Ibn Hajar berkata:

“Jika ada maslahat seperti dakwah, maka disyariatkan.”


7. Takziah kepada non-muslim – BOLEH dengan batasan

Ibn Baz:

“Boleh takziah untuk menghibur keluarga,
tapi tidak boleh mendoakan ampunan mayit kafir.”

Dalil larangan:

QS At-Taubah: 113

مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ…


VI. PENUTUP EMOSIONAL (5 MENIT)

Saudaraku…

Hidup ini hanyalah perjalanan sebentar.
Di ujungnya, kita berdiri di hadapan Allah.

Yang Allah lihat bukan rumah, jabatan, jumlah harta.
Yang Allah lihat adalah:
“Dengan siapa hatimu loyal?”

Apakah engkau setia kepada orang beriman?
Apakah engkau berlepas diri dari kekafiran?
Apakah cintamu, marahmu, dukunganmu, keberpihakanmu—semuanya karena Allah?

Rasulullah ﷺ bersabda:

Hadis

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ
(HR. Abu Dawud – Hasan)

Artinya:

“Siapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan karena Allah, maka ia telah sempurna imannya.”

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang:
✔ Cintanya karena Allah
✔ Marahnya karena Allah
✔ Setianya kepada orang beriman
✔ Berlepas diri dari kekafiran
✔ Tapi tetap adil dan penuh akhlak dalam bermuamalah

اللهم ثبت قلوبنا على دينك…

Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.



Tidak ada komentar