Yang Tersembunyi di Dalam Jiwa: Antara Hinaan, Pujian, dan Kejujuran di Hadapan Allah
Yang Tersembunyi di Dalam Jiwa: Antara Hinaan, Pujian, dan Kejujuran di Hadapan Allah
Pendahuluan
Jamaah rahimakumullah,
Sesungguhnya Allah tidak menilai rupa kita, jabatan kita, atau sanjungan manusia kepada kita. Allah menilai apa yang tersembunyi di dalam dada—niat, kejujuran, rasa suka terhadap pujian, dan kebencian terhadap celaan.
Inilah medan ujian yang paling berat bagi para ahli ibadah:
Apakah ia lebih tenang ketika dipuji, atau ketika direndahkan?
DALIL 1: ALLAH MENGETAHUI APA YANG TERSEMBUNYI DALAM DADA
Al-Qur’an
﴿وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ﴾
“Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.”
(QS. Al-Hadid: 6)
Ulasan Ulama
-
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin:
“Kebinasaan seorang hamba sering kali bukan karena amalnya, tetapi karena apa yang ia sembunyikan di balik amalnya.”
-
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah:
“Allah menguji seorang hamba dengan pujian dan hinaan, untuk menyingkap apakah ia beramal karena Allah atau karena dirinya.”
DALIL 2: Pujian Lebih Berbahaya Daripada Celaan
Hadis Nabi ﷺ
قال رسول الله ﷺ:
«إِذَا رَأَيْتُمُ الْمَدَّاحِينَ فَاحْثُوا فِي وُجُوهِهِمُ التُّرَابَ»
“Apabila kalian melihat orang-orang yang suka memuji, maka taburkanlah tanah ke wajah mereka.”
(HR. Muslim)
Penjelasan Ulama
-
Imam Nawawi رحمه الله:
“Larangan ini karena pujian menumbuhkan ujub, sombong, dan merusak keikhlasan.”
-
Sufyan Ats-Tsauri:
“Aku tidak pernah diuji dengan sesuatu yang lebih berat daripada pujian.”
DALIL 3: Celaan Bisa Menjadi Rahmat dan Penghapus Dosa
Al-Qur’an
﴿وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ… وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ﴾
“Dan sungguh Kami akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan… dan sampaikan kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)
Keterangan Ulama
-
Ibnu Rajab Al-Hanbali:
“Hinaan manusia termasuk ujian yang Allah turunkan untuk membersihkan hati dari kesombongan.”
-
Hasan Al-Bashri:
“Orang yang mengenal dirinya, tidak akan terguncang oleh celaan.”
DALIL 4: Sikap Orang Berakal terhadap Celaan
Al-Qur’an
﴿إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ﴾
“Sesungguhnya hanya orang-orang berakal yang dapat mengambil pelajaran.”
(QS. Az-Zumar: 9)
Makna Menurut Tafsir
- Tafsir Ibnu Katsir:
“Orang berakal ialah yang mampu melihat kebaikan di balik sesuatu yang pahit.”
DALIL 5: Menahan Marah dan Memaafkan
Al-Qur’an
﴿وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ﴾
“Orang-orang yang menahan amarah dan memaafkan manusia.”
(QS. Ali ‘Imran: 134)
Komentar Ulama
- Imam Al-Qurthubi:
“Ayat ini menunjukkan bahwa memaafkan celaan manusia adalah tanda kematangan iman.”
DALIL 6: Pujian Bisa Menghancurkan Amal
Hadis Nabi ﷺ
قال ﷺ:
«وَيْلَكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ»
“Celaka engkau! Engkau telah memotong leher temanmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan
- Ibnu Hajar Al-Asqalani:
“Yang dimaksud memotong leher adalah membinasakan agamanya dengan pujian.”
DALIL 7: Hakikat Tawadhu
Hadis
قال ﷺ:
«مِنْ تَوَاضُعِ الْمَرْءِ أَنْ يَكْرَهَ أَنْ يُمْدَحَ بِالتَّقْوَى»
“Termasuk tawadhu seseorang adalah ia membenci dipuji karena ketakwaannya.”
(Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi)
NASIHAT PARA SALAF
Ka‘ab bin Malik رضي الله عنه
“Kalian tidak akan meraih kemuliaan di akhirat hingga kalian memandang diri dan amal kalian kecil, serta membenci pujian dan tidak peduli celaan.”
Fudhail bin ‘Iyadh
“Ikhlas adalah ketika pujian dan celaan sama saja bagimu.”
PENUTUP: MUHASABAH JIWA
Jamaah rahimakumullah,
- Jika kita gelisah saat dicela, barangkali masih ada kesombongan tersembunyi.
- Jika kita tenang saat dipuji, barangkali masih ada ujub yang belum mati.
- Jika kita lebih membenci pencela daripada pemuji, maka masih ada penyakit jiwa yang belum sembuh.
Doa Penutup
“Ya Allah, tunjukkan kepada kami aib-aib diri kami. Jangan Engkau serahkan kami kepada jiwa kami walau sekejap mata. Jadikan hinaan sebagai rahmat dan pujian sebagai peringatan.”
Post a Comment