Istilah-Istilah untuk Hadis
Kebanyakan para muhaditsin berpendapat bahwa istilah
al-hadits, al-khabar, al-atsar, dan as-sunnah adalah sinonim, meskipun di
sana-sini ada ulama yang membedakannya, namun perbedaan itu tidaklah prinsipil.
Misalnya, ada suatu pendapat yang membedakan bahwa pengertian al-hadits
itu hanya terbatas pada apa yang datang dari Nabi Muhammad saw. saja, sedang
al-khabar terbatas pada apa yang datang dari selainnya. Karena itu, orang yang
tekun kepada ilmu hadis saja disebut dengan muhaddits, sedangkan orang yang
tekun kepada khabar disebut dengan akhbari.
Ada pula pendapat yang
membedakannya dari segi umum dan khusus muthlaq, yakni tiap-tiap hadits itu
khabar, tetapi sebaliknya bahwa tiap-tiap khabar itu dapat dikatakan hadits. Di
samping ada pendapat yang mengatakan bahwa atsar itu ialah yang datang dari
sahabat, tabi'in, dan orang-orang sesudahnya, juga ada pendapat yag mengatakan
bahwa istilah atsar itu lebih umum penggunaannya daripada istilah hadits dan
khabar. Karena, istilah atsar itu mencakup segala berita dan perilaku para
sahabat, tabi'in, dan selainnya.
Pada umumnya para muhadditsin
memperkuat alasannya tentang persamaan keempat istilah tersebut dengan
mengemukakan persesuaian maksud dalam pemakaiannya. Misalnya, istilah khabar
mutawatir dipakai juga untuk hadits mutawatir, haditsun nabawi untuk sunnatun
nabawi, dan ahli hadits maupun ahli khabar juga disebut dengan ahli atsar
(al-atsari).
Sumber: Diadaptasi dari Ikhtisar Mushthalahul Hadits, Drs.
Fatchur Rahman.
Post a Comment