THAQATUL INSAN
THAQATUL
INSAN
Sasaran
:
þ
Memahami
bahwa potensi pendengaran, penglihatan dan hati (akal) akan dimintai
pertanggungjawaban dalam melaksanakan ibadah.
þ
Memahami
bahwa melaksanakan tugas ibadah akan mempertahankan posisi kekhilafahannya.
þ
Memahami
dan menyadari bahwa khianat/tidak melaksanakan tugas ibadah akan berakibat
kepada diri sendiri
Sinopsis
:
Potensi manusia yang terdiri dari pendengaran, penglihatan dan hati
(akal) merupakan instrumen yang diberikan oleh Allah untuk dapat menjalankan
tugas dan tanggung jawab yang dibebankanNya. Sebab dengan semuanya itu manusia
dapat memperoleh kelebihan-kelebihan sehingga dapat menjalankan amanah :
beribadah dan manjalankan fungsi kekhilafahan. Dengan kekhilafahan ini, manusia
mendayagunakan potensinya tersebut untuk membimbing alam. Bagi mereka yang
khianat terhadap segenap potensi yang diberikanNya tersebut, ia akan mendapat
kerugian dan Allah swt memberi julukan kepada mereka : bagaikan hewan ternak,
seperti anjing, seperti monyet, seperti babi, seperti kayu, seperti batu,
seperti laba-laba dan seperti keledai.
Hasiyah
:
¨
Potensi manusia
Dalil : pendengaran, penglihatan dan
hati (akal)
¨
Mas’uliyah
Manusia dengan segenap potensi dan
kelebihan-kelebihan harus bertanggung jawab dan menyadari perannya.
Tugas/amanah yang dibebankan sebagai refleksi atas potensi dan
kelebihan-kelebihan yang telah diterimanya itu adalah beribadah, tetapi tidak
semua manusia bersedia menerima amanah ini dan sebagian menolaknya.
Dalil : dengan ketiga potensi dan
kelebihan-kelebihan lainnya manusia mendapat tugas beribadah (QS. 2 : 21 , 51 : 56)
¨
Khilafah
Bagi yang menyadari potensi-potensi
yang telah diberikan dan beribadah kepada Allah (berislam) maka status khilafah
disandangnya. Khilafah bukan berarti pemilik asal, tetapi ia hanya bertindak
selaku pemelihara alam yang Allah telah ciptakan. Maka mendayagunakan alam dan
menjalankan fungsi kekhilafahan harus selaras dengan kehendak Sang Pemilik Alam
dan tidak menentangNya.
Dalil :
§
menjadikan kewajiban, bersikap
amanah, memperoleh kedudukan khilafah (QS. 24 : 55, 48 : 29)
§
makna khilafah bukan berarti
pemilik asal, tetapi hanya pemelihara (QS. 35 : 13, 40 : 24-25, 53)
§
mendayagunakan alam dan
menjalankan fungsi kekhilafahan harus selaras dengan kehendak Sang Pemilik Alam
(QS. 76 : 30, 26 : 68)
§
tidak menentang terhadap
aturanNya (QS. 100 : 6-11)
¨
Lalai
Mereka yang lalai tidak menyadari
potensi yang telah diberikan kepadanya dan tidak bertanggung jawab, akan
mendapatkan kerugianyang amat besar, bahkan dianggap setara dengan makhluq yang
lebih rendah derajatnya; tidak bernilai di sisi Allah swt.
¨
Dalil : lalai dari kewajiban,
bersikap khianat berarti
§
bagaikan hewan ternak (QS. 7 :
179, 45 : 2, 25 : 43-44)
§
seperti anjing (QS. 7 : 176)
§
seperti monyet (QS. 5 : 60)
§
seperti babi (QS. 63 : 4)
§
seperti kayu (QS. 2 : 74)
§
seperti batu (QS. 29 : 41)
§
seperti laba-laba (QS. 62 : 5)
§
seperti keledai
Post a Comment