ANTARA DUA KEKUATAN


ANTARA DUA KEKUATAN

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang telah mengilhamkan kepada manusia dua jalan; jalan ketakwaan dan jalan kefasikan. Tuhan yang mensucikan jiwa-jiwa yang taqwa dan menghinakan jiwa-jiwa yang kotor. Shalawat dan salam semoga terlimpahkam kepada junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, pemimpin orang-orang suci, pelita yang terang bagi orang-orang yang mensucikan diri. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan nabi Muhammad adalah utusan Allah .
Kaum Muslimin yang berbahagia,
Hakikat kehidupan adalah pergulatan antaran dua kekuatan; Al-Haq dan Al-Bathil, dua kekuatan ini tidak akan pernah sirna selama dunia masih ada. Dalam rumus perseteruan mesti ada yang kalah dan ada yang menang, salah satu dari kekuatan ini akan menang ketika ada pendukung, dan sebaliknya akan kalah ketika tidak ada dukungan dari orang yang mau berjuang.
Al-Haq sebagai kekuatan yang datang dari Sang Maha Perkasa akan selalu berada diatas walaupun pendukungnya sedikit, sebaliknya al-bathil tidak akan pernah mengatasi al-haq walaupun pendukungnya lebih banyak.
Manusia sebagai obyek kehidupan akan dihadapkan kepada dua kekuatan ini, bahkan Allah telah mempersiapkan pada diri manusia satu potensi yang mampu menerima dorongan dua kekuatan ini.
"Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS. Asy-Syams: 7-10)
"Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang hendak Kami nengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu kami jadikan ia melihat dan mendegar dan melihat. Sesungguhnya Kami menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir."(Al-Insan: 1-3)
demikianlah Allah telah menetapkan bahwa manusia harus menghadapi dua kekuatan dan harus melakukan perjuangan di dua medan :
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami, benar-benar kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang berbuat baik." (Al-Ankabut: 69)
Kaum muslimin yang berbahagia,
Inilah rahasia hidup yang Allah tetapkan agar kita menyadarinya, sebab Allah ingin menguji kita dengan rahasia tersebut. Apakah kita akan memilih jalan yang benar (Al-Haq) atau jalan kesesatan (Al-Bathil).
Manusia dalam kehidupan ini akan diuji dengan dua kekuatan itu, dipengaruhi oleh dua pengaruh, dihadapkan pada dua jalan, ditarik oleh naluri kebaikan untuk mencapai ketinggian dan diseret oleh insting kejahatan agar tercebur dalam kehinaan. Karenanya ia harus memohon bantuan kepada Tuhannya, meminta fatwa kepada hati nuraninya, menggunakan pendengaran, penglihatan, serta akal pikiran, dan menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai panduan agar mendapatkan kemenangan di medan perjuangan.
"Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya, jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu dari alam semesta)." (Al-Ankabut: 6)
Dalam Al-Qur'an banyak disebutkan bahwa kecendrungan manusia kepada kejahatan lebih kuat, tarikan insting keburukan lebih menarik, dan sifat-sifat kemanusiaannya lebih dominan. Akan tetapi manusia dapat mensucikan diri dari hal-hal tersebut dengan selalu melakukan pembinaan, tazkiyah, dan pengobatan. Ia dapat meninggikan jiwanya dengan melakukan mujahadah serta mensucikannya dengan keimanan dan amal saleh. Demikianlah yang telah dijelaskan Allah dalam beberapa ayat-Nya:
"Demi Masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengamalkan amal shaleh dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran." (Al-Ashr : 1 -3)
"Sesungguhnya manusia manusia diciptakan bersipat keluh kesah lagi kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, apa bila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya." (Al-Ma'arij: 19-23)
"Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar (tidak berterima kasih) kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya." (Al-Adhiyat: 6-7)
"Sesungguhnya manusia itu sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (ibrahim: 3)
Kaum muslimin yang berbahagia,
Diantara manusia ada yang dapat diperdaya oleh syetan dibuatnya lupa akan nilai-nilai kemanusiaannya, hingga ia tergelincir dan merasa tenang dalam ketergelincirannya. Maka barang siapa yang tidak segera sadar dari kelalaiannya atau bangkit dari belenggu syetan yang mengikatnya, pasti ketentuan Allah akan berlaku padanya dan ia akan binasa bersama orang-orang yang celaka:
"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al-Kitab) kemudian ia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu ia diikuti oleh syetan (sampai ia tergoda), maka jadilah ia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi ia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah." (Al-A'raf: 175-176)
Di antara manusia ada yang ketika tergelincir, sesat dan jatuh tersungkur dalam pelukan kejahatan, ia segera ingat kepada Allah, sehingga tersadar dan bakat-bakat kebaikan dalam dirinya terbangun. Kemudian segera kembali kepada Allah, bertaubat kepada-Nya, menyambung apa yang diperintahkan oleh-Nya untuk disambung, dan membasuh dosa-dosa dengan keta'atan.
Allah SWT mengetahui kelemahan yang ada dalam diri manusia. Karenanya, Allah memudahkan jalan jihadnya, membuka pintu taubat selebar-lebarnya, dan menyerunya dalam Kitab Allah yang agung :
"Katakanlah: 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampuni lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)." (Az-Zumar: 53-54)
Itulah kelompok manusia yang hatinya tidak hanyut, dan tidak terlena dalam lautan dosa. Bila terlanjur melakukan durhaka, maka segera ingat, lalu bertaubat dan beristighfar kepada Allah. Tiada balasan bagi kelompok ini kecuali pengampunan dan pahala yang besar dari Tuhannya:
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau aniaya diri mereka sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka. Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal." (Ali 'Imran: 135-136)
Apabila manusia telah terbiasa melakukan jihad, mengetahui jalan selamat, menjadi prajurit terlatih yang selalu siap siaga menghadapi serangan kejahatan, terbiasa merasakan pengawasan Allah (muraqabatullah), serta taubat dan istighfar kepada-Nya, maka ia akan mampu menyadari bahaya dosa sebelum terjadinya, sehingga dapat mempersiapkan diri, dapat mengusir tipu daya syetan, dan masuk dalam kelompok orang-orang yang dipuji oleh Allah dalam ayat-Nya:
"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan kesalahannya." (Al-A'raf: 201)
Sifat seperti itu akan semakin menguat dalam jiwanya sehingga menjadi sifat melekat baginya. Saat itu syetan berputus asa untuk menggodanya dan Allah memasukkannya dalam tenda penjagaan dari-Nya. Seperti yang telah difirmankan oleh Allah:
"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu atas mereka." (Al-Hijr: 42)
Bahkan syetan akan gemetar, ketakutan dan lari menjauh saat melihatnya. Sungguh benar Rasulullah saw. Yang telah berkata kepada Umar bin Khattab ra.: "Tidaklah syetan melihatmu melewati suatu jalan, kecuali ia akan lari menghindar darimu."
Wahai saudaraku, inilah buah dari jihad melawan hawa nafsu. Lantas apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan duduk bermalas-malasan bersama orang-orang yang lalai, hingga akan hancur bersama mereka. Atau kamu akan berjihad bersama orang-orang yang berbakti? Hanya ada dua pilihan, tidak ada pilihan ketiga.
"Adapun orang-orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)." (An-Nazi'at: 37-41)
Silahkan memilih salah satu untuk dirimu dan renungkanlah firman Tuhanmu!
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang yang mengotorinya." (Asy-Syams: 9-10)

Tidak ada komentar