Cinta Allah dan Rasul-Nya


Cinta Allah dan Rasul-Nya


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberi kita nikmat yang tak terhitung. Salawat serta salam semoga tetap tercurah atas uswah hasanah, Nabi Muhammad beserta keluarganya dan segenap sahabatnya dan seluruh kaum muslimin yang mengikuti mereka. Amma ba?du.
Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya tak ada sesuatu yang samar bagi setiap orang yang memiliki mata hati, bahwa Allah Subhanahu wa Ta?ala sangat mencela orang yang membenci apa yang dicintai-Nya dan mencintai apa yang dibenci-Nya.

?Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka membenci apa yang diturunkan Allah (Al-Qur?an), lalu Allah menghapuskan amal-amal mereka.? (Surat Muhammad 47: 9).
Dan Allah berfirman:

?Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah, dan mereka membenci apa yang menimbulkan keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus amal-amal mereka.? (Surat Muhammad 47:28).
Kesimpulannya, wajib bagi setiap muslim yang berakal sehat dan beroleh taufik untuk mencintai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan membenci apa yang dibenci Alah dan Rasul-Nya. Dengan demikian, ia akan memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan yang besar.
Dan tak perlu disangsikan lagi, bahwa seseorang layak dikatakan memiliki iman yang kuat dan benar tatkala ia mencintai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya dan membenci apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Seorang Mu?min belum bisa dikatakan sebagai Mu?min sejati, kecuali jika ia telah mendahulukan cinta kepada Rasul shallallahu ?alaihi wa sallam melebihi cintanya kepada istri, anak dan semua manusia.
Terdapat dalam hadits Shahihain bahwa Rasulullah sallallahu ?alaihi wa sallam bersabda:
?????? ????? ??? ???? ???????? ?? ???? ????? ??????????? ??????
?Tidaklah seseorang di antara kamu beriman sehingga saya (Nabi) lebih dicintai olehnya daripada dirinya, anaknya dan orangtuanya serta seluruh manusia.?
Dalam hal ini patut diingat, bahwa cinta yang sejati dan benar menuntut seseorang agar bersedia mengikuti dan menyesuaikan diri dengan apa yang disenangi oleh kekasihnya dan menjauhi apa yang dibenci olehnya.
Karenanya Allah Subhanahu wa Ta?ala berfirman yang artinya:
?Katakanlah, ?Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, dan harta kekayaan yang kamu usahakan, dan perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, serta rumah-rumah tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya...? (Surat At-taubah 9: 24)
Dan Allah berfirman:

?Katakanlah, ?Jika kamu benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu?. (Ali Imran 3: 31)
Ma?syiral Muslimin rahimakumullah.
Sesungguhnya barangsiapa yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan cinta sejatidan penuh keikhlasan hati yang paling dalam, maka ia dituntut untuk dengan sepenuh hati mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan membenci apa yang dibenci Allah dan Rasul-Nya, dan mencintai apa yang dicintai Allah dan Rasul-Nya. Kemudian ia berkewajiban mewujudkan kecintaan dan kebencian itu melalui seluruh anggota tubuhnya sesuai dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya. Artinya, semua itu harus diwujudkan dalam amal yang nyata dengan hati, lisan dan badan. Itulah hakikat cinta dan ketaatan.
Wahai hamba-hamba Allah! Ketahuilah sesunguhnya perbuatan maksiat itu timbul karena mendahulukan cinta kepada hawa nafsu individu ketimbang cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula semua perbuatan bid?ah, hal ini muncul sebagai akibat didahulukannya kepentingan hawa nafsu ketimbang syari?at yang mulia ini. Maka Barangsiapa cintanya, bencinya, pemberiaannya dan pencegahannya hanya untuk kepentingan hawa nafsunya, berarti hal itu menunjukkan kurangnya iman yang wajib ada dalam dirinya. Ketika itu, seseorang diharuskan bertaubat dari perbuatannya kemudian kembali kepada sunnah Rasulullah shallallahu ?alaihi wa sallam, mendahulukan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta semua yang diridhai Allah dan Rasul-Nya daripada kepentingan hawa nafsu dan segala keinginannya.
Salah satu wujud cinta tersebut adalah mencintai sesuatu semata-mata karena Allah dan membenci sesuatu semata-mata karena Allah.

Tidak ada komentar