Golongan-Golongan Penentang Ahli Sunnah wal Jamaah
Golongan-Golongan Penentang Ahli Sunnah wal Jamaah
Ahli Sunnah wal Jamaah tidak menghukum kelompok lain kecuali
dengan dasar ilmu dan keadilan. Berbeda dengan yang dilakukan ahli tafarruq dan
ahli ikhtilaf, mereka membuat bid'ah menentang Ahli Sunnah menurut sangkaan hawa
nafsu.
Demikian besar perhatian orang terhadap masalah firqah-firqah
ini sehingga banyak buku yang membahas tentangnya. Bahkan, mereka menyebutkannya
dalam penulisan-penulisan makalah. Akan tetapi, untuk memastikan golongan yang
disifati sebagai salah satu dari 72 golongan diperlukan dalil. Karena Allah
mengharamkan perkataan tanpa didukung ilmu secara umum dan mengharamkan
perkataan tentang Allah tanpa didukung ilmu secara khusus. Hal ini juga
diperlukan karena pada kenyataannya banyak orang yang memberitakan perihal
firqah-firqah ini hanya berdasarkan sangkaan dan hawa nafsu, sehingga ia
mengklaim kelompoknya dan simpatisannya (para pendukung) sebagai Ahli Sunnah wal
Jamaah, serta menjadikan para penentangnya sebagai ahli bid'ah. Inilah kesesatan
yang nyata.
Firqah-firqah terkemuka yang menentang as-sunnah adalah
Khawarij, Rafidhah, Murji'ah, Qadariyah, dan Jahmiyah. Dalam menentukan
firqah-firqah ini, Ahli Sunnah wal Jamaah mengelompokkannya menjadi empat atau
lima kelompok, yaitu Khawarij, Rafidhah, Qadariyyah, Murji'ah, dan
Jahmiyah.
Bid'ah yang diikuti oleh para pengabdi hawa nafsu (yang masyhur
di kalangan ahli ilmu tentang sunnah) telah menyalahi Kitab dan as-sunnah,
seperti bid'ah yang dilakukan oleh kelompok Khawarij, Rafidhah, Qadariyah, dan
Murji'ah. Telah berkata Abdurrahman bin Mahdi, "Ada dua golongan yang perlu
diwaspadai, yaitu Jahmiyah dan Rafidhah. Keduanya merupakan kelompok
terjahat dalam bid'ah."
Adapun untuk menentukan golongan-golongan yang binasa- menurut
berita yang pertama kali sampai kepada kami- kami memegang pembicaraan yang
pertama kali dilontarkan Yusuf bin Asbath dan Abdullah Ibnul Mubarak. Mereka
adalah imam yang agung dari kalangan kaum muslimin. Kedua imam itu pernah
berkata bahwa pokok-pokok bid'ah ada empat, yaitu Rafidhah, Khawarij,
Qadariyah, serta Murji'ah. Dikatakan kepada Ibnul Mubarak: "Bagaimana
tentang Jahmiyah?" Beliau menjawab, "Mereka tidak termasuk umat Muhammad,"
beliau pun pernah berkata, "Sungguh kami bisa berkisah tentang perkataan Yahudi
dan Nashrani, tetapi tentang perkataan Jahmiyah kami tidak bisa
menceritakannya." Pendapat Ibnul Mubarak itu diikuti oleh kelompok ulama dari
pendukung Imam Ahmad dan selain mereka. Ulama-ulama tersebut mengatakan,
"Sesungguhnya Jahmiyah adalah kafir. Mereka tidak termasuk ke dalam 72 golongan,
sebagaimana halnya kaum munafik yang tidak termasuk kedalam golongan tersebut,
yang menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keislaman mereka, sedangkan mereka
adalah zindiq." Pendukung-pendukung Imam Ahmad lainya berkata, "Jahmiyah
termasuk ke dalam 72 golongan." Dan mereka menjadikan pokok pangkal bid'ah itu
ada lima.
Manusia membagi bid'ah menjadi beberapa bagian. Di antara
mereka ada yang membagi berdasarkan waktu kejadiannya, dalam hal ini mereka
memulai dengan Khawarij. Ada pula yang membaginya menurut berat dan ringan
perbuatan bid'ah mereka. Kelompok ini memulai dengan Murji'ah dan berakhir
sampai Jahmiyah, sebagaimana banyak dilakukan oleh para sahabat Imam Ahmad,
seperti Abdullah dan puteranya dan lain-lain juga al-Khallal, Abi Abdillah bin
Baththah, Abil Faraj al-Maqdisi, dan lainnya. Kelompok ini menempatkan golongan
Jahmiyah pada urutan terakhir, mereka Jahmiyah merupakan pelaku bid'ah terberat.
Hal ini sama dengan Bukhari dalam Sahihnya. Ia menempatkan Murji'ah (menurut
kitab al-Imam) pada urutan pertama, dan (menurut kitab at-Tauhid)
menempatkan Jahmiyah pada urutan terakhir.
Post a Comment