Penyelewengan Umat dari Agama yang Benar
Penyelewengan Umat dari Agama yang Benar
Fenomena penyelewengan agama sangat menuntut perhatian para
ulama dan segera mengajak mereka kembali kepada Allah, memohon ampunan-Nya dan
menegakkan hujjah-Nya sebagai manifestasi (perwujudan) dari tanggung jawab
ulama.
Penyelewengan-penyelewengan yang terjadi di kalangan kaum
muslimin awam telah melahirkan penyelewengan lain pada sebagianorang yang
melakukan dakwah kepada Allah, yang seharusnya berupaya memperbaharuikeadaan
manusia dan mengajak mereka pada agama yang benar. Sebagian yang lain
mengajarkan hukum-hukum yang salah kepada masyarakat umum, bahkan terjadi pula
pertentangan dalam hukum-hukum tersebut sehingga merreka mengeluarkan kata-kata
yang dibuat-buat(bid'ah) dan hina, dan pada beberapa waktu tertentu
mengakibatkan kesesatan.
- Fenomena Penyelewengan Umat dari Agama yang Benar
- Kebodohan dalam masalah agama, tidak ada upaya mempelajari agama dan tidak
pula berupaya membetulkan akidah dan ibadah.
- Orang-orang sesat dan pembuat bid'ah mengelabuhi kaum muslimin, memanipulasi
syirik hingga seakan-akan merrupakan sesuatu yang baik dan mereka
mempropagandakannya.
- Menyebarkan tabarruk (meminta berkah) yang dilarang secara syara'
dengan bentuk dan caranya yang bermacam-macam hingga menjadi suatuyang
terrbiasa, bahkan menjadi keyakinan bagi orang yang melakukannya.
- Berlebih-lebihan menggantungkan diri kepada makhluk, memohon bantuan dan
pertolongan kepada mereka dan tawassul (berperantara) kepada orang-orang yang
sudah meninggal.
- Berpaling dari syariat Allah dan mengambil hukum dari orang-orang sesat.
- Mengangkat orang-oang sesat yang ingkar dan zindiq menjadi pemimpin dan
hakim-hakim yang memutuskan perkara bukan bedasarkan ketentuan Allah, membantu
dan mendukung mereka, sebaliknya memerangi orang-orang yang bedakwah kepada
Allah.
- Bergabung dengan golongan-golonganyang ingkar dan zindiq, dan menyerukan fanatisme jahiliyah, seperti ajakan pada nasionalisme dan partai-partai nasionalisme dan sekuler.
- Kebodohan dalam masalah agama, tidak ada upaya mempelajari agama dan tidak
pula berupaya membetulkan akidah dan ibadah.
- Fenomena Penyelewengan dalam Menghadapi Penyelewengan Umat
- Melalaikan dan menganggap remeh dakwah kepada Allah dan dalam penyebaran
ilmu yang benar kepada manusia, serta dalam upaya membebaskan manusia dari
belenggu kemusyrikan, kekufuran, dan kesesatan.
- Tersebarkan pengafiran dan berlebih-lebihan di dalamnya tanpa memperhatika
kriterria dan hukum-ukumnya. Pengafiran hanya dilakukan berdasarka keumuman dan
aspek lahir sebagian nash yang tidak merujuk kepada ulama, serta munculnya
aliran-aliran yang mengatasnamakan kelompok dakwahyang pada hakikatnya merupakan
uapaya menghidupkan kembali aliranWa'idiyah yang berlebih-lebihan pada nash-nash
ancaman dan mengafikan golongan umat yang terpilih. (Lihat al-Ghuluw fi
ad-Dina, kaya Abdurrahman al-Luwaihiq).
- Munculnya fenomena kepasrahan pada nasib di kalangan kaum muslimin, sehingga
umat merelakan agamanya sebagaimana adanya tanpa mempelajari agama yang benar
dan tidak pula mengamalkannya, di samping meninggaklan dakwah dan jihad
menegakkan kalmat Allah. (Lihat Zhahirah al-Irja' fi al-Fikr al-Islam,
karya Syekh Safar bin Abdurrahman al-Hawali).
- Penyelewengan yang dilakukan sebagian orang dalam hal batas-batas kebodohan
dalam masalah agama yang dapat ditoleransi danyang tidak, mengada-ada kriteria
orang bodoh yang ditolerasi, dan pada gilirannya juga mengada-ada kriteria yang
tidak dapat ditoleransi.
- Kaku dalam menyampaikan hukum-hukum dan fatwa-fatwa tanpa memberikan penjelasan dan menganalisa lingkup hukum da fatwa tersebut, kecuali pada bagian kecil dari pendapat ulama setempatdi antara para ulama yang terhormat dan para da'i yang ikhlas.
- Melalaikan dan menganggap remeh dakwah kepada Allah dan dalam penyebaran
ilmu yang benar kepada manusia, serta dalam upaya membebaskan manusia dari
belenggu kemusyrikan, kekufuran, dan kesesatan.
Post a Comment