SEBAB SEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM INDONESIA


SEBAB SEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM INDONESIA
Muqoddimah :
Kita semua menyadari bahwa kondisi umat Islam di Indonesia sangat memprihatinkan.Terlalu banyak masalah dan penyakit yang diidap oleh jasad besar umat Islam di Indonesia bahkan boleh dikata sampai ketingkat stadium kronis.Membutuhkan pisau bedah yang tajam dan analisis yang dalam untuk mencari solusi agar ummat Islam dapat keluar dari kemunduran dan krisis-krisis yang melandanya. Namun dari semua analisa pakar-pakar ulama` menuju kesatu arah yaitu kurangnya atau hilangnya komitmen ummat Islam untuk berpegang teguh kepada ajaran Islam itu sendiri. Betul apa yang dikatakan Imam Malik ,yang artinya "Tidak akan berjaya akhir dari ummat ini melainkan dengan apa yang dipegang (dijalankan) oleh generasi pertama".
Kalau kita berbicara ummat Islam itu berarti dengan segala kemampuannya baik bersifat perorangan, organisatoris institusi, masyarakat muslim dll.
Untuk itu kalau kita bicarakan panjang lebar tentu akan menjadi buku tersendiri, tetapi karena tulisan ini adalah makalah, tentunya kami sampaikan sesuai dengan porsi itu. Kami ungkapkan titik kelemahannya saja.semoga bermanfaat.
Lemah dalam pemahaman Islam
Kelemahan dimaksud terletak dalam cara memahami Islam itu sendiri, sehingga mengakibatkan lahirnya pemikiran atau ajaran yang rancu yang dipicu oleh hawa nafsu, kepentingan tertentu politik dll.
Dimasa lalu ummat Islam tidak berbeda dalam maslah aqidah karena itu yang pokok, tetapi perbedaan dalam masalah furu`. Namun sekarang perbedaan itu sudah menjarah aqidah yang berakibat lahirnya kelompok-kelompok yang berseberangan dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah S.a.w dengan para sahabatnya, seperti Ahmadiyah, Syiah, LDII dll.
Lemah dalam praktek Islam
Kalau saja kita merasa tidak kurangnya orang berilmu baik dikalangan akademisi maupun dikalangan masyarakat umum. Tetapi kita akan merasa fakir menemukan tokoh-tokoh Islam yang betul-betul mengaplikasikan Islam apalagi masyarakat awam. Untuk itu perlu contoh yang konkrit untuk mempraktekkan Islam, tidak cukup hanya ucapan dan kajian ilmiah saja.
Lemah dalam membangun perekonomian
Betapa hebat suatu ummat tanpa ditopang dengan perekonomian yang kokoh, maka bisa digantikan ummat itu akan mengalami peluang untuk dibeli, seperti yang kita alami sekarang. Justru yang terjadi adalah ummat Islam terjerumus oleh permainan riba dengan sistem kapitalis. Maka perekonomian kita harus kita bangun atas dasar Islam. Secara faktual masih banyak kendala seperti yang dialami oleh Bank Muammalat Islam Indonesia, misalnya, mengalami kesulitan mencari partner-partner berkredibilitas.
Lemah dalam persatuan
Persatuan adalah idaman setiap muslim tetapi bagaimana merealisasikannya, ini yang memenuhi jalan buntu. Sudah banyak usaha dilakukan untuk menjalin persatuan tetapi banyak kandas ditengah jalan atau kalaupun berhasil dalam suatu saat tapi banyak bersifat semu dan temporal. Masalahnya mereka berjalan menggalang persatuan dengan konsep yang tidak jelas. Bahwa Allah S.W.T berfirman yang artinya "Ini adalah ummat yang satu dan Aku (Allah S.W.T) adalah Tuhanmu, maka beribadahlah kepada-Ku." Sehingga syarat utama persatuan itu adalah membangun diatas Tauhid. Sebagaimana bangsa-bangsa Eropa mereka bersatu atas dasar kekafiran.
Lemah dalam politik
Untuk membangun politik Islam tidak cukup hanya dengan mengandalkan perekonomian sesaat dan landasan yang tidak Islami seperti demokrasi dan semacamnya. Tetapi berlandaskan Islam secara murni. Seperti Firman Allah S.W.T yang artinya "Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk melaksanakan amanat-amanat kepada yang berhak dan apabila kalian berhukum antar manusia, hendaknya kalian berhukum secara adil?" Dan mustahil kita mencapai keadilan kalau kita tidak melaksanakan hukum Allah S.W.T tetapi justru mengamalkan buatan manusia. Ibnu Taimiyyah menyebutkan dua syarat bagi pemimpin politik yaitu kuat dan jujur. Kuat dalam pemahaman Islam dan kuat dalam pelaksanaannya. Kedua adalah jujur yang didasarkan akan rasa takut kepada Allah S.W.T
Lemah dalam pendidikan
Sejak jaman Belanda sengaja pendidikan ummat Islam dimarginalkan agar mereka tidak kritis.Makanya, pendidikan hanya sampai tingkat dasar dan menengah,paling banter menengah atas.Adapun perguruan tinggi diisi oleh anak-anak pejabat dan kelompok yang pro Belanda. Baru tahun enampuluhan dan tujuhpuluhan tingkatan perguruan tinggi mulai dikembangkan, itupun lebih didominasi oleh kelompok abangan yang seluler. Meskipun mereka berlatar belakang muslim tapi cara berfikirnya cara berfikir Barat. Karena lemahnya tingkat pendidikan tinggi tokoh-tokoh Islam, hal itu sengaja diciptakan juga pada masa orde lama dan orde baru, sehingga para pemimpin umat Islam tidak terlalu siap mengendalikan pemerintahan dan kepentingan bangsa. Lebih-lebih lagi, banyak dari tokoh-tokoh Islam itu terkooptasi pemikiran dan arah perjuangannya serta mudah di beli oleh kepentingan politik.
Lemah dalam membangun peradaban.
Peradaban adalah hasil dari daya, cipta dan karsa manusia yang di kembangkan berdasarkan kemajuan nalar dan teknologi baik berupa fisik maupun non fisik. Dalam hal ini ummat Islam tertinggal jauh dari peradaban lain terutama IPTEK. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor diantaranya penjajahan yang berkepanjangan, pembodohan secara sistematis, kediktatoran penguasa dan lemahnya perhatian yang diakibatkan oleh pandangan sesaat serta kejenuhan berfikir yang larut-larut. Selain juga tingkat kemalasan yang tinggi disebabkan oleh perasaan cepat puas sehingga usaha diupayakan tidak maksimal. Sebagai contoh, bagaimana orang Jepang bekerja setiap hari lebih dari 10 jam dan orang Amerika dan Eropa lebih dari 9 jam, sedangkan kita maksimal 8 jam itupun banyak korupsinya. Sehingga infra struktur relatif kurang baik, high teknologi tidak berjalan dan alat transportasi serta kominikasi terbelakang. Manajemen pemerintahan amburadul dan perangkat hukum mandul. Oleh sebab itu hampir seluruh negara Islam termasuk negara dunia ke III alias terbelakang, tidak terkecuali Indonesia. Sementara utang negara menggunung.
Lemah dalam membangun masyarakat madani
Istilah masyarakat madani mengemuka pada akhir-akhir ini. Bagi kalangan sekuler memakai madani dengan arti masyarakat yang berperadaban. Sementara kalangan Islam memahami masyarakat yang bertipologi masyarakat madinah yang di bangun oleh Rasulullah S.A.W. dalam pengertian masyarakat yang berpegang berdasarkan norma-norma Islam. Sedangkan kenyataan masyarakat kita sungguh memprihatinkan. Tak jarang justru mempraktekkan norma-norma jahiliyah. Seperti semaraknya di masyarakat kita mengadakan hari ulang tahun atau memperingati tahun Baru padahal itu merayakan budaya non Islam. Belum lagi kesenjangan yang mencolok antar warga kaya dan muslim kurang kegotong royong dalam menghalau kebejatan moral dan kemaksiatan dan cenderung materialistis.
Terlalu mencintai dunia
Titik kelemahan ummat yang sempat disampaikan oleh Nabi S.a.w adalah yang artinya "Hampir-hampir saja bangsa-bangsa mengerubuti kalian, sebagai mana orang-orang menyambuti hidangan makanan." ditanyakan "Apakah kita waktu itu sedikit wahai Rasulullah?" Beliau menjawab. "Bahkan kalian banyak, tetapi kalian seperti buih lautan. ( pada saat itu) Allah mengangkat dari hati musuh-musuh rasa takut kepada kalian dan Allah melemparkan wahn pada hati kalian". Mereka bertanya "apa itu wahn wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab "cinta dunia dan takut mati ". (H.R Ahmad dan Abu Dawud).
Demikian itu kenyataan ummat kita, lebih mencintai dunia daripada akhirat, akibatnya mereka takut mati dan menghindar dari perjuangan menegakkan kalimat Allah S.W.T.
Lemah dibidang kekuatan
Al Qur`an jelas memerintahkan kita untuk mempersiapkan kekuatan ( lihat Q.S Al-Anfal:60) dan Rasulullah S.a.w menyuruh orangtua agar mengajarkan anak-anaknya berenang dan memanah agar badan mereka sehat. Orang mukmin yang kuat lebih baik daripada orang mukmin yang lemah. Pembantaian dan pengusiran saudara-saudara kita di Ambon, Maluku dan ditempat-tempat lain adalah bukti betapa kekuatan kita lemah dan diremehkan Untuk itu ummat mulai harus mulai mengkonsolidasi diri dan mempersiapkan kekuatan agar hak asazi mereka tidak diinjak-injak oleh musuh-musuh.
Penutup:
Tidaklah lengkap kalau kita menyebut problematika ummat tanpa menyebutkan solusinya. Secara ringkas ada 5 pilar untuk kebangkitan ummat Islam yaitu;
  1. Keadilan penguasa.
  2. Peran aktif para ulama` dan intelektual muslim.
  3. Kedermawanan para pengusaha.
  4. Doa`nya orang-orang sholeh.
  5. Kesabaran para warga miskin.
Referensi :

  1. Mengapa kaum muslimin mundur/ Al-Amir Syakib Arsalan, Bulan Bintang Jakarta, cet.5,1985.
  2. Pasang surut gerakan Islam/ Yusuf Qudhawi, media da`wah, cet.I,1407/1987
  3. "Apa kerugian dunia bila ummat Islam mundur" karangan Abul Hasan Al Nadawi Al Nuarif, Bandung, cet.II,1988
  4. An-Nasr alquwwa fil Islam karangan Sayid Sabiq, Darul Kitab Arabi, Bairut cet.II,1398H/1978

Tidak ada komentar