Tiga Perkara yang Menyelamatkan dan yang Mencelakakan


Tiga Perkara yang Menyelamatkan dan yang Mencelakakan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita. Aku bersaksi tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Tiada sekutu baginya. Dialah yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepadanya, kepada shahabat dan kepada kerabatnya.
Amma ba'du,
Wahai umat manusia! Bertaqwalah kalian kepada Allah Ta'ala. Tempuhlah jalan selamat dan keselamatan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, yang artinya:
"Tiga perkara yang menyelamatkan dan tiga perkara yang menyesatkan. Adapun perkara yang menyelamatkan adalah taqwa kepada Allah dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, dan berkata haq dalam keadaan ridha dan marah, dan sederhana dalam keadaan kaya dan fakir. Adapun perkara yang mencelakakan adalah hawa nafsu yang dituruti, dan kekikiran yang dita'ati, dan bangga akan diri sendiri, dan hal ini merupakan yang paling berbahaya."
Alangkah indahnya ucapan beliau yang mencakup segala jalan kebaikan, memperingatkan dari segala jurang-jurang kehancuran.
Adapun taqwa kepada Allah dalam keadaan sembunyi maupun terang-terangan, maka itu adalah pokok segala perkara. Dengannya kebaikan dapat dicapai, dan kejahatan dapat ditepis. Ia adalah selalu merasa takut kepada Allah selamanya, dan mengetahui dekatnya Zat Maha Raja yang Maha Mengetahui. Sehingga seseorang merasa malu kepada Tuhannya jika Ia melihatnya berada dalam larangan-Nya, dan mendapatinya tidak berada dalam perkara-perkara yang mendekatkannya kepada ridha-Nya.
Sedangkan berkata haq dalam keadaan ridha mau marah, maka sesungguhnya hal itu merupakan pertanda kejujuran dan keadilan dan taufik. Merupakan suatu bukti yang paling nyata akan keimanan dan penguasaan seorang hamba atas amarah dan nafsunya. Sesungguhnya tidaklah selamat dari nafsu itu kecuali orang-orang yang jujur. Sehingga kemarahan dan nafsu tidak mengeluarkannya dari kebenaran, dan tidak menjerumuskannya ke dalam kebatilan. Bahkan kejujuran mencakup seluruh keadaannya dan meliputinya.
Begitu juga kesederhanaan dalam keadaan miskin dan kaya, sesungguhnya ia merupakan tanda kekuatan akal dan manajemen yang baik. Dan merupakan kepatuhan dan perwujudan dari petunjuk Tuhan Yang Maha Kuasa, yang terdapat dalam firmannya yang berarti:
"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan teguh berada diantara hal-hal yang demikian." (Q. S. Al-Furqaan: 67)
Jadi, tiga perkara ini mencakup seluruh seluruh kebaikan yang berkaitan dengan hak Allah, dan hak pribadi, dan hak para hamba. Dan pelakunya akan mendapatkan kemenangan dengan kemulian, petunjuk dan bimbingan.
Ma'asyiral muslimin rahimakumullah!
Adapun tiga perkara yang mencelakakan, adalah hawa nafsu yangdituruti. Firman Allah yang berarti:
"Dan siapakah yang lebih sesat dari orang yang menuruti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun?" (Q. S. Al-Qashash: 50)
Sesungguhnya hawa nafsu membuat jatuh pengikutnya ke dalam jurang yang paling rendah. Hawa nafsu mendorong jiwa ke dalam syahawat-syahawat berbahaya yang menghancurkan.
Adapun kekikiran yang ditaati, dan manusia itu tabiatnya menuruti kekikirannya. Firman Allah Ta'ala yang artinya:
"Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung." (Q. S. Al-Hasyr: 9)
Barangsiapa yang menuruti kekikirannya, ia termasuk orang yang merugi. Karena sesungguhnya kekikiran itu menyebabkan kebakhilan dan mencegah hak-hak yang lain, dan menyeru kepada madharrat, pemutusan hubungan, dan kedurhakaan. Kekikiran menyeru pengikutnya memutuskan hubungan, maka mereka memutuskannya. Dan mengajak mereka untuk enggan memberikan hak-hak yang wajib atas mereka, maka mereka mematuhinya. Dan memikat mereka dengan muamalat yang buruk seperti mengurangi hak, curang, dan riba, maka mereka melakukannya. Jadi ia menyeru kepada segala perilaku yang hina dan mencegah dari segala perilaku yang baik.
Sedangkan rasa bangga akan diri sendiri adalah penghancur yang paling berbahaya dan perkara yang paling jelek. Karena rasa bangga akan diri sendiri adalah pintu takabbur, sombong dan tipu daya. Ia merupakan sarana menuju kecongkakan, kesombongan, dan penghinaan atas makhluk, yang merupakan kejahatan besar.
Jadi tiga perkara yang menghancurkan ini: Hawa nafsu yang situruti, kekikiran yang ditaati, dan bangga akan diri sendiri; siapa yang menghimpunnya maka ia termasuk orang-orang yang celaka. Dan siapa yang bersifat dengannya maka ia akan mendapatkan murka dari Allah dan berhak mendapatkan azab yang menghinakan.
Berbahagialah orang yang hawa nafsunya mengikuti apa-apa yang diridhai Allah. Dan bahagialah orang yang dijaga dari kekikiran dirinya, sehingga ia termasuk orang-orang yang beruntung, dan mengenal dirinya lalu tunduk pada kebenaran dan baik perilakunya terhadap orang-orang beriman. Semoga Allah mencurahkan akhlaq yang mulia kepada kita semua, dan menjaga kita dari segala akhlaq yang buruk dan bahayanya.

Tidak ada komentar