Bertaubat
Bertaubat
لَوْتعلم
امتى ما فى رمضان لتمنوا ان تكون السنة كلها رمضان, لأن الحسنة فيه مجتمعة
والطاعة مقبلة والدعواة مستجابة والذنوب مغفورة والجنة مشتاقة لهم
Dari
Ibnu Abbas ra., dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Kalau sekiranya umatku mengetahui segala (kebaikan) didalam bulan suci
Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar semua tahun itu menjadi
Ramadhan”, dikarenakan semua kebaikan itu berkumpul di bulan suci
Ramadhan, ketaatan bisa diterima, semua doa dikabulkan, semua doasanya
diampuni dan surga senantiasa merindukan mereka” (Zubadatul Wâ’izhîn).
Dalam
suatu riwayat disebutkan, bahwa Ramadhan pada hari kiamat nanti akan
datang dalam bentuk wajah yang sangat bagus, kemudian sujud tersungkur
dihadapan Allah Ta’ala. Kemudian Allah berfirman: “Wahai Ramadhan, mintalah apa keinginanmu dan tolonglah orang yang telah menunaikan hakmu”. Maka
Ramadhan pun berkeliling di padang yang luas dan mengajak orang-orang
yang telah menunaikan haknya, kemudian berhenti dihadapan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Ramadhan apa yang engkau kehendaki?”. Ramadhan menjawab: “Saya menghendaki agar Tuhan berkenan memberikan untuknya mahkota kebesaran”.
Kemudian Allah memberikan seribu mahkota kepadanya dan memberikan
pengampunan. Allah Ta’ala kemudian berfirman: “Mau apalagi engkau, hai
Ramadhan?”. Ramadhan kemudian menjawab: “Mohon tempatkanlah ia disamping
nabi-Mu”, maka Allah pun menempatkannya di surga firdaus (Zahratur-Riyâdhi).
Yang dimaksud orang yang menunaikan hak Ramadhan adalah orang-orang
yang menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan. Mereka ini adalah sahabat
Ramadhan dan mereka akan ditolong oleh Ramadhan tersebut untuk
mendapatkan ampunan Allah Ta’ala.
Jika
memperhatikan begitu banyak keutamaan bulan suci Ramadhan, maka sungguh
merugi orang-orang yang hadir di bulan suci ini namun mereka telah
menyia-nyiakannya. Sungguh merugi orang-orang yang tidak sempat
mendapatkan ampunan. Sungguh merugi orang-orang yang tidak sempat
bertaubat. Sungguh merugi orang-orang yang tidak bertambah amalnya.
Bahkan sangat merugi orang-orang yang tidak ikut serta berpuasa dan
tidak ikut serta memperbanyak shalat tarawih. Jadi wajar jika para
Sahabat menangis jika akan berpisah dengan bulan suci Ramadhan, mereka
takut jika tidak mendapatkan ampunan. Jika pada bulan Ramadhan saja
mereka tidak mendapatkan ampunan apalagi pada bulan-bulan yang lain.
Bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh
bulan-bulan yang lain. Yaitu Rahmat dikucurkan, pintu surga telah
dibuka, pintu neraka ditutup dan para setan dibelenggu. Sedangkan pada
bulan-bulan yang lain keistimewaan ini tidak didapatkan. Apakah masih
mungkin jika kita gagal diampuni di bulan Ramadhan dapat memperolah
ampunan pada bulan yang lain.
Diriwayatkan
dari Ka’ab bin ‘Ujrah ra., dia berkata, “Rasulullah SAW telah bersabda,
“Datanglah kalian ke mimbar”. Lalu kami mendatanginya. Maka apabila
beliau naik tangga pertama, beliau berkata “amin”, lalu ketika naik ke tangga yang kedua beliau berkata “amin”. Dan ketika naik pada tangga yang ketiga beliau juga berkata “amin”.
Maka ketika beliau turun kami berkata: ‘Wahai Rasulullah, sungguh hari
ini kami telah mendengar dari engkau sesuatu yang belum pernah kami
dengar’. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Jibril telah datang
kepadaku lalu berkata, celakalah orang-orang yang melewatkan bulan Ramadhan begitu saja sehingga dosanya tidak diampuni. Aku berkata, “Amin”. Lalu ketika aku naik tangga yang kedua, Jibril berkata, celakalah orang yang mendengar namamu disebut, tetapi dia tidak mengucapkan shalawat untukmu. Aku berkata “Amin”. Bila aku melangkah naik ke tangga yang ketiga, Jibril berkata, celakalah
orang-orang yang bersama kedua orang tuanya telah tua atau salah
satunya hingga tua, namun mereka tidak dapat memasukkannya ke surga. Aku berkata “Amin”. (HR. Al-Hakim, dengan sanad yang Shahih).
Tidak Sekedar Lapar dan Dahaga
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ اِلاَّ الْجُوْعِ وَالْعَطَاسِ
Artinya: “Banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga” (HR. An-Nasa’i).
Yang
dimaksud oleh hadits ini adalah bahwa puasa tidak sekedar menahan diri
dari makan dan minum. Namun yang terpenting adalah menahan diri dari
segala sesuatu yang dapat membatalkan amaliah atau pahala berpuasa.
Sebutan lain dari puasa adalah “imsak ‘anil-hawa”, yaitu
menahan diri dari hawa nafsu. Pada saat berpuasa semua nafsu dikekang
atau dikendalikan. Nafsu-nafsu yang baik saja banyak yang dilarang untuk
disalurkan apalagi nafsu yang buruk. Makan, minum, hubungan suami-istri
adalah nafsu yang baik namun dilarang untuk ditunaikan pada bulan suci
Ramadhan. Apalagi nafsu yang buruk seperti berbohong, mencuri, korupsi,
ghibah (mengumpat), mencaci maki, bertenglkar, marah-marah, berkelahi,
sombong, iri, dengki dan lain sebagainya. Termasuk juga melihat
perempuan yang bukan muhrim dengan penuh syahwat. Kita harus menyadari
bahwa tontonan dan iklan di bulan suci Ramadhan ini masih banyak yang
mengumbar auratnya. Masih banyak wanita yang berkeliaran disiang hari
dengan pakaian terbuka (na’udzubillah). Keadaan ini dapat
merusak amaliah orang yang berpuasa. Kedadaan semacam ini sulit
dihindari karena merupakan tanda bahwa zaman telah rusak. Oleh karena
itu, siapa pun baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam
budaya telanjang, membuka aurat, mengobral kemolekan, memamer-mamerkan
tubuh maka mereka telah menjadi penyakit zaman dan merupakan musuh Allah
dan musuh orang-orang beriman.
Rasulullah SAW bersabda:
خَمْسُ
خِصَالٍ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ وَيَنْقُضُ الْوُضُوْءَ اَلْكِذْبُ,
وَاْلغَيْبَةُ, وَالنَّمِيْمَةُ, وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ, وَالْيَمِيْنُ
الْكَاذِبَةُ
Artinya: “Lima
perkara yang dapat membatalkan puasa dan wudhu seseorang yaitu:
berdusta, ghibah, mengadu domba, melihat perempuan yang bukan muhrimya
dengan syahwat dan sumpah palsu” (HR. Ad-Dailami).
Termasuk
pula yang dapat menjadikan puasa sia-sia adalah meninggalkan perintah
Allah, seperti orang yang meninggalkan shalat. Orang yang malas shalat
atau meninggalkan shalat maka ia termasuk memperturutkan hawa nafsunya.
Itu berarti sia-sialah puasanya, karena Allah tidak akan menerima puasa
orang-orang yang memperturutkan hawa nafsunya.
Post a Comment