MUTIARA KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL
MUTIARA
KHUTBAH IDUL FITRI 1 SYAWAL
HADIRIN
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT SIDANG IDUL FITRI 1 SYAWAL
14
. . H YANG BERBAHAGIA
Puji
dan syukur yang sedalam-dalamnya, dengan penuh perasaan gembira, kita
sanjungkan
kehadirat Allah swt. Tuhan yang telah memanjangkan usia kita,
sehingga
di pagi yang ceria ini kita dapat berkumpul bershaf-shaf memenuhi
tempat
yang berkah ini.
Fajar
tanggal 1 Syawal telah menyingsing di ufuk timur, pada saat ini kita berada
pada
hari yang agung, pada hari ini pula Allah Azza Wa Jalla memperlihatkan
kemulyaan
dan keagungannya, dimana seluruh umat TAUHID di segenap
penjuru
dunia, bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan
mengumandangkan
takbir, tahlil dan tahmid :
Pengumandangan
tersebut merupakan realisasi rasa syukur, sebagai ungkapan
kesadaran,
kalimat keyakinan, serta merupakan panji-panji kemenangan dan
kejayaan
umat Islam.
HADIRIN
HADIRAT RAHIMAKUMULLAH .......
Dalam
suasana hati yang penuh kegembiraan ini, dengan segala kemewahan
yang
terasa di paksakan, dengan segala keberlebihan yang sukar dibayangkan,
dalam
pesta semesta yang gegap gempita, oleh gemuruh takbir kemenangan
yang
hingar bingar, meliputi seluruh angkasa raya, menggelora ke dalam jiwa,
hingga
mendirikan bulu-bulu roma. Marilah sejenak kita melakukan perenungan
pada
hakikat makna ibadah yang telah kita lalui bersama, pada nuansa hati yang
tak
terkendali ini ........
Benarkah,
selama sebulan lamanya kita telah menjalankan ibadahv puasa,
dengan
penuh ketaıatan dan kepatuhan, hanya mengharap ridla ı Nya,
sebagai
bukti meningkatnya kualitas ketaqwaan kita kepada Allah swt. ... .. ?
Sebagaimana
maksud dicanangkannya puasa itu sendiri;
Artinya
: ıWahai
orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian semua
berpuasa,
sebagaimana ia diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian,
mudah-mudahan
kalian semua bertaqwa.ı
(Qs.
Al Baqarah : 183)
Betulkah,
kita semua telah lulus dalam menghadapi ujian berpuasav sebulan
penuh
lamanya, membendung dan menyingkirkan segala godaan dan nafsu
angkara
murka .......?
v Berhasilkah
kita membersihkan iman, dari bintik-bintik kemaksiatan,
kemunafikan,
dan kemungkaran .......?
Hari
ini Ramadhan telah berlalu .........., bulan suci, bulan yang penuh rahmat dan
maghfiroh,
relakah kita melepaskannya seadanya ........? Bagaimanapun, seiring
dengan
menggelindingnya jarum jam, terpaksa kita harus rela melepaskannya.
Hari
ini hari bersuka ria. Namun ....... adakah suka ria kita sedang mensyukuri
kemenangan
atas setan dan kemaruk hawa nafsu ........? Ataukah karena kita kini
terbebas
kembali seperti semula? Tak ada lagi yang kita sungkani. Atau bahkan
terstimulir
oleh kemenangan yang ada pada pihak setan dan nafsu atas diri kami
........
! Naıudzubilla
Billahi Min Dzalik.
YAA
.......... RABBY ........ ! Rasanya puasa kami hampa, jiwa ini miskin tak
berarti
apa, bahkan diri ini bergelimang noda dan dosa. Maka hanya rahmat dan
maghfirahmu
Yaa ....... Allah yang kami minta, kami ibarat setetes embun dalam
lautan
keagunganmu .......
ALLAHU
AKBAR 3X WALILLAHI AL HAMD
HADIRIN
SIDANG ıIDUL FITRI YANG DIMULYAKAN ALLAH .....
..
Kaum
muslimin memang berhak bergembira pada hari ketika berbuka dan
lebaran
tiba, namun kegembiraan kita diperintahkan untuk masuk ke dalam
agama
Islam secara kafaah sebagaimana firman Allah :
Artinya
: ıWahai
orang-orang yang beriman masuklah kalian semua ke dalam
Islam
secara totalitas.ı ( Qs. Al-Baqarah : 208 )
Lalu
pertanyaannya adalah; Gembira yang islami itu yang bagaimana ? Gembira
yang
islami yaa gembira yang wajar-wajar saja, gembira yang penuh rasa
syukur,
gembira yang tidak sampai menafikan atau bahkan melecehkan adanya
keperihatinan
di fihak lain.
Kegembiraan
kaum muslimin atas datangnya lebaran tentunya menjadi hak milik
bagi
ia yang telah dapat merampungkan kewajiban ibadah puasa Ramadhannya
dengan
penuh keikhlasan dan njungkung ibadah semata-mata karena
mengharap
ridlo ı
Nya,
disamping kita telah berhasil pula nyelengi pahala, dan
dosa-dosa
kita yang telah lewat diampuni oleh Allah Azza Wa Jalla,
sebagaimana
di jamin sendiri oleh Rasulullah saw. sendiri lewat sebuah
haditsnya
:
Artinya
: ıBarang
siapa telah melaksanakan puasa Ramadhan karena iman dan
mengharap
pahala Allah, maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lewat.
HADIRIN
HADIROT SIDANG IDUL FITRI YANG BERBAHAGIA. . . .
Apapun
dan bagaimanapun bentuk puasa yang telah kita lakukan, berapapun
nilai
yang telah Allah Taıala berikan atas puasa kita dengan segala
kesempurnaan
rahmat dan anugerahnya, untuk lebih menjamin keyakinan
keberhasilan
perjuangan kita di bulan puasa itu, Allah masih memberi
kesempatan
kepada kita ı yang memang memiliki watak tidak sempurna ini ı
untuk
nambeli kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan
puasa
kita, barang kali sesekali, sementara mulut kita berpuasa tidak makan dan
tidak
minum tetapi kita khilaf tidak memuasakannya dari memakan daging
saudara-saudara
kita dengan ngrasani, mengumpat atau mengeluarkan katakata
yang
tak pantas misalnya dan seterusnya dan lain sebagainya.
Kita
diberi kesempatan mengeluarkan sebagian dari bahan makanan kita untuk
saudara-saudara
kita yng berhak menerimanya lewat zakat fitrah. Di samping
makna
solidaritas yang terkandung di dalam zakat fitrah itu, seperti hadits yang
diriwayatkan
oleh Imam Abu Dawud, zakat fitrah itu berfungsi untuk
membersihkan
orang yang berpuasa dari keterlanjurannya beromong kosong
dan
berkata buruk saat berpuasa, bahkan menurut hadits riwayat Abu Hafsih Bin
Shaahin,
puasa Ramadhan bergantung antara langit-langit dan bumi dan hanya
zakat
fitrahlah yang dapat menaikkannya ke atas. Kewajiban membayar zakat
fitrah
ini ı
menurut
Imam Al Syafiıi RA ı di fardlukan kepada setiap muslim
yang
merdeka atau hamba Mubaıad yang memiliki kelebihan bahan
makanan di
malam
dan hari lebarannya, juga pakaian dan tempat tinggal yang layak bagi
semua
keluarga yang menjadi tanggung jawab nafaqahnya. Adapun tentang
waktu
wajibnya adalah sejak tenggelamnya mata hari di hari terakhir bulan suci
Ramadhan,
dan boleh saja membayarkan zakat fitrah sejak telah masuknya
bulan
suci Ramadlan dengan niat Taıjil. Sedangkan membayarkan zakat
fitrah
setelah
dilaksanakannya sholat idul fitri hingga tenggelamnya mata hari juga
masih
diperkenankan atau masih diterima, tetapi dengan niat mengkodloıi-nya.
Mudah-mudahan
zakat fitrah kita, dapat menyempurnakan ibadah puasa kita,
sehingga
Allah mengampuni kita, merahmati kita, dan membebaskan kita dari api
neraka.
Dan moga-moga pula, Allah masih menganugerahkan kekuatan kepada
kita
untuk dapat melengkapi ganjaran ibadah puasa itu dengan kesediaan kita
nantinya,
untukpuasa Ramadlan kita yang telah berlalu dengan mengiringinya
berpuasa
selama enam hari di bulan Syawal ini. Mudah-mudahan ..
ALLAHU
AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
HADIRIN
HADIRAT KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT RAHIMAKUMULLAH
.......
Selanjutnya
segala aktifitas apa saja yang paling utama dilakukan sekembali kita
dari
shalat idul fitri ini ....... ?
Setelah
berpuasa dan njungkung ngibadah selama sebulan penuh di bulan
Ramadhan
dengan niat ikhlas hanya memburu ridla Allah Taıala,
dan kita telah
menambelinya
dengan mengeluarkan zakat fitrah, dosa-dosa kitapun diampuni.
Namun
seperti kita ketahui, dosa yang diampuni itu, hanyalah dosa yang
berhubungan
langsung dengan Allah. Sementara masih ada dosa lain yang
berkaitan
dengan sesama kita, antar kita, dimana ampunan Allah bergantung
pada
pemaıafan
masing-masing kita yang bersangkutan. Oleh karenanya untuk
menyempurnakan
ketidak berdosaan kita, setelah shalat idul fitri ditradisikanlah
halal
bihalal, ısini menghalalkan dan memaafkan situ, situ menghalalkan dan
memaafkan
siniı.
Dengan
demikian pada lebaran kali ini, diharapkan semua macam dosa apapun
lebur
dan kita kembali sebagaimana fitrah kita, mulus tanpa dosa bagaikan
seorang
bayi.
Tidakkah
kita tak ingin menjadi pailit kelak di hari kemudian ......? Seperti
digambarkan
oleh Rasulullah saw. dalam hadits shohihnya :
Artinya
: ıTahukah
kalian semua, siapakah orang yang bangkrut itu ? Tanya
Rasulullah
kepada para sahabatnya ı merekapun menjawab : orang yang
bangkrut
menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda
yang
tersisa.ı Kemudian Rasulullah menyampaikan sabdanya : ıOrang
yang
benar-benar
pailit ı diantara umatku ı ialah orang yang di hari kiamat
dengan
membawa
(seabrek) pahala shalat, puasa dan zakat; tapi (sementara itu)
datanglah
orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci
ini,
menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di
berikanlah
pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata
pahala-pahala
kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi
tanggungannya,
maka diambillah dosa-dosa mereka (yang pernah di dzaliminya)
dan
ditimpakan kepadanya. Kemudian dicampakkanlah ia ke api neraka.ı
Naudzubillah
...... ! (HR. Muslim dari Abu Hurairah)
Ternyata
mulut, tangan, kaki, perut dan anggota tubuh kita yang biasa kita
gunakan
untuk beribadah, bersujud, berdzikir, berpuasa, memberikan zakat,
dapat
membuat kita pailit kelak. Tidak hanya menghabiskan modal pahala yang
kita
tumpuk sepanjang umur kita tapi bahkan dapat menarik kepada kita kerugian
orang
lain. Ini semua tentunya gara-gara kita terlalu meremehkan dosa dan
kesalahan
terhadap sesama. Oleh karenanya, apabila kita memuliakan Tuhan,
maka
termasuk yang dimuliakan Tuhan ialah manusia.
Sedangkan
makanan dan kue-kue lebaran kiranya hanyalah sekedar ıUbo
Rampeı,
karena ada kunjung mengunjungi, patutnya hidangan di sediakan
sebagai
penghormatan kepada tamu yan hendak berkunjung. Pahalanya terletak
pada
penghormatan tamu itu, atau pada niat sedekah yang mengiringinya.
Demikian
pula, agaknya soal pakaian, memperindah rumah dan atau
mempercantik
ruang tamu
ALLAAHU
AKBAR 3X WALILLAHIL HAMD
Akhirnya,
marilah kita mengikrarkan permohonan maaf kita kepada diri kita
sendiri,
sebelum kemudian sungkem dan meminta maaf kepada orang-orang tua
kita,
para Masyayikh dan guru-guru kita, juga antar sesama.........
Selamat
idul fitri, wahai mata
Maafkanlah
aku, selama ini kau hanya
Kugunakan
melihat kilau comberan.
Selamat
idul fitri, wahai telinga
Maafkanlah
aku, selama ini kau hanya
Kusumpali
rongsokan-rongsokan kata
Selamat
idul fitri, wahai mulut
Maafkanlah
aku, selama ini
Kau
hanya kujejali dan kubuat memuntahkan onggokan-onggokan kotoran
Selamat
idul fitri, wahai tangan
Maafkanlah
aku, selama ini kau hanya kugunakan
Mencakar-cakar
kawan dan berebut remayh-remah murahan
Selamat
idul fitri, wahai kaki
Maafkanlah
aku, selama ini kau hanya kuajak menendang kanan kiri
Dan
berjalan di lorong-lorong kegelapan
Selamat
idul fitri, wahai akal budi
Maafkanlah
aku, selama ini kubiarkan kau terpenjara sendiri .........
Post a Comment