WANITA PENGHUNI NERAKA
WANITA PENGHUNI NERAKA
Saudariku Muslimah … .
Suatu hal yang pasti bahwa surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah subhanahu wa ta’ala
ciptakan. Surga diciptakan-Nya sebagai tempat tinggal yang abadi bagi
kaum Mukminin dan neraka sebagai tempat tinggal bagi kaum musyrikin dan
pelaku dosa yang Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang
darinya. Setiap Muslimin yang mengerti keadaan Surga dan neraka tentunya
sangat berharap untuk dapat menjadi penghuni Surga dan terhindar jauh
dari neraka, inilah fitrah.
Pada Kajian Kali Ini
kami akan membahas tentang neraka dan penduduknya, yang mana mayoritas
penduduknya adalah wanita dikarenakan sebab-sebab yang akan dibahas
nanti.
Sebelum kita mengenal wanita-wanita penghuni neraka alangkah baiknya jika kita menoleh kepada peringatan-peringatan Allah subhanahu wa ta’ala di dalam Al Qur’an tentang neraka dan adzab yang tersedia di dalamnya dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Hai
orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (At Tahrim : 6)
Imam Ath Thabari rahimahullah menyatakan di dalam tafsirnya : “Ajarkanlah kepada keluargamu amalan ketaatan yang dapat menjaga diri mereka dari neraka.”
Ibnu Abbas radliyallahu 'anhu juga mengomentari ayat ini : “Beramallah
kalian dengan ketaatan kepada Allah, takutlah kalian untuk bermaksiat
kepada-Nya dan perintahkan keluarga kalian untuk berdzikir, niscaya
Allah menyelamatkan kalian dari neraka.” Dan masih banyak tafsir
para shahabat dan ulama lainnya yang menganjurkan kita untuk menjaga
diri dan keluarga dari neraka dengan mengerjakan amalan shalih dan
menjauhi maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Di dalam surat lainnya Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah : 24)
Begitu pula dengan ayat-ayat lainnya yang juga menjelaskan keadaan neraka dan perintah untuk menjaga diri daripadanya.
Kedahsyatan dan kengerian neraka juga dinyatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di dalam hadits yang shahih dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu bahwasanya beliau bersabda :
“Api kalian yang dinyalakan oleh anak cucu Adam ini hanyalah satu bagian dari 70 bagian neraka Jahanam.” (Shahihul Jami’ 6618)
Jikalau
api dunia saja dapat menghanguskan tubuh kita, bagaimana dengan api
neraka yang panasnya 69 kali lipat dibanding panas api dunia? Semoga
Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
Wanita Penghuni Neraka
Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
“Aku
melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah
fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka aku
menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain keduanya)
Hadits ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang penduduk Surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir
miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi
hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke
dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam
hadits lainnya.
Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang , beliau shallallahu 'alaihi wa sallam melihat Surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu 'anhum :
“
… dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan
seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum
wanita. Shahabat pun bertanya : “Mengapa (demikian) wahai Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam?” Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab : “Karena kekufuran mereka.” Kemudian ditanya lagi : “Apakah
mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab : “Mereka kufur terhadap
suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau
berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang
panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai)
niscaya dia akan berkata : ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan
pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma)
Dalam hadits lainnya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda :
“
… dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya mereka telanjang,
melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari
ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti
punuk onta. Mereka tidak masuk Surga dan tidak mendapatkan wanginya
Surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan
sekian.” (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu)
Dari Imran bin Husain dia berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab
sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang
mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada
kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya
akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan
kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria
dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka,
kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka
dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap
agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)
Saudariku Muslimah … .
Jika
kita melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita
akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam
neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka
menjadi golongan minoritas dari penghuni Surga.
Saudariku Muslimah … . Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita dari neraka. Amin.
1. Kufur Terhadap Suami dan Kebaikan-Kebaikannya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini
terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum Muslimin, yakni
seorang istri yagn mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian
waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan
kehendak sang istri sebagaimana kata pepatah, panas setahun dihapus oleh hujan sehari.
Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur
terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri
kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya.” (HR. Nasa’i di dalam Al Kubra dari Abdullah bin ‘Amr. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 76)
Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita Mukminah yang menginginkan ridha Allah subhanahu wa ta’ala
dan Surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan
akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat
yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang
tidak pantas untuk dibesar-besarkan.
Jika
demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang
kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabiyah sebagai suri tauladan bagi istri-istri kaum Mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.
2. Durhaka Terhadap Suami
Kedurhakaan
yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya pada umumnya berupa tiga
bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat
kaum Muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu adalah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.
Bentuk pertama
ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada
suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap
dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya.
Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak
senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering
dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan
ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.
Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan
suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa
sebab yang diperbolehkan syar’i. Atau ia menuduh suaminya dengan
tuduhan-tuduhan dengan maksud untuk menjelekkannya dan merusak
kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk
serupa adalah apabila seorang istri meminta di thalaq atau di khulu’ (dicerai) tanpa sebab syar’i. Atau ia mengaku-aku telah dianiaya atau didhalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.
Permintaan
cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dan istri
karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami.
Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena
suaminya berusaha mengamalkan syari’at-syari’at Allah subhanahu wa ta’ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam :
“Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa sebab (yang syar’i, pent.) maka haram baginya wangi Surga.” (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al Insyirah fi Adabin Nikah halaman 85)
Bentuk kedurhakaan kedua
yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika
seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka
masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh
dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak mendatanginya dan yang
semisal dengan itu.
Termasuk
dari bentuk ini ialah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin
suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang
demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab
syar’i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan
perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka
dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya,
berjalan di tempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersenda gurau
atau berbicara lemah-lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan
mahramnya dan yang semisal dengan itu.
Bentuk
lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik
diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan
puasa sunnah tanpa izin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti
shalat, mandi janabat, atau puasa Ramadlan.
Maka
setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan seperti tersebut adalah
istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Jika
kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri
maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan
perbuatannya. (Dinukil dari kitab An Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan)
Sungguh
merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih
jalan ke neraka daripada jalan ke Surga karena memang biasanya wanita
yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan
kesenangan dunia yang menipu.
Ketahuilah
wahai saudariku Muslimah, jalan menuju Surga tidaklah dihiasi dengan
bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi dengan rintangan-rintangan
yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi
ketegaran iman oleh Allah. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada Surga
yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.
Ketahuilah
pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan
kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi
ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani
jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.
Hanya
wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta
maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia
lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam
mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan
kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.
3. Tabarruj
Yang
dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan
perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib
untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Jilbab Al Mar’atil Muslimah halaman 120)
Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang wanita-wanita yang berpakaian tapi hakikatnya telanjang
dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang
dipakainya. Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul ‘Abdil Barr rahimahullah ketika menjelaskan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tersebut. Ibnul ‘Abdil Barr menyatakan : “Wanita-wanita
yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah yang memakai
pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka
mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang
pada hakikatnya … .” (Dinukil oleh Suyuthi di dalam Tanwirul Hawalik 3/103 )
Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang hal ini dalam firman-Nya :
“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka.” (An Nur : 31)
Imam Adz Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al Kabair halaman 131 : “Termasuk
dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah
menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup
muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang
semisalnya jika mereka keluar rumah … .”
Dengan
perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret
kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya
tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang
kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi
dengan ilmu Al Qur’an dan As Sunnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling
besar yang paling ditakutkan atas kaum pria adalah fitnahnya wanita.
Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala
hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak
persaudaraan di antara kaum Mukminin terputus hanya dikarenakan wanita.
Berapa banyak seorang anak tega dan menelantarkan ibunya demi mencari
cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat
membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak
mendapatkan wanginya Surga.
Hanya
dengan ucapan dan rayuan seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria
ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan
menampakkan di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di
sana-sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian
adalah hasil perbuatan mereka sendiri.
Wahai
saudariku Muslimah … . Hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan
pakaian yang Islamy yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan
adzab di akhirat kelak.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :
“Dan
tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian
bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyyah pertama dahulu.” (Al Ahzab : 33)
Masih
banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan wanita menjadi mayoritas
penduduk neraka. Tetapi kami hanya mencukupkan tiga sebab ini saja
karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam
kehidupan masyarakat negeri kita ini.
Saudariku Muslimah … .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita
dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang
berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala
dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum
wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat
kemudian beliau bersabda :
“Bershadaqahlah
kalian! Karena kebanyakan kalian adalah kayu bakarnya Jahanam!” Maka
berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya
yang berubah kehitaman kedua pipinya, iapun bertanya : “Mengapa
demikian, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Karena kalian banyak
mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!” (HR. Bukhari)
Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menyelamatkan kita dari adzabnya. Amin.
Wallahu A’lam bish Shawwab.
Post a Comment