Furqon
Furqon
Sinopsis
Sikap furqon
atau pembeda (antara yang haq dengan yang batil) di wakili oleh Allah sebagai
haq dan taghut sebagai wakil kebatilan. Pemimpin al haq adalah Allah (yang
benar), Allah SWT sebagai al haq akan membawa kepada cahaya yang memberikan
bimbingan kepada manusia dengan mendatang kan islam sebagai dien sehingga selesailah
segala permasalahan yang ada, kemudian di bawanya mereka di dalam syurga.
Manakala pemimpin kebatilan adalah taghut. Taghut sebagai wakil dan pembawa
kebatilan selalu berada di dalam kegelapan.Warna gelap yang mewarnai kebatilan
akan membawa kejahiliyaan yang merupakan sumber masalah ummat dan perintis
munculnya masalah. Keadaan ini akan membawa manusia sampai ke neraka.
Sikap furqon
yang harus kita pegang dalam menghadapi pertembungan ini adalah membedakan
secara benar mana yang haq dan yang batil kemudian berpegangan secara teguh
kepada tali Allah yang sangat kukuh/urwatu wutsqo Prinsip yang perlu dipenuhi
di dalam menjalankan urwatul wutsqo adalah aktiviti dan sikap yang berdasarkan
lillah(karena Allah), ma'allah(beserta Allah), ilalah(menuju ridho Allah)
Hasiyah
1.Furqon
Syarah
·
Furqon adalah
pembeda haq dan batil. Al qur'an sendiri berperanan sebagai furqon karena salah
satu nama Al Qur'an adalah furqon. Al Qur'an sebagai al haq berarti lanngsung
memberikan pemahaman bahwa di luar atau yang bertentangan dengan nilai-nilai Al
Qur'an adalah kebatilan yang perlu di ingkari dan di tolah. Al Qur'an sebagai
furqon karena di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk yang membawa manusia ke
jalan yang benar dan membedakan nya dengan kebatilan. Orang yang mengamalkan
furqon biasanya adlah orang yang bertakwa kepada Allah SWT akan menghapuskan
segala kesalahan-kesalahan, serta mengampunkan (dosa-dosa) kita.
·
Furqon sebagai pembeda haq dan batil ini merupakan
pertarungan dia antara Allah dengan taghut yang secara implikasinya berlaku
diantara orang beriman dengan orang kafir.
Dalil
·
25:1; Maha berkat Tuhan yang menurunkan Al-Furqon kepada
hambaNya (Muhammad), untuk menjadi peringatan dan amaran bagi seluruh penduduk
alam.
·
2:185; (Masa yang di wajibkan kamu berpuasa itu ialah)
bulan ramadhan yang padanya di turunkan Al Qur'an, menjadi petunjuk bagi
sekalian manusia , dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk
dan (menjelaskan) perbedaan antara yang benar dan yang salah. Oleh itu, sesiapa
dari antara kamu yang menyaksikan anak bulan ramadhan (atau mengetahuinya),
maka hendaklah ia berpuasa bulan itu ; dan sesiapa yang sakit atau dalam
musafir maka (bolehlah ia berbuka , kemudian wajiblah ia berpuasa) sebanyak
hari yang ditinggalkan itu sebanyak hari-hari yang lain. (Dengan ketetapan yang
demikian itu) Allah menghendaki kamu beroleh kemudahan, dan ia tidak
menghendaki kamu menanggung kesukaran. Dan supaya kamu cukupkan bilangan puasa
(sebulan ramadhan), dan supaya kamu membesarkan Allah karena mendapat
petunjukNya, dan supaya kamu bersyukur.
·
8:29; Wahai orang-orang beriman! Jika kamu bertakwa
kepada Allah, niscaya ia mengadakan bagi kamu (petunjuk) yang membedakan antara
yang benar dengan yang salah, dan menghapuskan kesalahan-kesalahan kamu, serta
mengampunkan (dosa-dosa) kamu. Dan
Allah (sememangnya) mempunyai limpah kurnia yang besar.
2. Allah
sebagai pembawa al Haq
Syarah
Allah SWT
sebagai haq karena dialah yang menciptakan manusia dan alam. Dia wajar
mengetahui akan ciptaanNya sehingga ilmu yang dimilikiNya merupakan bukti
kebenaran yang di bawaNya.Dengan kebenaran maka wujudlah cahaya yang menyinari kegelapan dan mendapatkan penjelasan bagaimana semestinya kita hidup dan berjalan dengan baik dalam mencapai kejayaan. Muhammad SAW dan kitab yang diturunkan Allah SWT sebagai cara untuk lebih menjelaskan haq yang sebenarnya.
Islam sebagai pembimbing, karena cahaya yang di bawanya. Oleh itu dilarang mencampur cahaya dan kegelapan. Dilarang kita mencampur adukkan haq ini dengan kebatilan. Haq tetaplah haq dan laksanakan haq semampunya sedangkan batil adalah tetap batil yang merupakan kesesatan. Mencampuradukkan berarti kita tidak furqon tetapi larut dalam situasi.
Islam yang berisikan kebenaran akan menjadi penyelesai masalah ummat Sehingga ummat lepas dari penjara dunia untuk mengajak menusia kejalan yang benar sehingga di bawanya manusia ke akhirat masuk syurga.
Dalil
·
2:256; Tidak ada paksaan dalam agama (islam) dari
kesesatan (kufur). Oleh itu, sesiapa yang tidak percayakan taghut, dan ia pula
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan
(tali agama) yang teguh yang tidak akan putus. Dan (ingatlah), Allah maha mendengar , lagi maha mengetahui.
·
2:257; Allah pelindung (yang mengawal dan menolong)
orang-orang yang beriman. Ia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada
cahaya (iman). Dan orang-orang kafir penolong-penolong mereka adalah taghut
yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kufur). Mereka itulah ahli neraka mereka kekal di dalamnya.
·
18:1; Segala
terpuji tertentu bagi Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya (Muhammad),
kitab suci Al Qur'an, dan tidak menjadikan padanya sesuatu yang bengkok
(terpesong)
·
2:42; Dan janganlah kamu campur adukkan yang benar itu dengan yang
salah,dan kamu sembunyikan yang benar itu pula padahal kamu semua
mengetahuinya.
3. Taghut
sebagai pembawa kebatilan
Syarah
·
Dilain pihak
pula taghut sebagai wakil dari kebatilan senantiasa mengeluarkan kegelapan yang
menjadikan pengikutnya tidak tahu kemana akan pergi dan kemana kesudahannya.
Keadaan kegelapan ini mungkin menjadikan muslim tersesat di dalam kejahiliyahan
atau kebodohan yang didalamnya berpuncak segala kebodohan ummat.
·
Jahiliyah
dengan kehidupan merupakan contoh nyata amalan yang bukan Islam, dimana mereka
tidak mempunyai pegangan dan tidak jelas akan kemana sehingga perjalanan di
dalam gelap boleh menyesatkannya.
·
Jahiliyah
dengan keadaan yang demikian maka wajar dari dalamnya muncul permasalahan yang
akan menghancurkan ummat Islam dan dunia seisinya.
·
Akhirnya mereka akan di bawa ke neraka.
Dalil
·
2:256; Tidak ada paksaan dalam agama (Islam), karena
sesungguhnya telah nyata kebenaran (Islam) dari kesesatan (kufur). Oleh itu,
sesiapa yang tidak percayakan taghut, dan ia pula beriman kepada Allah, maka
sesungguhnya ia telah berpegang kepada simpulan (tali agama) yang teguh yang
tidak akan putus. Dan (ingatlah),
Allah maha mendengar, lagi maha mengetahui.
·
18:56; Dan tidak Kami mengutus Rasul-rasul, melainkan sebagai pemberi kabar
gembira dan sebagai pemberi amaran; dan orang-orang kafir membantah dengan
alasan yang salah untuk menghapuskan kebenaran dengan bantahan itu; dan mereka
jadikan ayat-ayatku, dan amaran yang di berikan kepada mereaka sebagai ejekan-ejekan.
·
31:20; Dan
tidak kami mengutus Rasul-rasul, melainkan sebagai pemberi berita gembira dan
pemberi amaran; dan orang-orang kafir membantah dengan alasan yang salah untuk
menghapuskan kebenaran dengan bantahan itu; dan mereka jadikan ayat-ayatKu, dan
amaran yang diberikan kepada mereka sebagai ejekan-ejekan.
·
2:257; Allah pelindung (yang mengawal dan yang menolong)
orang-orang yang beriman. Ia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kufur) kepada
cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, penolong -penolong mereka ialah taghut
yang mengeluarkan mereka dari cahaya (iman) kepada kegelapan (kufur). Mereka itulah ahli neraka, mereka kekal di
dalamnya.
4. Urwatul
Wutsqo
Syarah
·
Sikap kita
menghadapi keadaan pertembungan haq dengan batil adalah mesti membuat hubungan
yang kuat pada tali yang kuat dan kukuh (urwatul wutsqo). Pegangan ini berdasarkan pada
kejelasannya terhadap al haq dan al batil. Tanpa mengtahui haq bagaimana pula
individu akan berpegang dan kepada siapa pula mesti berpegang. Selain itu di
ketahui mesti bagaimana kita mengenal jahiliyah sehingga kita perlu
berjaga-jaga terhadap kebatilan. Kebatilan ini akan membawa kesesatan urwatu
wutsqo dapat di jalankan dengan cara beriman kepada Allah dan mengingkari
taghut . Iman Allah dan engkar taghut mesti di tanamkan di dalam hati agar kita
berdiri dan berjalan dengan stabil tanpa goncangan.
Dalil
·
2:256; Tiadak
ada paksaan dalam agama (islam), karena sesungguhnya telah nyata kebenaran
(islam) dari kesesatan (kufur), Oleh itu sesiapa tidak percayakan taghut, dan
ia pula beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
simpulan (tali agama) yang teguh yang tidak akan putus. Dan (ingatlah), Allah
maha mendengar , lagi maha mengetahui.
5. Prinsip
urwatul wutsqo
Syarah
·
Melaksanakan
urwatu wutsqo ini, kita perlu mempunyai prinsip pelaksanaaannya. Diantara prinsip ini
adalah kita menjadikan aktiviti ini berdasarkan Allah dan pelaksanaannya kepada
Allah. Lil islam berarti kita mendasari aktiviti dengan ikhlas. Cara bersama
Allah berarti kita menjadikan hidup dan mati untuk Allah dan islam. Sedangkan tujuan kepada Allah (ilallah) adalah
mencari keredhaanNya.
Dalil
·
98:5; Padahal
mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyambah Allah dengan
mengikhlashkan ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh diatas tauhid; dan supaya
mereka mendirikan sembahyang serta memberi zakat. Dan yang demikian itulah
agama yang benar.
·
6:162;
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku dan ibadahku, hidupku dan matiku ,
hanyalah untuk Allah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.
·
16:128; Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
bertaqwa, dan orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.
·
2:207; Dan diantara manusia ada yang mengorbankan dirinya
karena mencari keredhaan Allah semata-mata; dan Allah pula amat belas kasihan
akan hamba-hambanya.
Ringkasan
Dalil
·
Furqon: pembeda ( antara yang haq dengan yang bathil)
(25:1; 2:185; 8:29) 1. Pemimpinnya Allah (2:257)-al haq/yang benar (18:1;
2:42;), membawa kepada cahaya(2:257), kebenaran (2:256), al islam, penyelesaian
masalah sampai dengan ke syurga. 2. Pemimpinnya taghut(2:256), al bathil(18:56;
31:20), membawa kepada kegelapan (2:257) sampai ke neraka, kesalahan, system
jahiliyah, sumber segala permasalahan, neraka.
·
Untuk furqon harus berpegang teguh kepada tali Allah yang
sangat kukuh/urwatu wutsqo (2:256) prinsipnya : lillah/karena Allah (98:5;
6:162), ma'allah (beserta Allah) (16:128), ilallah. Menuju redha Allah (2:207).
Post a Comment