Realita Seputar Muslimah dan Cara Mengatasinya
Realita Seputar Muslimah dan Cara
Mengatasinya
Tak
pelak lagi wanita adalah salah satu elemen makhluk hidup yang memegang peranan
penting dalam kehidupan makhluk di muka bumi, di samping dari sudut pandang
Islam, selain wanita menempati kedudukan yang sangat penting juga karena ia
merupakan unsur penting yang mendukung penerapan syariat Allah di muka bumi
ini. Bahkan sebaliknya, wanita juga sekaligus merupakan kunci
dari kehancuran kemaslahatan makhluk. Pada prinsipnya Islam telah memberikan
tuntunan dan tuntutan atas diri kaum wanita khususnya muslimah, namun pada
kenyataannya, begitu banyak tuntunan dan tuntutan itu yang dilanggar baik oleh
wanita itu sendiri atau oleh yang lainnya.
Prinsip Kedudukan Wanita dalam Sudut Pandang Islam
1.
Tidak ada satu pun agama yang sesempurna dan seglobal Islam
dalam menempatkan/memposisikan wanita seperti halnya tidak ada satupun agama
atau pemikiran yang sesempurna dan seglobal Islam dalam
menempatkan/memposisikan kemaslahatan manusia dan makhluk seluruhnya. Islam
adalah dien yang sangat sempurna yang tidak ada satupun yang mampu menandingi
kesempurnaannya. Karena sifat kesempurnaannya dan
kemenyeluruhannya itulah ia tidak akan luput dari menempatkan wanita.
2.
Pada prinsipnya kita meyakini bahwa
sesuatu yang sempurna itu tentu tidak ada cacatnya walau sedikitpun sehingga
apapun yang datang darinya tentu tidak ada pula yang salah atau keliru darinya
3.
Demikian pula kita meyakini bahwa
semua tuntunan dan tuntutan Islam atas diri seorang wanita itu pastilah baik
dan untuk kebaikan si wanita itu sendiri. Logikanya, Islam itu datang dari
Allah, Dzat yang paling mengenal personalities dan watak manusia (wanita)
sehingga tentu Allah lebih mengenal diri kita melebihi kita mengenal diri kita
sendiri.
4.
Buktinya, jika ada suatu pelanggaran,
maka mafsadatnya akan dikembalikan kepada manusia (muslimah) itu sendiri.
Realita Seputar Muslimah1. Realita Ruhiyah
Semakin berkurangnya kadar keimanan sehingga mudah terjerumus kepada perilaku-perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keimanan: Pada tataran ini, banyak kita melihat fenomena rendahnya iman khususnya pada diri sebagian besar muslimah saat ini. Jauhnya mereka dari syariat Islam menjadikan hati mereka tidak tenteram. Hati mereka senantiasa dipenuhi syak dengan masalah-masaah dunia, yang membuat hati mereka jauh dari taqarrub ilallah.
2. Realita Jasadiyah
Semakin kurangnya amal dzahiriyah yang mengakibatkan pelecehan terhadap nilai Islam, dekadensi moral, meningkatnya angka kriminalitas, dll. Kejahatan tidak akan terjadi jika tidak ada kesempatan.
- Terbukanya aurat; semakin merebaknya mode pakaian (fashion) yang tidak Islami yang serba terbuka dan mengikuti mode-mode pakaian kaum kafir. Parahnya lagi, kecenderungan untuk mengikuti mode-mode pakaian kafir ini menjadi tren dan sekaligus menjadi parameter modern atau tidaknya seseorang. Bahkan busana-busana muslimah yang tertutup dikatakan sebagai pakaian yang ketinggalan zaman dan tidak modis.
- Materialisme; perubahan pola hidup dari social and religious oriented menjadi pola hidup individual and money oriented, sehingga masyarakat modern saat ini-sebagian besar wanita- berbondong-bondong untuk menempuh segala cara – yang sayangnya sebagian besar caea yang tidak Islami – untuk mendapatkan uang. Bahkan jika perlu sampai mengorbankan harga diri dan kehormatan mereka dengan dalih kemandirian wanita. Akibatnya bukan hanya sekedar hilangnya rasa malu yang menjadi perhiasan wanita, tetapi lebih dari itu mengakibatkan rusaknya tatanan masyarakat, karena ibu-ibu, para istri, dan kaum wanita ‘melarikan diri’ dari rumah-rumah mereka.
- Pergaulan yang semakin ‘terbuka’; dimana sebagian besar kaum muslimah sudah tidak lagi terjaga dari pergaulan bebas. Fenomena pacaran hamil di luar nikah sampai pernikahan yang tidak Islami menjadi fenomena yang biasa di tengah masyarakat kita. Anehnya masyarakat secara langsung maupun tidak langsung turut mengambil peran aktif dari merebaknya pergaulan yang seperti itu. Jika ada anak wanita yang sampai usia remaja belum memiliki pacar, maka mereka akan merasa khawatir jangan-jangan anaknya menjadi perawan tua. Banyak dari pihak orang tua yang senang membelanjakan uangnya untuk membeli pakaian-pakaian dan asesiris yang membuka peluang bagi kaum wanita mereka untuk ‘meluaskan pergaulannya’. Akibatnya bisa ditebak, prostitusi, aborsi, pedofilia, dan berbagai kasus pelanggaran hukum terjadi yang akhirnya akan menyusahkan masyarakat itu sendiri.
- Dan lain-lain
3. Realita Tsaqafiyah
Tersebar luasnya pemahaman-pemahaman yang sesat atau menyesatkan yang mengakibatkan kekeliruan dalam pengamalan syariat Islam, seperti emansipasi, feminisime, berbagai aliran pemikiran, filsafat, dan lain-lain. Berbagai pemikiran ini menjadikan kaum wanita – yang notabene sebagian besar muslimah – mulai meragukan kebenaran syariat Islam. Mereka menganggap syariat Islam sebagai ajaran yang membenarkan superioritas dan eksploitasi terhadap kaum wanita serta membatasi kaum wanita untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan dirinya.
Cara Mengatasinya
Pertama adalah dengan menuntut ilmu syar’i, karena hanya dengan menuntut ilmu syar’i, seorang muslimah akan mampu untuk membedakan antara mana yang haq dan yang bathil dan meraih keimanan dan kenikmatan hakiki. Hal ini dilakukan dengan cara menyibukkan diri untuk mengikuti tarbiyah-tarbiyah dan taklim-taklim untuk membentuk tashawwur (pemahaman) Islam yang kaffah.
Kedua, dengan mengamalkan konsekwensi-konsekwensi dari ilmu tersebut, sesuai tuntunan dan tuntutan Al Qur’an, Assunnah, serta sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.
Ketiga dengan mendakwahkan syariat Islam, mulai dari kaum kerabat, hingga ke lingkungan dimana ia berada.
Khatimah
Jika setiap muslimah sengan penuh kesadaran menerapkan ketiga hal ini, maka insya Allah figur ‘sebaik-baik perhiasan dunia (mar’ah shalihah)’ akan tercapai. Dan jika ini terjadi, tidak akan ada yang lebih bahagia kecuali seluruh manusia itu sendiri, dimana kaum wanitanya terjaga dengan baik dan insya Allah masyarakat dan generasi-generasi sesudahnya juga akan terjaga dari kebinasaan.Wallahu a’lam
Pertama adalah dengan menuntut ilmu syar’i, karena hanya dengan menuntut ilmu syar’i, seorang muslimah akan mampu untuk membedakan antara mana yang haq dan yang bathil dan meraih keimanan dan kenikmatan hakiki. Hal ini dilakukan dengan cara menyibukkan diri untuk mengikuti tarbiyah-tarbiyah dan taklim-taklim untuk membentuk tashawwur (pemahaman) Islam yang kaffah.
Kedua, dengan mengamalkan konsekwensi-konsekwensi dari ilmu tersebut, sesuai tuntunan dan tuntutan Al Qur’an, Assunnah, serta sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.
Ketiga dengan mendakwahkan syariat Islam, mulai dari kaum kerabat, hingga ke lingkungan dimana ia berada.
Khatimah
Jika setiap muslimah sengan penuh kesadaran menerapkan ketiga hal ini, maka insya Allah figur ‘sebaik-baik perhiasan dunia (mar’ah shalihah)’ akan tercapai. Dan jika ini terjadi, tidak akan ada yang lebih bahagia kecuali seluruh manusia itu sendiri, dimana kaum wanitanya terjaga dengan baik dan insya Allah masyarakat dan generasi-generasi sesudahnya juga akan terjaga dari kebinasaan.Wallahu a’lam
Post a Comment