RINGKASAN BUKU PENYEBAB GAGALNYA DAKWAH
RINGKASAN
BUKU PENYEBAB GAGALNYA
DAKWAH (Aafaatun ‘alath thoriq)
Sayyid Muhammad Nuh
No
|
Istilah,
Pengertian dan Nas
|
Faktor
Penyebab
|
Dampak
Buruk
|
Kiat
Mengatasinya
|
1
|
Futur
Pengertian :
Sikap berdiam diri setelah
sebelumnya bergiat atau melemah setelah sebelumnya kuat, malas, lamban atau
santai.
Nas:
21 : 19-20;7 : 31;3:103;2:168
|
1.
Berlebihan dalam menjalankan aturan agama
2.
Berlebih – lebihan dalam hal yang mubah atau
dibolehkan
3.
Memisahkan
diri dari jama’ah dan lebih mengutamakan uzlah
4.
Kurang
mengingat kematian dan hari akhirat
5.
Menyepelekan amalan / kewajiban harian
6.
Tubuhnya
termasuki sesuatu yang haram atau syubhat
7.
Mencukupkan
diri dengan mengerjakan salah satu saja dari syariat agama
8.
Melalaikan kaidah sunatullah
9.
Mengabaikan kebutuhan jasmani
10.
Tidak siap menghadapi kendala dakwah
11. Berteman dengan orang yang memiliki penyakit future
12.
Tidak terprogramnya aktifitas yang dilakukan
13. Berlarut – larut dalam melakukan maksiat dan meremehkan
dosa kecil
|
1.
Terhadap
pribadi aktifis jika mengalami futur akan mendapat kerugian besar seandainya
tiba – tiba menghadap kepadaNya.
2.
Terhadap
amal Islami akan mengakibatkan bertambah panjangnya jalan dakwah dan
bertumpuknya beban .
|
1.
Menjauhi
perbuatan maksiat dan keburukan besar maupun kecil
2. Tekun
dalam melaksanakan kewajiban harian
3.
Mengincar
waktu – waktu utama dan menghidupkannya dengan ketaatan kepadanya.
4.
Menghindari
diri dari sikap berlebihan dalam menjalankan agama
5.
Menerjunkan
diri sepenuhnya dalam lingkup jamaah dan tidak meninggalkannya dalam situasi
dan kondisi apapun
6.
Senantiasa
memperlihatkan kaidah sunatullah dalam kehidupan
7.
Menyadari
bentuk – bentuk kendala yang akan dihadapi
8.
Teliti dan
menerapkan strategi yang baik
9.
Senantiasa menjalin hubungan dengan para
sholihin dan mujahidin
10. Memberikan waktu kepada jasmani untuk istirahat, makan,
minum secukupnya
11. Menghibur diri dengan hal – hal yang dibolehkan
12. Melakukan kajian secara kontinu terhadap buku yang
membahas sejarah shahabat dan orang sholeh
13. Mengingat kematian dan kejadian yang akan terjadi
selanjutnya
14. Mengingat kenikmatan surga dan azab neraka
15. Menghadiri
majelis – majelis ilmu
16. Menjalankan
ajaran agama secara total
17. Muhasabah
|
2
|
Israaf
Pengertian : melakukan sesuatu
tetapi tidak dalam rangka ketaatan, boros dan melaupai batas
Nas
|
1.
Latar belakang keluarga
2.
Keluasan rezeki setelah kesempitan
3.
Berteman dengan pemboros
4.
Lalai terhadap bekal perjalanan
5.
Pengaruh istri dan anak
6.
Lalai
terhadap kekerasan dan kehebatan hari kiamat
7.
Lalai terhadap tabiat kehidupan dunia
8.
Kurang
mampu mengendalikan aneka tuntutan jiwa
9.
Lalai
terhadap realitas yang tengah dihadapi oleh kebanyakan umat manusia dan kaum muslimin
10. Lalai terhadap dampak buruk akibat israaf
|
a. Terhadap pribadi aktifis
1.
Timbulnya penyakit fisik
2.
Hati menjadi keras
3.
Kebekuan berfikir
4.
Condong kepada kejahatan daan dosa
5.
Tidak mampu
mengahadapi ujian dan kesulitan
6.
Lenyapnya
sifat sosial dan rasa solidaritas
7.
Kelak dia harus mempertanggung jawabkannya
dihadapan Allah
8.
Mudah
terjerumus mencari harta dengan jalan haram
9.
Menjadi saudara syetan
10.
Tidak dicintai Allah
b. Terhadap amal Islami
Amal Islami akan kalah atau setidaknya surut
kebelakang
|
1.
Memikirkan
dampak dan akibat dari Israaf
2.
Mengendalikan hawa nafsu
3.
Senantiasa menelaah sunnah dan sirah
4.
Selalu memperhatikan perjalanan hidup para salafush
sholeh
5.
memutuskan
hubungan dengan orang yang boros dan menjalin hubungan dengan orang yang
berjiwa besar
6.
Meningkatkan
perhatiaan terhadap pembinaan pribadi, istri & anak
7.
Senantiasa mengikuti keadaan yang tengah dilewati
manusia dan umat islam
8.
Selalu
bertafakur tentang kematian serta kepedihan setelahnya
9.
Mengingat tabiat jalan dakwah
|
3
|
Isti’jaal
Pengertian: Keinginan untuk menyegerakan /
mempercepat apa yang dihajatkan atau orang yang menginginkan permintaannya
segera terlaksana atau memerintahkan orang lain agar bersegera melakukan
sesuatu
|
1.
Dorongan nafsu emosi
2.
Semangat
atau gejolak keimanan yang menggebu
3.
Perubahan zaman
4.
Kenyataan adanya musuh Islam
5.
Tidak
mengetahui strategi dan metode yang digunakan musuh
6.
Tersebarnya
kemungkaran tanpa mengetahui bagaimana cara mengatasinya
7.
kelemahan
memikul beban dan kesulitan perjalanan
8.
Berhasil dalam permulaan atau dengan beberapa cara
tanpa menilai akibatnya
9.
Tidak
adanya program dan metode yang menyerap potensi daan gejolak yang membara
10. Mengerjakan suatu amal tanpa memiliki keahlian dan
pengalaman
11. Lalai terhadap kaidah – kaidah sunatullah dalam alam,
jiwa dan syariat
12. Melupakan hakikat tujuan utama seorang muslim
13. Melalaikan sunatullah bersama para penentang dan
pendusta
14. Bertemu dengan orang yang isti’jal
|
1.
Mengakibatkan futuur
2.
Menyebabkan pengorbanan yang sia – sia
3.
Menghambat lajunya suatu amal
|
1.
Menyadari
dan mewaspadai bahaya dan dampak buruk isti’jal
2.
Senantiasa
mengkaji dan merenungkan ayat Al Qur’an
3.
Senantiasa mengkaji sunnah dan shira Nabawiyah
4.
Mengkaji
buku –buku biografi atau sejarah perjuangan dakwah ulama salaf
5.
Berjuang
dibawah tuntunan mereka yang memiliki keahlian dan pengalaman
6.
Berjuang
dengan sebuah program jelas, bertahap, terarah, komprehensif
7.
Memahami
dan mengkaji cara – cara dan strategi yang diterapkan oleh musuh
8.
Jangan
terlalu gentar dan takut dalam melihat kekuatan musuh
9.
Senantiasa
berupaya melatih memerangi hawa nafsu berlaku tergesa – gesa
10. Senantisa menyadari bahwa sasaran dan tujuan hidup
seorang muslim itu semata – mata mencari keridhoanNya
|
4
|
Uzlah atau tafarrud
Pengertian:
Penjauhan / pengasingan diri
|
1.
Salah menafsirkan seruan uzlah
2.
Menjadikan
fenomena uzlah ulama salaf sebagai sebuah rujukan tanpa melihat konteksnya
3.
Menganggap
hidup berjamaah dapat menghilangkan wibawadan melunturkan kepribadian
4.
Lalai
terhadap tanggung jawab hidup berjamaah dan bermasyarakat
5.
Menganggap
bergaul dalam masyarakat akan menyibukkan dari konsentrasi ibadah
6.
Menjadikan
alasan meluaskan kebobrokan dan kriminalitas untuk berlaku uzlah
7.
Menjadikan
kesulitan dan ujian dalam dakwah untuk bersikap uzlah
8.
Berteman dengan yang beruzlah
9.
Banyaknya lembaga dakwah dan jamaah
10. Lalai akan akibat dan dampak uzlah
|
a. Terhadap pribadi
1.
Buta terhadap kemampuan pribadi
2.
Terhalang dari pertolongan orang lain
3.
Terhambatnya kemampuan dan potensi
4.
Minimnya keahlian dan pengalaman
5.
Merasa putus asa dan kecewa
6.
Sedikit ganjaran dari Allah
7.
Tidak
berdaya menegakkann agama pada diri sendiri
8.
Menjerumuskan
diri pada dosa & murka Allah
b. Terhadap amal Islami
1.
Mudah dihancurkaan musuh
2.
Terhalang dari pertolongan Allah
|
1.
Memahami
hubungan & ikatan antar nash syariah yang menganjurkan berjamaah
2.
Memahami
kondisi & sebab – sebab ulama salaf beruzlah
3.
Memahami
pengertian akan manhaj Islam dalam interaksi antara pribadi dan jamaah
4.
Mengetahui
pemahaman yang shahih tentang ibadah
5.
Mengokohkan kendali hawa nafsu
6.
Memahami
peran muslim ketika keburukan / kerusakan melanda
7.
Berlindung & memohon pertolongan Allah
8.
Memutus
persahabatan dengan orang yang uzlah kemudian mempererat hubungan dengan
orang yang aktif beramal
9.
Mendalami
hakikat beragam jamaah yang menghimpun para aktifis di jalan Allah
10. Melakukan hakikat manhaj yang ditempuh Rasuldalam
membangun Daulah Islam pertama
11.
Mengetahui makar kaum kafir & munafiq
12.
Menghayati kehidupaan makhluk disekitar kiita
13.
Memperhatikan dampak buruk uzlah
|
5
|
I’jab bin-Nafsi
Pengertian :
Rasa senang, tertarik, kagum .
Sesuatu itu telah menjadikannya senang, Merasa besar dengan memiliki sesuatu
baik kebaikan atau keburukan
|
1.
Latar belakang awal kehidupan
2.
Sanjungan
& oujian yang tidak memperhatikan adb Islam
3.
Berteman dengan orang ujub
4.
Terlena
dengan kenikmatan dan melupakan Allah maha pemberi nikmat
5.
Melakukan
aktivitas sebelum matang dan sempurna pendidikannya
6.
Lalai dan
jahil terhadap hakikat diri
7.
Merasa berasal dari keturunan bangsawan
8.
Terlalu berlebihan dalam memberi penghormatan
9.
Terlalu berlebihan dalam kepatuhan & ketaatan
10.
Lalai terhadap dampak membanggakan diri
|
a. Terhadap pribadi
1.
Angkuh dan sombong
2.
Terhalang dari restu Allah
3.
Gugur saat menghadapi ujian
4.
Dibenci manusia
5.
Mendapat hukuman Allah
b. Terhadap amal Islami
1.
Lebih mudah dihancurkan atau ditundukkan
2.
Menjadikan
masyarakat antipati terhadap harakahnya
|
1.
Selalu mengingat hakikat jiwa manusia
2.
Senantiasa mengingat hakikat kehidupan dunia &
akhirat
3.
Senantiasa mengingat luasnya nikmat &
karuniaNya
4.
Mentafakuri datangnya kematian & perjalanan
setelahnya
5.
Senantiasa mengkaji Al Qur’an & sunnah Rasul
6.
Menghadiri majlis ilmu
7.
Menjenguk
yang sedang mengalami sakaratul maut dan ziarah kubur
8.
Orang tua harus menjadi contoh
9.
Memutuskan
hubungan dengan orang yang ujub
10.
menerapkan adab – adab Islam
11. Menunda dulu untuk
menduduki jabatan penting
12.
Mencontoh kehidupan ulama salaf
13.
Berlatih menolaknya
14.
Meminta bantuan orang lain
15.
Bermuhasabahsebelum melakukan sesuatu
16.
Mengetahui pengaruh yang diakibatkan ujub
17.
Memohon pertolongan Allah
18. Menegaskan tanggung jawab pribadi tanpa melihat factor
keturunan
|
6
|
Ghuruur
Pengertian:
Mendustai; sesuatu yang menyebabkan penipuan dan mendorong
untuk terjerumus ke dalamnya; apa – apa yang menyebabkan seseorang tertipu
karena ia mengharapkan kenikmatan dunia
|
1.
Mngabaikan penyelidikan & perhitungan terhadap
dirinya
2.
Tidak mau
menerima nasihat oaring lain
3.
Ekstrim & berlebihan dalam menjalankan agama
4.
Menganggap
diri hebat karena menguasai ilmu canggih
5.
Menganggap
diri suci daan tidak berdosa
6.
Cenderung pada dunia
7.
Menyaksikan
orang yang diteladani melakukan perbuatan yang tidak semestinya
dilakukan
8.
Berlebihan dalam menyembunyikan amal perbuatan
9.
Orang yang
diteladani melakukan ketidak adilan terhadap orang yang meneladaninya.
|
a. Terhadap aktifis
1.
Terperangkap dalam jarring pertengkaran &
perdebatan
2.
Terjerumus ke dalam takabbur
3.
Keras kepala dengan pendapatnya sendiri
b. Terhadap amal Islami
1.
Mudah dipecah belah musuh
2.
Masyarakat
akan bersikap antipati & apriori
|
1.
Mencermati akibat dan dampak buruknya
2.
Senantiasa bersikap pertengahan & seimbang
3.
Mengingat
bahwa mal bukan jaminan keselamatan
4.
Senantiasa menelaah Al Qur’aan & sunnah Nabi
5.
Mengkaji kisah salafus-ummah
6.
Menghindarkan
diri dari hal – hal yang kompleks
7.
Memutuskan
hubungan dengan orang yang ghuruur
8.
Senantiasa melakukan introspeksi diri
9.
Meminta bantuan dan bimbingan orang lain
10. Menunda dulu tidak menduduki jabatan penting
11. Menerapkan adab Islam dalam memuji dan menghormati
oarng
12.
Memperlihatkan amal shalih
13. Bersikap adil dalam bergaul dengan para panutan
14.
Memohon perlindungan & pertolongan Allah
|
7
|
Takabbur
Pengertian :
Sombong atau berusaha
menampakkan keagungan pribadi
|
1.
sikap
tawadhu’ yang berlebihan oleh orang lain
2.
Menggunakan
parameter yang salah dalam menilai kebenaran dan keutamaan pada manusia
3.
Terlalu
membandingkan nikmat yang diperolehnya dan nikmat aring lain
4.
Mengira bahwa nikmat itu kekal
5.
Merasa diri
lebih berjasa / lebih banyak memiliki keutamaan
6.
Lalai
terhadap dampak buruk akibat takabbur
|
a. Terhadap aktifis
1.
Tidak dapat menilai & mengambil pelajaran
2.
Gelisah & resahnya jiwa
3.
Konsisten dengan aib dan kekurangan
b. Terhadap amal Islami
1.
Sedikitnya para pendukung & perpecahan
2.
Terhalang
dari pertolongan & dukungan Allah
|
1.
Selalu mewaspadai akibat buruk takabbur
2.
Mengunjungi
orang sakit, sekarat, tertimpa bencana, dll
3.
Memutuskan persahabatan dengan mutakabbiriin
4.
Duduk
bersama kaum dhuafa, fakir miskin, orang cacat, dll
5.
Selalu mentafakuri karunia & nikmat Allah
6.
Mengambil
ibroh dari menusia yang bersikap sombong, misalnya Fir’aun
7.
Menghadiri majlis ilmu
8.
Melakukan
sendiri setiap pekerjaan jika mampu melakukannya
9.
Jika pernah
sombong pada seseorang mintalah maaf
10. Manampakkan nikmat & anugrah Allah pada orang yang
sombong
11. Mengingat &
menghayati bahwa kemuliaan seseorang adalah karena ketaqwaannya
12. Melatih diri untuk senantiasa adalam keadaan taat
kepada Allah agar membentengi di dari penyakit hati
13.
Muhasabah sebelum melakukan pekerjaan
14.
Memohon pertolongan pada Allah
|
8
|
Riya dan Sum’ah
Pengertian :
Riya : seseorang yang
menampakkan amal sholihnya agar dilihat manusia
Sum’ah : Seseorang menampakkan
amalnya kepada manusia yang semula tidak mengetahuinya
|
1.
Latar belakang kehidupan
2.
Persahabatan yang buruk
3.
Tidak
memiliki hakikat ma’rifah kepada Allah
4.
Ambisi memperoleh kedudukan & kepemimpinan
5.
Tamak terhadap yang dimiliki oaring lain
6.
Suka dipuji / disanjung
7.
Terlalu ketat dalam memberikan penilaian
8.
Terlalu dikagumi orang lain
9.
Takut menjadi bahan omongan orang
10. Lalai terhadap dampak buruk riya dan sum’ah
|
a. Terhadap pribadi
1.
Terhalang dari petunjuk & pertolongaan Allah
2.
Menderita kesempitan & gelisah
3.
Tercabutnya
kewibawaan dari hati orang – orang
4.
Ditolak
moleh manusia & tidak ada pengaruh dirinya di hadapan mereka
5.
Tidak tekun dalam bekerja
6.
Aib terbongkaaar
7.
Terjerumus dalam jurang membanggakan diri
8.
Batal amalnya
9.
Azab yang pedih
b. Terhadap amal Islami
Akan bertambah panjangnya
jalan perjuangan
|
1.
Merenungi akibat riya & sum’ah
2.
Memutuskan
persahabatan dengan orang yang berlaku riya & sum’ah
3.
Ma’rifatullah
4.
Mengendalikan diri (nafsu)
5.
Bersikap
lemah – lembut jika jadi pemimin
6.
Komitmen
dengan adab Islami dalam pergaulan
7.
Memperhatikan
rangkaian kisah dan nasib orang yang riya & sum’ah
8.
Meneliti
& mengkaji nash syariat yang mendorong perbuatan ikhlas serta mewaspadai
riya
9.
Memulai
langkah dengan introspeksi jiwa agar dapat mendetiksi aib dan penyakit
dirinya
10. Kembali sepenuhnya kepada Allah & selelu memohon
pertolonganNya
11. Menyadari bahwa segala sesuatu berjalan diatas qodho
dan qodar Allah
|
9
|
Ittibaa,ul-Hawa
Pengertian :
Kecenderungan jiwa pada hal – hal yang disukai, rasa cinta
seseorang yang kepada sesuatu yang menguasai hatinya, kecintaan yang mendalam
kepada sesuatu dan melekatnya perasaan itu di dalam hati
|
1.
Tidak
terbiasa mengendalikan hawa nafsu sejak kecil
2.
Bergaul dengan pengumbar nafsu
3.
Lemah dalam mengenal Allah & akhirat
4.
Akibat
tidak ada orang yang memberi peringatan
5.
Terlalu
cinta pada dunia & melupakan akhirat
6.
Tidak
mengetahui akibat buruk dari ittiba’ul-hawa
|
a. Terhadap aktifis
1.
Berkurang & terhapusnya ketaatan pada Allah
2.
Berkembangnya
aneka penyakit hati, keras dan mati
3.
Menganggap remeh terhadap perbuatan dosa
4.
Terdorong melakukan bid’ah
5.
Tidak memperoleh petunjuk
6.
Menyesatkan
orang lain dari jalan Allah
7.
Kelak akan
didiring ke dalam neraka jahiim
b. Terhadap amal Islami
1.
Kurangnya pendukung terhadap amal Islami
2.
Terpecahnya kesatuan & persatuan barisan
3.
Terhalang pertolongan & dukungan Allah
|
1.
Senantiasa
mengingat dampak burukkarena mengikuti hawa nafsu
2.
Memutuskan
persahabatan dengan pengumbar nafsu dan bergabung bersama para ahli kebaikan
secara istiqomah.
3.
Mengenal
Allah dengan penuh Ma’rifat agar mencintai dan mengagungkanNya.
4.
Memberikan nasehat terhadap para Ashabul-hawa.
5.
Mengambil hikmah dari keadaan serta nasib mereka
yang telah menjadi korban karena mengikuti ambisi nafsu, baik dari umat islam
ataupun lainnya.
6.
Mempelajari
dan menelaah kisah-kisah para Shalihin.
7.
Mewaspadai kehidupan dunia.
8.
Memohon pertolongan Allah.
9.
Berusaha melawan haw nafsu.
10. Meyakini bahwa kebahagiaan, ketentraman ,
ketenangan,dan kemenangan dapat diraih dengan mengikuti syariatNya.
|
10
|
Ath-Tathallu’ Ilash-Shadaarah wa Thalabur-Riyaada
Pengertian :
Keterpautan hati untuk
menduduki jabatan ketua atau pemimpin dan mencalonkan diri secara
terang-terangan.
|
1.
Keinginan
agar bebas dari kekuasaan orang lain.
2.
Ambisi untuk memperoleh kekayaan duniawi
3.
Tidak memahami beratnya tanggung jawab
4.
Tidak
menyadari risiko yang akan dihadapi akibat melalaikan amanat kepemimpinan dan
jabatan.
5.
Ambisi
untuk dapat berkuasa dan merendahkan orang lain.
|
1. Terhadap pibadi aktivis,
a. Terhalang dari taufik dan pertolongan Allah.
Menjerumuskan
diri sendiri kedalam fitnah dan murka Allah.
Berlipat
gandanya dosa dan tanggungan.
Terjadinya
peperangan dan pengusiran.
Terhadap
amal islami
|
1.
Senantiasa mengkaji sunnah Nabawiyyah.
2.
Selalu mengingat beban yang dipikul didunia dan akhirat.
3.
Membiasakan
diri bersikap taat dan berlaatih meredam hawa nafsu
4.
Bersikap
lemah lembut dalam bergaul.
5.
Mengingat perjalan hidup para Shalfush-shaleh.
6.
Merenungi
kedudukan dunia dan akhirat.
|
11
|
Dhiiqul-Ufuq Aw Qhashrun-Nazhar
(berwawasan sempit).
Pengertian :
Kelemahan atau kerancuan
berfikir yang mengakibatkan sikap membatasi orientasi pemikiran atau
penilaian dalam skup yang sempit.
Nash ;
Fushshilat: 53,
Al-Ghaasyiyah : 17,
Al-A’raaf : 185,
Al-Hajj : 46.
|
1.
Latar belakang kehidupan.
2.
Akibat
berteman dengan orang yang sempit wawasannya.
3.
Uzlah atau menyendiri.
4.
Kurang
memahami peran serta misi manusia di bumi ini.
5.
Akibat
tidak memahami hakikat serta kandungan syariat Islam.
6.
Tidak
memahami realitas musuh-musuh islam dan metode yang mereka tempuh.
7.
Akibat sikap ujub, ghuruurdan takkabur
8.
Lalai
terhadap dampak buruk akibat sempitnya wawasan dan piciknya pandangan
9.
Kebodohan
tentang kisah dan kasus yang pernah terjadi.
10. Lemahnya hubungan dengan Allah SWT.
|
1. Terhadap pribadi aktivis.
a.
Usahanya akan sia-sia
b.
Putus asa dan frustasi
c.
Tidak mendaptkan dukungan masyarakat.
d.
Terhalang dari pertolongan Allah
3.
Terhadap amal islami.
|
|
12
|
Dha’f Aw Talaasyii Al-Iltizaam (Lemah
dan hilangnya komitmen)
Pengertian : Sikap lalai dalam
mengaplikasikan ikrar keridhaannya terhadap Allah dan RasulNya
|
1.
Ketidak
fahaman terhadap cakupan dan dimensi sikap iltizam
2.
Menjalin
hubungan dengan orang lemah iltizamnya
3.
Turunnya derajat keiman
4.
Terlalu mencintai kenikmatan dunia
5.
Banyaknya
ujian dan kesulitan dalam menghadapi medan dakwah
6.
Banyaknya
beban dan panjangnya jalan dakwah
7.
Karena
orang tua terlalu sanyang sehingga takut anaknya terlalu iltizam terhadap
dakwah Islam
8.
Kebiasaan
menanggapi hal – hal yang tidak jelas syubhat
9.
Tidak
adanya pantauan dari orang lain
10. Kelalaian terhadap dampak buruk tidak iltizam
|
a.Terhadap pribadi aktivis
1.Sirnanya nilai-nilai ibadah
yang hakiki
2.Hilangnya kepercayaan orang
lain
3.Kegelisahan dan keresahan
batin
4.Tidak mendapat pahala tetapi
dosa.
b.Terhadap amal Islami
1.Akan sulit berkembang
Tidak mendapat dukungan
masyaralkat
2.Memberi kesempatan kepada
musuh-musuh Allah.
3.Tidak sunguh-sungguh dalam
mebela agam Allah.
|
1.Senantiasa meningkatkan
kualitas Iltizaam
2.Bergaul dengan orang yang
kuat Iltizaam
3.Senantiasa memelihara,
memperkuat,dan memperbaharui Iman dalam jiwa
4.Memahami hakikat kehidupan
dunia dan akhirat.
5.Menyadari sulitnya jalan
hijrah yang ditempuh.
6.Berupaya melaksankan
kewajiban semampunya.
7.Selalu waspada terhadap tipu
daya setan.
8.Meneladani orang-orang yang
sempurna dalam Iltizaam
9.Bergaul dengan mereka.
10.Memohon pertolongan Allah
11.Melakukan introspeks diri
12.Menjalin hubungan yang baik
dengan kedua orang tua
13.Mengingat akan bahaya
hilangnya komitmen
14.Berinteraksi dengan
Al-Qur’an
15.Segera mensyukuri nikmat
Allah.
16.Mengkaji sunnah dan Riwayat
Rasulullah.
|
13
|
‘Adamut-Tatsabbut aw at-tabayyun
Pengertian:
Tidak teliti & tidak
jelas. At Tatsabbut artinya mencari informasi yang dapat meneguhkan suatu
masalahatau menvari petunjuk yang dapat menegaskan. At tabayyun artinya
mencari sesuatu yang dapat memperjelas dan menyingkap keadaan
|
1.
Latar belakang kehidupan
2.
Persahabatan
nyang kosong dari akhlak Islami
3.
lalai atau lupa
4.
Tertipu oleh perkataan yang muluk
5.
Tidak
mengerti metode dan jalan ketelitian / kejelasan
6.
Semangat
atau fanatisme keislaman yang mendidih
7.
Terpikat oleh harta benda dunia
8.
Lalai
terhadap akibat dan dampak buruk akibat tidak teliti dan tidak jelas
|
a. Terhadap pribadi aktifis
1.
Tuduhan
yang keji terhadap orang yang tidak bersalah
2.
Terjadi
pertumpahan darah & hilangnya harta benda
3.
Kerugian dan penyesalan
4.
Hilangnya kepercayaan manusia, disertai sikap
menjauh dan kebencian
5.
Mendapat kemurkaan Allah
b. Terhadap amal Islami
1.
Rusaknya barisan
2.
Kelumpuhan
atau berlambat – lambat dalam beramal
3.
Terbukanya
kesempatan intervensi unsure asing dalam barisan
4.
Tidak mendapatkan simpati dari umat
5.
Menjadikan
khayalan sebagai landasan bergerak, bukan realita
6.
Terhalang dari pertolongan Allah
|
1.
Memperkuat ketakwaan dan muroqobah
2.
Merenungi
saat kelak berhadapan dengan Allah
3.
Mengkaji Al
Qur’an & sunnah yang berhubungan dengan masalah ketelitian &
kecermatan
4.
Memperhatikan kehidupan salafush sholeh
5.
Memetik
pelajaran dari berbagai macam peristiwa & kasus
6.
Diberi
peringatan guna mencapai ketelitian & kejelasan, sebab manusia bersifat
lupa
7.
Mengingat
dampak akibat meninggalkan ketelitian & penyelidikan baik dunia maupun
akhirat
8.
Menjalin
hubungan atau pergaulan dengan orang yang yang bersikap teliti
9.
Mengambil hikmah dari pergaulan
10. Memanfaatkan cara yang digunakan orang lain untuk
kepentingan & ketelitian selama tidak melanggar aturan Islam
11. Membayangkan seandainya menjadi korban dari sikap tidak
teliti & cermat
12. Membiasakan berprasangka baik terhadap kaum muslimin
kecuali mereka melakukan hal yang sebaliknya
|
14
|
At Tafrith fi’amalil yaumi wal lailati
Pengertian :
Menyia- nyiakan kewajiban
beribadah yang seharusnya dipelihara dan dijaga kesinambungannya
|
1.
akibat selalu berlumur dalam kemaksiatan
2.
Memuaskan
diri terhadap hal – hal yang mubah
3.
Tidak
menghargai nikmat yang ada dan tidak tahu cara melestarikannya
4.
Akibat melalaikan amaliyah wajib harian
5.
Tidak
memiliki persepsi yang benar terhadap pahala memelihara kesinambungan
amaliyah harian
6.
Melupakan
kematian dan dahsyatnya malapetaka sesudahnya
7.
Menganggap
diri telah mencapai derajat kesempurnaan
8.
Terlalu banyak menanggung beban & kewajiban
9.
Menunda – nunda pekerjaan
10. Menyaksikan orang yang dijadikan uswah bersikap tafrith
|
a. Terhadap pribadi aktifis
1.
Kegelisahan & keresahan jiwa
2.
Berhenti melaksanakan kewajiban / lumpuh
3.
Berani melakukan maksiyat
4.
Menimbulkan kelemahan fisik
5.
Terhalang dari bantuan & pertolongan Allah
6.
Hilangnya wibawa & pengaruh terhadap manusia
b. Terhadap amal Islami
1.
Panjangnya
jalan dakwah & makin banyaknya beban
2.
Tidak mampu
tegar & teguh ketika ada ujian & kesulitan
|
1.
Mengakrabi
kehidupan dengan Al Qur’an &
Sunnah
2.
Membebaskan
diri dari semua bentuk kemaksiatan, termasuk dosa kecil
3.
Tidak memuaskan
diri secara berlebihan dalam hal mubah terutama makan & minum
4.
Pemeliharaan
ketaatan merupakan penentu kesuksesan dalam beramal dalam beramal &
sebagai suplai tenaga dalam memikul baban & kewajiban
5.
Menghargai
kenikmatan yang diberikan & itu tidak akan kekal kecuali dengan
memelihara ketaan kepadaNYA
6.
Berupaya
memvariasikan atau mengimbangi sikap memelihara ibadah harian dengan
melaksanakan berbagai kewajiban
7.
Mmembiasakan diri melakukan pengendalian diri
8.
Mewaspadai dampak buruk tafrith
9.
Selalu menyertai jama’ah & hidup ditengah orang
shalih
10. Memahami bahwa dunia adalah tempat menanam &
bekerja sedang hari esok adalah panen & menikmati hasilnya
11.
Memohon pertolongan kepada Allah
12. Para panutan & teladan harus senantiasa konsisten
memelihara amalan siang & malam
13.
Mengenal sirah perjalanan hidup nabi
14.
Senantisa meneliti sisi perjalanan hidup salafush
sholeh
15.
Senantiasa mengingat dosa – dosa & kesalahan
yang telah lalu
16. Mengingat bahwa kematian itu datang secara mendadak
|
15
|
Su’uzhon
Pengertian :
Perkiraan / lintasan yang berubah menjadi penyifatan
terhadap orang lain dengan segala keburukan yang menimbulkan kedukaan pada
orang itu tanpa disertai bukti dan alasan
|
1.
Niat buruk & pikiran jahat
2.
Tidak
dididik dengan prinsip sahih dalam menghukumi perkara & manusia
3.
Pengaruh lingkungan intern & ekstern
4.
Memperturutkaan hawa nafsu
5.
Terjerumus kedalam syubhat
6.
Tidak
memperhatikan etika Islam dalam berbicara
7.
Terjerumus
ke dalam kemaksiatan & keburukan yang dilakukan secara terang – terangan
8.
Melupakan
masa kini yang bersih & berkutat dengan masa lalu yang kotor
9.
Lupa atau
lalai terhadap dampak buruk sangka
|
a. Terhadap individu
1.
Terjerumus kedalam kemaksiyatan & keburukan
2.
|
|
16
|
Ghibah
Pengertian :
Seorang muslim yang menceritakan sauranya yang muslim pula
ketika tidak ada dengan cerita yang tidak disukai dan dibencinya, baik secara
lisan maupun secara tulisan, secara eksplisit maupun sindiran
|
1.
Tidak berkonfirmasi dan meminta penjelasan
2.
Marah
3.
Lingkungan
4.
Hasud
5.
Bangga terhadap diri hingga mencapai batas
sombong dan takabur
6.
Berupaya membebaskan
diri dari tuduhan dan cacat
7.
Merasa
mendapat celaan dari orang lain
8.
Humor dan senda gurau
9.
Tidak
cermat dalam mengungkapkan dan menggambarkan maksud
10. Bekerja untuk kepentingan orang lain atau piohak-pihak
yang diragukan
11. Tiadanya kontrol umat terhadap kaum pengumpat
12. Aneka perilaku dan tindakan orang yang tidak terpuji,
terutama yang dilakukan para panutan
13. Tidak memperhitungkan akibat yang ditimbulkan Ghibah
|
1.
Terhadap aktivis
a.
Keras hati
b.
Menghadapi murka dan kemarahan Allah
c.
Azab yang
keras, terutama didalam kubur
d.
Tidak mampu melaksanakan aneka kewajiban
e.
Takut
2.
Terhadap aktivis islam
a.
Perpecahan
b.
Membuka
jalan generasi dan kaum awam agar terjerumus kedalam ghibah
|
1.
Mengembangkan
naluri ketakwaa kepada Allah dan rasa selalu diawasi oleh-Nya dalam diri
2.
Memperhitungkan
bahwa setiap ucapan yang dilontarkannya ditulis dan diperhitungkan
3.
Mengkonfirmasikan
atau meminta penjelasan sebelum memutuskan persoalan dan menghukum manusia
4.
Mengajak
orang-orang yang menjdai panutan dalam teladan masyarakat agar berprilaku
secara cermat dan penuh pertimbangan
5.
Wajib
menanyakan aneka perbuatan yang secara lahiriah menyimpang dari kebenaran,
sebelum hal ini menimbulkan umpatan terhadap pelakunya
6.
Umat
melakukan kewajiban terhadap kaum
pengumpat, yaitu jangan mendengarkan mereka, bahkan harus melarang mereka
dengan segala cara dan sarana yang dikuasainya
|
17
|
Namimah
Pengertian :
1.
(Khusus)
Memindahkan pembicaraan sebagian orang kepada sebagian yang lain dengan
tujuan membuat kerusakan diantara mereka.
2.
(Umum)
Tidak suka menyingkapi sesuatu yang baik
|
1.
lingkungan
2.
Hasud,
cinta keburukan, dan jahat terhadap manusia
3.
Mencari
muka terhadap orang yang berpangkat dan berkuasa
4.
Hiburan
5.
Tiadanya
kontrol umat terhadap para pelaku namimah
6.
Beramal
untuk kepentingan individu atau sasaran yang samar
7.
Melupakan allah dari hari akhir
8.
lalai
terhadap dampak yang ditimbulkan oleh namimah
|
1.
terhadap para aktivis
a.
Keras hati
b.
Hilangnya
kepercayaan dan keseganan dan masyarakat
c.
Kebangkrutan
d.
Terampasnya
kekayaan, ternodainyakehormatan, dan tertumpahnya darah
e.
Mendekatkan
diri kedalam kemarahan dan kemurkaan allah
2.
Terhadap aktivis islam
a.
perselisidihan dan perpecahan
b.
Membuka
jalan bagi generasi muda dan manusia lemah terjerumus ke dalam namimah
|
1.
Jangan segera membenarkan si pengadu
2.
Membenci
sopipengadu karena allah yang mencerminkan melalui prilaku dan pergaulan.
3.
Mengembangkan
naluri ketaqwaan kepada allah dan perasaan diawasi oleh-Nya
4.
Membersihkan
lingkungan dimana si pengadu hidup, baik lingkungan keluarga maupun masyrakat
5.
Menyakini
demngan sempurna bahwa apa yang ada pada sisi allah tidak akan diraih dengan
kemaksiatan, keonaran, dan perbuatan kerusakan diantara manusia, namun diraih
dengan ketaatan dan istiqamah
6.
Menelan
biografi ulama salaf secara seimbang dan cara mereka memberantas namimah
serta mengobati para pelakunya
7.
Mengingat-ngingat
akibat namimah secara teruus menerus, akibatnya para aktivis maupun aktivis
islam
8.
Melaksanakan
tugas yang semestinya dilakukan penguasa terhadap para pengadu, yaitu dengan
melarang menakut-nakuti, bahkan dengahn mempermalukan mereka, jika kebaikan
hanya diperoleh dengahn mempermalukan
9.
Menghentikan
pengadu domba dengan tindakan nyata, jika ia bercokol dalam akhlak tercelanya
itu dan jika cara-cara diatas tidak bermanfaat
|
18
|
Faudhal waqti
Pengertian :
Mencampurkan berbagai perkara
dan memandangnya berada pada satu tingkat kepentingan dan keuntungan
|
1.
Keluarga
yang tidak mememlihara nilai waktu
2.
Pergaulan yang buruk
3.
Para
panutan dan telkadan yang tidak menghargai waktu
4.
Tidak menghargai waqktu
5.
Cenderung
kepada kenikmatan dan aman dari azab allah
6.
Berpegang
kepada pandangan sendiri tanpa bermusyawarah
7.
Tidak
emmahami kemampuan dan kekuatan sendiri
8.
Tidak memiliki pertimbangan
9.
Kemaksiatan dan mengabaikan penyucian jiwa
10.
Lalai terhadap keberadaan musuh
11.
Lalai terhadap dampak penyia-nyiaan waktu
12. Memulai pekerjaan tanpa program dan rencana
|
1.
Terhadap aktivis
a.
Menyia-nyiakan
waktu usia tanpa manfaat`````````
b.
Kecemasan dan kegelisahan jiwa
c.
Kehinaan dan kerendahan di dunia
d.
Kerugian
dan penyesalan pada hari kiamat
2.
Terhadap aktivis islam
a.
Perselisihan dan perpecahan
b.
Keterbatasan
c.
Dan keterkungkungan
d.
Panjangnya perjalanan dan banyaknya beban
|
1.
Meyakini bahwa waktu merupakan modal
2.
Meyakini
besarnya tanggung jawab hari esok
3.
Menelaah
sirah ulama salaf dengan sinambung
4.
Berdo’a dan
merendahkan diri kepada Allah untuk meminta keberkatan waktu
5.
Zuhud
terhadap dunia dan kebahagiaan akhirat
6.
Menjauhi
persahabat yang buruk dan bersih ke pangkuan persahabatan yang baik
7.
Pengaturan
waktu dalam kegiatan lkeluarga dan menggunakannya untuk perkarayang brmanfaat
8.
Mementingkan
musyawarah dan tidak mennjiolkan pendapat pribadi
9.
Mengetahui kemampuan diri
10. Menjaga diri dari kemaksiatan dan memperbanyak ketaatan
11. Penghargaan para pamnutan dan teladan terhadap waktunya
dan pemanfaatannya dengan perkara yang bermanfaat
12. Takut kepada Allah dan tidak cenderung kepada
kenikmatan
13.
Berupaya merencanakan dan memprogram kegiatan
14. Wapada terhadap posisi musush dan dampak yang muncul karena membuang-buang waktu
15. Berupaya untuk senantiasa bersatu dan menyingkirkan
pengasingan diriMembuat perjanjian untuk berkunjung dan mneghindari dengan
luwes tamu tidak penting
|
19
|
Taswif
Pengertian :
Menagguhkan dan menunda pelaksanaan sesuatu yang diminta
sehingga menimbulkan ktakutan dan kehebatan, baik itu berupa janjo maupun
ancaman
|
1.
Keluarga
mendasarkan kehidupannya terhadap taswif dan membiasakannya kepada anak
2.
Bergaul
dengan pemalas dan pen-taswif
3.
Lemah,
malas, dan mengulur-ngulur waktu
4.
Rasa aman akan azab Allah
5.
Berangan-angan
dan lupa kematian serta akhirat
6.
Menyepelekan
persoalan dan berpegang kepad upaya dan ketakutan yang dianugrahkan Allah
7.
Mengandalkan
ampunan dan maghfirah Allah dengan melupakan siksa dan azab-Nya
8.
Tidak menerima penilaian orang
lain
9.
Tenmgeklam
dalam aneka kemaksiatan dan keburukan
10. Tidak memperhitrungkan dampak yang ditimbulakan taswif
|
1.
Terhadap aktivis
a.
Kerugian
dan penyesalan yang tidak berguna
b.
Tidak memperoleh pahala dan ganjran
c.
Menumpuknya dosa dan sulitnya bertaubat
d.
Menumpuknya pekerjaan dan sulitnya pelaksanaan
e.
Hilangnya
kewibaan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
2.
terhadap aktivis islam
a.
Mempersempiot aktivits islam
b.
Tidak
memperoleh bantuan dan pertolongan ilahi
|
1.
Memnanamkan
keteguhan dan kekuatan tekad didalam diri
2.
senantiasa
mengingatkan diri bahwa tsawif itu merupakan kelemahan, keytidak berdayaan,
dan ketidakmampuan.
3.
sebnantiasa
berdoa dan merendahkan diri kepada allah azza wa jalla dengan mengungkapkan
segala kelemahan dan kemalasan
4.
memnanamkan
keteguhan dan kekuatan tekad kepada keluarga sehingga lingkungan keluarhga
tidak merusak perkembangan anak
5.
Menjauhkan
diri dari pergaulan dengan teman yang pemalas dan menunda-nunda
6.
senantiasa bergumul debngan al-qur’an dan as-sunah
7.
memelihara
diri dari berbagai kemaksistan dan keburukan sehingga seorang muslim tidak
akan pernah terjerumuws kedalamnya
8.
selalu mengingat kematian akhirat
9.
seluruh umat
islam baik pemimpin maupun awam mengawasi dan memantau orang-orang yang suka
menunda-nunda serta menilai mereka
|
20
|
Tasya’um
Pengertian :
Memandang kesialan atau
menyangka terjadinya keburukan
|
1.
tidak mengetahui allah dengan benar
2.
tidak
mengenal diri sendiri dengan benar
3.
tidak
mengenal alam semesta dengan benar
4.
Tidak mengetahui hakikat musuh
5.
tidak
memahami hakikat jihad danpertolongan
dengan benar
6.
banyaknya
cobaan dan kelalaian terhadap rahasia yang terkadung
7.
Hidup dalam
lingkungan yang bertasya’um (pesimis)
8.
Tidak
memahami karakteristik pertarungan antara hak dan bathil
|
3.
Terhadap aktivis
a.
Kerugian
dan penyesalan yang tidak berguna
b.
Tidak memperoleh pahala dan ganjran
c.
Menumpuknya dosa dan sulitnya bertaubat
d.
Menumpuknya pekerjaan dan sulitnya pelaksanaan
e.
Hilangnya
kewibaan dan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
4.
terhadap aktivis islam
a.
Mempersempiot aktivits islam
b.
Tidak
memperoleh bantuan dan pertolongan ilahi
|
10. Memnanamkan keteguhan dan kekuatan tekad didalam diri
11. senantiasa mengingatkan diri bahwa tsawif itu merupakan
kelemahan, keytidak berdayaan, dan ketidakmampuan.
12. sebnantiasa berdoa dan merendahkan diri kepada allah
azza wa jalla dengan mengungkapkan segala kelemahan dan kemalasan
13. memnanamkan keteguhan dan kekuatan tekad kepada
keluarga sehingga lingkungan keluarhga tidak merusak perkembangan anak
14. Menjauhkan diri dari pergaulan dengan teman yang
pemalas dan menunda-nunda
15.
senantiasa bergumul debngan al-qur’an dan as-sunah
16. memelihara diri dari berbagai kemaksistan dan keburukan
sehingga seorang muslim tidak akan pernah terjerumuws kedalamnya
17.
selalu mengingat kematian akhirat
18. seluruh umat islam baik pemimpin maupun awam mengawasi
dan memantau orang-orang yang suka menunda-nunda serta menilai mereka
|
21
|
At-Tanaththu’ aw al Ghuluw fid Diin
Pengertian :
Memperdalam melebih-lebihkan
atau melampaui batas dalam ucapan dan perbuatan
|
1.
Faktor Lingkungan
2.
Pembentukan psikologis dan intelektual
3.
Kecerdasan disertai kekosongan dan tidak memahami
prioritas
4.
Percaya
diri sejak dini dalam meraih ilmu pengatahuan
5.
kekosongan
medan dan lapangan dari Ulama yang mengontrol ide, pola piker bahkan perilaku
6.
Pelulmpuhan
syariat Allah di muka bumi
7.
Ingin meraih keuntungan pribadi
8.
Kegemaran
merealisasikan peningkatan kedekatan dengan Allah sedang dia melalaikan
rambu-rambu perjalanan
9.
rayuan untuk mengganderungi dunia
10.
Kebencian kepada Islam dengan berpura-pura
mencintainya
11.
Kekerasan , pemaksaan dan intimidasi
12. Mengambil dan menerima ilmu dari orang bodoh
13. Serangan terang-terangan dan rahasia terhadap umat
Islam
14. Mmemberikan fatwa dan ijtihad sebelum mencapai
kesempurnaan dan kematangan
15. Melupakan akibat-akibat yang menjerumuskan di dalam
bahaya at tanaththu atau al ghuluw dalam beragama
|
1.
Terhadap aktivis
c.
Kebencian
manusia dan berlarinya mereka dari
orang yang ber tanaththu atau ber ghuluw
d.
Penghentian atau pemutusan
e.
Menghabiskan
waktu usia dan membuang tenaga untuk
perkara yang tidak berguna
f.
Menyepelekan hak-hak orang lain
g.
Kecemasan dan kegelisahan diri
2.
Terhadap aktivis islam
a.
Perselisihan dan perpecahan
b.
Banyaknya beban dan panjangnya perjalanan
c.
Siasat yang tidak mendatangkan pertolongan
|
1.
Menerapkan hukum Allah di bumi yang mencakup
aqidah, syariah, akhlak, system, hokum , pemikian dan perilaku pada berbagai
tingkatan : individu, sosial , rakyat dan pemerintahan
2.
Memotivasikan
para ulama yang mengamalkan ilmunya
3.
membuka
pandangan mereka terhadap konsep ubudiah , da’wah kewpada Allah, dan
pemberian fatwa diantaranya mengenai : penyusunan skala priories, pemahaman
aneka tujuan syariat, universalitas syariat, pemahaman nash-nash hokum dan
kaitan antar nash.
4.
Senantiasa
menelaah sejarah umat manusia pada umumnya dan sejarah Islam pada khususnya.
5.
Memperlakukan
orang-orang yang berlebih-lebihan dalam agamanya dengan sifat kebapakan dan
pewrsaudaraan.
6.
Memncermati
aneka dampak yang dirtimbulkan oleh ghuluw baik dampak terhadap aktivis
maupun terhadap aktivis Islam.
7.
Mengisi
waktu luang dengan perbuaan yang bermanfaat dan berfaedah di sela-sela
penyusunan serta penerapan program engajaran, pemberian informasi,
penyejahteraan , pelatian, sehingga praktik ini di sambut oleh fitrah dan
tidak bertentangan dengan syariat Allah SWT.
|
22
|
Pertengkaran atau perdebatan.
Pengertian :
Pertengkaran yaitu : Setiap sanggahan terhadap pembicaraan
orang lain dengan cara menampakkan kecacatannya, baik yang mneyangkut kata-katanya
maupun maknanya atau maksud dari pembicara.
Perdebatan yaitu :
Tindakan yang bertujuan untuk membuat orang lain tidak
berkutik, melemahkan dan menyatakan kekurangannya dengan cara mencela
perkataannya serta mengaitkannya dengan kekurangan dan kebodohan perkataannya
itu.
|
1.
Tidak memperhatikan etika pemberian nasehat
2.
Tidak
memperoleh kepercayaan dan penghargaan dari orang lain.
3.
Kecenderungan
kepada kemenangan dan tidak menerima kekalahan
4.
Pengaruh lingkungan
5.
Mengacaukan hak dan kebenaran
6.
Menyibukkan
diri dengan ilmu berdebat dan berdiskusi sebelum membentengi diri dengan kitab dan sunnah
7.
Bangga diri dan angkuh
8.
Kekosongan
kalbnu dari Ma’rifatuLah dan ketaqwaan.
9.
Tidak
memiliki program yang dapat diikuti
10. Kelalaian terhadap dampak buruk pertengkaran
|
1)
Terhadap aktivis
a)
Keras hati
b) Membuat orang lain marah sehingga menimbulkan kebencian
dan terputusnya hubungan baik.
c) Hilangnya wibawa dan jatuhnya harga diri.
d) Tidak selamat dari fitnah agamanya.
3.
Terhadap aktivis islam
a.
Tercerai berainya ummat
b.
Kokohnya
musuh, lamanya perjalanan, dan banyaknya beban
|
1.
Memenuhi
hati dengan ma’rifatulLah, mengesakanNya, dan bertaqwa kepadaNya
2.
Memelihara
etika Islam pada saat memberi nasehat.
3.
Bertenggang
rasa terhadap orang lain dengan cara menghormatinya
4.
Merenungkan
pandangan Islam terhadap pertengkaran atau perdebatan
5.
Memiliih
linkungan kehidupan yang bebas pertengkaran dan perdebatan
6.
Pemimpin
dan rakyat harus melaksanakan kewajibannya.
7.
Hendaknya
para ayah dan ibu menahan dirinya dari pertengkaran atau perdebatan.
8.
mengatasi
serta mengobati diri dari penyakit , ujub, congkak dan sombong
9.
Menjauhkan
diri dari kesibukan mempelajari ilmu perdebatan dan perselisihan
10.
Melakukan aktivitas untuk memanfaatkan waktu
11. mengendalikan nafsu ( mujahadah ) dan membiasakan diri
bersikap berani.
12. Senantiasa mengingat dampak yang ditimbulkan
pertengkaran atau perdebatan.
13.
Meminta pertolongan pada Allah SWT
14. Senantiasa menelaaf biografi orang-orang salaf
15. Tetap bergaul dengan orang yang tidak sehaluan
16.
memandang pembicaraan sebagai perbuatan
|
23
|
Al Qu’ud.( Berpangku Tangan )
Pengertian :
Penyakit yang menimpa
seseorang seperti terlambat atau memngakhirkan diri.
|
1.
Maksiat
2.
Kelonggaran
dalam melakukan sesuatu yang diperbolehkan
3.
Bercokolnya dunia di dalam hati
4.
Tidak
memiliki niat melanjutkan perjalanan samapai akhirdan tidak aktif sesuai
dengan tuntutan niat
5.
Hidup di
tengah orang-orang yang suka berpangku tangan
6.
Tidak yakin
akan janji Allah dan rasulNya.
7.
Kendala
perjalanan serta tidak adanya kesiapan
dalam menghadapinya.
8.
Menempati
posisi prajurit setelah menjabat panglima
9.
Tertipu janji-janji pelaku kebathilan
10. Tidak ada manhaj atau system yang memenuhi kehidupan
dan mengisi kekosongan.
11. Ketidaksesuaian manhaj ( system ) dengan kekuatan dan
kemampuan
12. Tidak menghomatidan menghargai aktivis sesuai dengan
haknya.
13. Membebani diri dengan berbagai kewajiban yang melebihi
kemampuan
14. Tidak memaafkan kekeliruan yang dilakukan orang lain
15. Menduga di dalam sikap berpangku tangan terdapat
keselamatan dan kesehatan.
16. Tidak ada tanggapan dari orang lain
17.
Lalai terhadap dampak berpangku tangan
|
1.
Terhadap aktivis
a.
Berduaan
dengan setan kemudian setan memaksa mereka
b.
Berlipat
gandanya dosa dan kesalahan yang mengakibatkan jahannam sebagai tempat
tinggal
c.
Kehinaan dan kerendahan
2.
Terhadap kegiatan Islam
a.
Melemahkan
kegiatan dan mengantarkannya kepada keburukan
b.
Menjerumuskan
para aktifis agama Allah kepada berbagai kesulitan dan ujian yang berlebihan,
seperti pemerkosaan kwhormatan, perampasan harta kekayaan dan penumpahan
darah.
|
1.
Menyadari
aneka nikmat Allah yang dianugerahkan kepada kita,memperhatikan semesta alam
yang meliputi kita dan mensyukuri baik nikmat lahir amupun nikmat nathin.
2.
Menyadarkan
orang yang berpangku tangan akan tanggung jawabnya di hadapan Allah pada hari
akhir.
3.
Bersikap
sederhana dalam melakukan perkara yang diperbolehkan ( tidak terlalu kurang
dan tidak terlalu lebih ) disertai
keyakinan bahwa perbuatan demikina itu menyehatkan tubuh , akal dan mental
kita.
3.
Menghilangkan
didalam hati rasa cinta kepada dunia
4.
Senantiasa
mengkaji kitab allah dan sunnah rosulnya guna memahami kisah orang-orang yang
berpangku tangan, orang-orang yang tertinggal dan kehinaan serta kerendahan
uang mereka petik di dunia dan akherat
5.
Merenungkan
realitas orang orang yang berpangku tangan
6.
Memerangi
nafsu agra dapat m menyatukannya berjihad dengan beraktivitas dalam agma
allah SWT
7.
Senantiasa
,mengingat janji allah dan rasulnya yang akan diberikan kepada kaum muslimin
yaitu janjinya untuk memberikan pertolongan kemenangan dan kekokohan dibumi
8.
Memutuskan
persahabatan dengan orang-orang yang berpangku tangan kecuali sekedar ntuk
melaksamnakan kegiatan yang dapat menarik mereka dari sikap berpangku tangan
9.
Senantiasa
mewaspadi aneka kendala perjalan seperti urursan istri anak-anak harta
kekayaan kekuasaan kemegahan dsb
10.
Segera
m,elaksanakan manhaj atau program yang mnencakuo segala bentuk dan ssosok
kehidupan
11.
Melakukan
uoaya terhadap diri agar menghormati dan menghargai oramng lain
12.
melakukan
introspeksi terhadap bebera[pa kekeliuran daan kealpaan yang tidak dapat
dihindarkan oleh manusia
13.
menghadapi
perubahan posisi terutama perubahahn dari kedudukan tinggi ke kedudukan
rendah
14.
Memandang
godaan setan jin, setan manusia dan rayuan dunia – yang menyatakan bahwa
berpangku tangan itu memberikan keselamatan, kesehatan dan ketenangan –
sebagai pangkal kebinasaan.
15.
Tidak selayaknya,
tidak adanya tanggapan orang lain terhadap seruan kita kepada Allah yang
membuat kita berpangku tangan
|
24
|
|
|
|
|
25
|
|
|
|
|
26
|
|
|
|
|
27
|
|
|
|
|
28
|
|
|
|
|
Post a Comment