Mengingat Allah di Mana Saja
Mengingat Allah di Mana Saja
Berteguh
hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.
(QS Al Anfal [8]: 45).
Saudaraku, masalah terbesar yang kita hadapi adalah jauh dari
Allah, jarang mengingat Allah, dan "dikuasainya" hati kita oleh sesuatu selain
Allah. Inilah masalah yang akan mendatangkan banyak masalah lainnya. Saat jauh
dari Allah, maka kita akan leluasa berbuat maksiat. Tidak ada lagi rasa malu.
Tidak ada lagi rasa diawasi oleh Allah, sehingga tidak ada lagi yang
mengendalikan perilaku kita. Maksiat inilah yang kemudian melahirkan
ketidaktenangan, kehinaan, dan kesengsaraan hidup.
Karena itu, hal penting yang harus kita lakukan adalah mengukur intensitas ingat kita kepada Allah. Dalam 24 jam, berapa jam kita ingat kepada Allah. Ketika shalat apakah kita ingat Allah. Ketika makan apakah kita ingat Allah. Atau ketika hendak tidur apakah kita ingat Allah. Ketika nama Allah mendominasi hidup kita, maka hidup kita akan tenang, terpelihara dari maksiat, mulia, dan berkedudukan tinggi. Semakin kita ingat kepada Allah, maka semakin sering pula Allah mengingat kita.
Karena itu, hal penting yang harus kita lakukan adalah mengukur intensitas ingat kita kepada Allah. Dalam 24 jam, berapa jam kita ingat kepada Allah. Ketika shalat apakah kita ingat Allah. Ketika makan apakah kita ingat Allah. Atau ketika hendak tidur apakah kita ingat Allah. Ketika nama Allah mendominasi hidup kita, maka hidup kita akan tenang, terpelihara dari maksiat, mulia, dan berkedudukan tinggi. Semakin kita ingat kepada Allah, maka semakin sering pula Allah mengingat kita.
Dan, orang yang paling banyak mengingat Allah, maka ia akan
menjadi orang yang paling "diingat" Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang
ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka hendaknya memperhatikan
bagaimana kedudukan Allah dalam hatinya. Maka sesungguhnya Allah menepatkan
hamba-Nya, sebagaimana hamba itu menempatkan Allah dalam jiwanya (hatinya)".
Selalu mengingat Allah (dzikrullah) adalah senjata
paling ampuh untuk mengekang hawa nafsu dan menumpulkan tipu daya syetan. Apa
pun yang syetan lakukan, tidak akan mampu menggelincirkan manusia yang hatinya
selalu berdzikir kepada Allah. Para malaikat akan menaunginya. Dan keberuntungan
akan selalu menyertainya. Difirmankan, ''Berteguh hatilah kamu dan sebutlah
(nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.'' (QS Al Anfal [8]: 45)
Ada sebuah kisah. Suatu hari Rasulullah SAW duduk bersama Abu
Bakar Ash Shiddiq. Tak lama berselang datanglah seorang lelaki yang menghina dan
menjelek-jelekkan Abu Bakar. Awalnya, Abu Bakar tidak menanggapi orang tersebut.
Ia tetap tenang. Rasulullah SAW pun tidak beranjak dari tempatnya. Lama-kelamaan
Abu Bakar kesal, ia mulai membalas hinaan orang tersebut. Melihat hal ini,
Rasulullah SAW segera pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Abu Bakar merasa
malu. Ia segera mengejar Rasulullah SAW. "Wahai Rasul, mengapa saat aku
dijelek-jelekkan dan tak membalas engkau diam; namun ketika aku membalasnya,
engkau pergi?" Rasulullah SAW menjawab, "Ketahuilah, saat engkau diam, aku
melihat para malaikat mengelilingimu. Namun, saat engkau membalas, aku melihat
para malaikat pergi dan setan pun mengerubungimu".
Saudaraku, dekat dengan Allah adalah kunci
kebahagiaan dalam hidup. Maka, sesibuk apa pun kita, nama Allah harus selalu
terpatri di hati kita. Sebelum kerja, luruskan niat kita hanya untuk Allah,
selama kerja ingatlah Allah, selesai kerja tawakallah kepada Allah.
Bila hidup terasa hampa dan sulit mendapatkan ketenangan, kita
harus berusaha untuk lebih banyak mendengar, membaca, dan berbicara tentang
Allah. Usahakan rumah kita, tempat kerja kita, atau pergaulan kita harus dapat
mengingatkan kita pada Allah SWT. Sebab: ''Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah-lah hati menjadi tenteram.'' (QS Ar Ra'd [13]: 28). Wallahu a'lam
bish-shawab
Post a Comment