Kesalahan Makna Ayat Tentang Ruh (Ciptaan)
Soal
2
Kesalahan Makna Ayat Tentang Ruh
(Ciptaan)
Bagaimana pendapat anda
tentang orang yang memakai ayat: "maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian
dari ruh (ciptaan) Kami". Menurut mereka Ayat ini
sebagai bukti, bahwa nabi Isa adalah anak Allah. Mahasuci Allah
setinggi-tingginya dari tuduhan orang-orang zalim seperti itu.
Jawab:
Ayat tersebut terdapat dalam
surat at-Tahrim. Allah swt.
berfirman:
"dan Maryam puteri Imran
yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari
ruh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya;
dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat."17
Dan selain itu ada di surat
al-Anbiya' yang artinya:
"Dan (ingatlah kisah)
Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam
(tubuh)nya ruh dari Kami" 18
Ayat menyatakan, bahwa
peniupan ruh kepada Maryam dan ruh itu masuk melalui kemaluannya, lalu setelah
itu Maryam mengandung nabi Isa. Kemudian Allah berfirman yang
artinya:
"lalu Kami mengutus ruh
Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna".19
Ruh yang dimaksud dalam ayat
tersebut adalah malaikat yang bicara kepada nabi Isa, "Ia (Jibril) berkata:
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang
anak laki-laki yang suci." 20
Dalam tafsir disebutkan,
bahwa mafaikat meniupkan ke kantung baju Maryam, lalu ruh itu masuk ke dalam
rahim dan jadilah nabi Isa.
Yang dimaksud dengan Ruh
adalah sesuatu (makhluk) yang diciptakan Allah dari ruh, yang dengan adanya ruh
tersebut makhluk menjadi hidup. Sama seperti yang terjadi pada penciptaan nabi
Adam, dijelaskan dalam al-Quran yang artinya:
"Maka
apabilaAku telah menyempumakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduk karnu kepadanya dengan bersujud. " 21
Allah telah meniupkan ruh
kepada Adam, demikian juga dengan nabi Isa yang juga termasuk makhluk ciptaan
Allah. Jelas disebutkan dalam ayat berikut yang artinya:
"Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhann ya untuk mengatur
segala urusan. " 22
Dan Allah berfirman yang
artinya:
Kesimpulannya, nabi Isa
adalah tercipta dari ruh yang berasal dari Allah, yakni ruh ciptaan Allah, dan
der.gan ruh itu pula Allah menciptakan sekalian manusia, dan manusia yang
pertama ialah nabi Adam. Allah berfirman yang artinya:
"Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit
sekali bersyukur".
24
Dengan demikian, nabi Isa
tidak memiliki keistimewaan dengan keberadaan ruh yang ditiupkan kepadanya. Ruh
yang ditiupkan kepadanya sama dengan ruh yang ditiupkan kepada sekalian makhluk
ciptaan Allah yang bernyawa dan berjasad yang bergerak dan berkeliaran di atas
kulit bumi ini. Wallahu'alam. 25
17.QS. at Tahrim 66 :
12.
18.QS. at-Anbiya' 21 :
91.
21.QS. al-Hijr 15 :
29.
22.QS. al-Qadr 97 :
4.
23 QS. an-Naba' 78 : 38.
24.QS. as-Sajadah 32 : 9.
25.Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menulis dalam bukunya al-Jawab
Ash-Shahih li mon Boddalo bi Din al-Mosih, ditahqiq dan dikomentari oleh Dr.
Ali bin Hasan, Dr. Abdul Aziz Askar dan Dr. Hamdan al-Hamdani (3/248), tentang
penjelasan makna yang tepat kata ruhullah:
Ruh Allah maksudnya adalah
mafaikat yang dianya adalah ruh pilihan Allah, dan
Allah mencintainya, seperti yang termaktub dalam al-Quran: lalu Kami mengutus
ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang
sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Yang
Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertaqwa". la (Jibril) berkata:
"Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang
anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam 19:17-19). Allah
memberitakan, bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya kepada nabi Isa, lalu nabi Isa
menjadi manusia yang sempurna. Jelas, bahwa
nabi Isa adalah rasul utusan Allah. Maka dapat diketahui, ruh yang dimaksud
dalam ayat tersebut adalah malaikat, yaitu ruh pilihan Allah, kemudian Allah
menyandingkan kata ruh itu kepada Dzatnya, sama halnya dengan penyandingan kata
benda yang lain dengan lafzul jalalah, seperti dalam ayat: "(Biarkanlah) unta
betina Allah dan minumannya" (QS. asy-Syams
91:13) dan ayat: "dan sucikanlah rumah-Ku ini bagi orang-orang yang
thawaf dan orang-orang yang beribadat dan orangorang yang ruku' dan sujud"
(QS. AI-Hajj 22 : 26) dan firman Allah:
"(yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba
Allah minum... " (QS. al-Insan 76 : 6) Kata
yang disandingkan kepada Allah, jika itu adalah kata keterangan (sifat), tidak
bermakna makhluk, seperti kata `llm, Qudrah, Kalam, dan Hayat (hidup), menjadi
sifat kesucian Allah. Dan jika kata itu adalah kata benda, ia berdiri sendiri
atau menjadi kata keterangan dari yang lain, contohnya: kata bait (rumah), naqah
(unta), `abd (hamba) dan ruh (nyawa) menjadi milik, ciptaan yang disandarkan
kepada pencipta dan pemiliknya. Hanya saja, dalam kaidah
idhafat, mudhaf
ilaih tidak terlepas dari
pengkhususan kata mudhaf dengan sifat yang membuat mudhaf ilaih
berbeda dari yang lain sebagai syarat sahnya idhafat. Misalnya,
khusus Ka'bah, Naqah (unta tertentu) dan Ibadussholihin (hamba-hamba shalih)-lah
yang dimaksudkan dalam idhafat `baitullah', 'naqatullah dan
`ibadullah'. Demikianlah ruh khusus pilihan Allah yang disebut dalam idhafat
`ruhullah', tidak digeneralisir sehingga masuk ruh-ruh yang buruk, seperti
syeitan, orang-orang kafir. Ruh syeitan dan orang-orang kafir itu memang makhluk
ciptaan Allah, namun tidak sah diidhofatkan kepada Allah seperti mengidhofatkan
ruh-ruh yang suci dan bersih. Begitu juga tidak sah mengidhofatkan segala benda
mati kepada Allah kecuali Ka'bah, dan tidak sah mengidhofatkan untaunta lain
kecuali naqatullah (unta Allah) yang diterangkan di surat asy-Syams, yaitu unta
nabi Shalih.
Menurut pendapat saya: makna
yang tepat dari idhafat ruhullah itu adalah `malaikat utusan dari sisi Allah
seperti yang termaktub dalam al-Qur'an: la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah
seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yangsuci"
(QS. Maryam 19 : 19), dan bukan seperti yang
didakwakan umat Nasrani: `Ruh Allah menyatu dengan jasad Isa' atau `Ruh Allah
pindah dari ke jasad fsa'. Mahasuci Allah setinggi-tingginya dari tuduhan kotor
mereka. Sekiranya ucapan umat Nasrani itu benar, pasti mereka diwajibkan
menyembah Adam as., sebab Arlam tidak mempunyai ayah, dan sebab ruh Adam juga
ditiupkan oleh Allah, sebagaimana termaktub dalam al-Quran "Maka opabila Aku
telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh
(ciptaan)-Ku, maka tunduk kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. al-Hijr 15:29). Dengan demikian, di sana tiada
perbedaan antara peciptaan Adam as. dan Isa as. al-Quran menegaskan hal itu
dalam ayat: "Sesungguhnya penciptaan 'Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia" (QS. Ali `Imran 3:59). Kesimpulannya, sudah seharusnya
bagi orang yang berkeyakinan kontroversial untuk kembali ke jalan yang benar.
Berpaling untuk menyembah Allah yang Esa, yang tiada satu pun sekutu dengannya,
baik itu dari jenis malaikat ataupun nabi.
Post a Comment