Nasehat (15): Tidak Membolehkan Masuk Rumah kepada Orang yang tidak Baik Agamanya.
Nasehat (15): Tidak Membolehkan Masuk Rumah kepada
Orang yang tidak Baik Agamanya.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Dan
perumpamaan teman yang jahat itu seperti pandai besi".
Dalam riwayat Bukhari disebutkan:
"Dan pandai
besi (bisa) membakar rumahmu, pakaianmu atau kau dapati daripadanya bau yang
busuk".
Maksudnya, mereka
akan membakar rumah dengan berbagai macam kerusakan dan penghancuran. Betapa banyak,
karena masuknya orang-orang yang rusak dan diragukan (agamanya) menjadi sebab
timbulnya permusuhan di antara anggota keluarga, berpisahnya suami dari isteri.
Allah melaknat orang yang menipu wanita
dari suaminya
atau sebaliknya, dan yang menyebabkan permusuhan antara bapak dengan
anak-anaknya.
Sungguh, tiada
sebab-sebab terjadinya sihir di rumah atau terkadang kasus pencurian dan
kerusakan akhlak kecuali dengan memasukkan orang yang tidak baik agamanya ke
dalam rumah, karena itu hendaknya mereka tidak diizinkan masuk, meski dia
adalah tetangga, laki-laki atau perempuan, atau orang-orang yang pura-pura
cepat akrab dari laki-laki maupun perempuan. Sebagian orang terkadang agak
sulit menolak, sehingga ketika ia
melihatnya telah
berada didepan pintu, ia mengizinkannya padahal ia tahu bahwa orang tersebut
dari golongan orang-orang yang rusak.
Wanita yang
tinggal di rumah, mempunyai tanggung jawab besar dalam masalah ini. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
''Wahai manusia,
Hari apakah yang paling suci? Hari apakah yang paling suci? Hari apakah yang
paling suci?"
Mereka menjawab:
"Hari Haji Akbar". Kemudian Nabi bersabda di tengah khutbahnya pada
hari itu: "Adapun hak kalian atas isteri-isteri kalian adalah hendaknya
mereka tidak membiarkan orang yang kalian benci menginjak kasur (tempat duduk)
kalian, dan tidak memberi izin (masuk) kepada orang yang kamu benci".
Maka hendaknya engkau, wahai wanita muslimah jangan berat
hati jika suamimu atau ayahmu menolak salah seorang tetangga wanita masuk ke
rumah, karena mereka tahu akan pengaruhnya dalam perusakan. Juga hendaknya
engkau menahan diri jika wanita tersebut membandingkan antara suaminya dengan
suamimu sehingga engkau tidak meminta kepada suamimu akan hal-hal yang ia tidak
mampu memenuhinya.
Engkau juga wajib menasehati suamimu, jika engkau melihat di
antara kawan-kawannya di rumah ada yang suka mengajak suamimu kepada
kemungkaran.
PERINGATAN:
Usahakan Semampu
Mungkin untuk Lebih Banyak Berada di Rumah.
Adanya wali
(pemimpin) di rumah menjadikan semua persoalan terkontrol, juga memungkinkan
baginya mendidik dan memperbaiki keadaan, dengan mendampingi dan
mengawasi.
Sebagian orang
berpendapat bahwa kewajiban asli bagi laki-laki adalah keluar rumah, jika ia
tidak mendapatkan tempat ke mana harus pergi baru ia pulang ke rumah. Teori ini
adalah keliru.
Jika keluarnya
seseorang dari rumah untuk ketaatan, maka hendaknya bisa menjaga keseimbangan
(antara waktu di luar dan di dalam rumah). Tetapi jika keluarnya untuk maksiat,
menghabiskan waktu secara sia-sia atau berlebih-lebihan dalam urusan kesibukan
dunia maka hendaknya ia mengurangi kesibukan-kesibukan dan
berbagai bentuk
bisnis itu, serta menghilangkan beberapa rapat yang kurang penting.
Sungguh, alangkah
keji kaum yang menyia-nyiakan keluarganya dan begadang di warung-warung atau
night club.
Kita tidak mau
membeo di belakang program-program musuh-musuh Allah. Di bawah ini adalah
pelajaran berharga:
Dalam brosur
hasil kesepakatan Zionis Perancis bernama Al-Masyriqul A'zham yang diselenggarakan
pada tahun 1923 disebutkan: "Dan untuk mencapai perpecahan antara
seseorang dengan keluarganya hendaknya kalian mencabut akhlak dari akarnya,
karena sesungguhnya nafsu cenderung kepada pemutusan ikatan keluarga dan
mendekati kepada hal-hal yang diharamkan, karena nafsu lebih mengutamakan
banyak cerita dan obrolan di
warung-warung
kopi untuk menyebarkan isu-isu keluarga".
Post a Comment