Nasehat (17): Perhatian terhadap Anak-anak di Rumah.
Nasehat (17): Perhatian
terhadap Anak-anak di Rumah.
Dalam hal ini ada
beberapa segi yang perlu diperhatikan,diantaranya:
Hafalan Al-Qur'an dan kisah-kisah
Islami.
Betapa indah
manakala sang ayah mengumpulkan anak-anaknya untuk membacakan kepada mereka
ayat-ayat Al-Qur'an dengan sedikit keterangan, lalu memberikan hadiah-hadiah
bagi yang bisa menghafalkannya. Seorang anak yang masih kecil bisa juga telah
hafal surat Al-Kahfi karena ayahnya selalu mengulang-ulang bacaan ayat tersebut
setiap kali hari Jum'at. Demikian pula dengan mengajari anak-anak dasar-dasar
akidah Islam seperti yang termuat dalam hadits:
"Jagalah
Allah, niscaya Allah akan menjagamu".
Dan mengajari
mereka adab (akhlak) serta do'a-do'a. Seperti do'a makan, tidur, bersin, juga
membiasakan salam dan minta izin.
Termasuk yang
amat menarik dan berpengaruh besar terhadap anak adalah dengan menceritakan dan
memperdengarkan kepada mereka kisah-kisah Islami.
Diantara
kisah-kisah itu adalah kisah Nabi Nuh alaihis salam dan banjir topan, kisah
Nabi Ibrahim alaihis salam dalam menghancurkan patung-patung lalu pelemparan
Nabi lbrahim alaihis salam ke dalam api, kisah Nabi Musa dan selamatnya dari
Fir'aun yang kemudian ia tenggelam dalam lautan, kisah Nabi Yunus alaihis salam
dalam perut ikan, kisah singkat Nabi Yusuf alaihis salam dan perjalanan hidup
Nabi MuhammadShallallahu 'alaihi wa sallam seperti diutusnya beliau sebagai
rasul dan kisah hijrah, petikan peperangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam seperti perang Badar dan Khandaq dan yang lain seperti kisah beliau
dengan laki-laki dan unta yang menjadikannya lapar dan bersusah payah.
Juga kisah orang-orang shalih, seperti kisah Umar bin
Khathab radhiyallah 'anhu dengan seorang ibu bersama anak-anaknya yang
kelaparan di dalam kemah, kisah para penggali parit (Ashaabul Ukhduud), kisah
pemilik-pemilik kebun dalam surat
Nun, dan tiga orang yang tersekap di dalam gua dan sebagainya.
Semua hal di atas hendaknya diringkas dan disederhanakan
dengan beberapa komentar dan pengambilan ibrah (pelajaran), kita tidak
membutuhkan cerita-cerita yang bermacam-macam yang menyimpang dari aqidah dan
penuh khurafat atau yang menakutkan (horor) sehingga merusak jiwa anak karena
mewariskan rasa takut dan pengecut. Hati-hati terhadap keluarnya anak-anak
bersama teman jalanan (yang semaunya).
Akibatnya
anak-anak akan pulang ke rumah dengan membawa ucapan dan akhlak yang tercela.
Sebaiknya teman-teman mereka dipilihkan dari anak-anak kerabat dan tetangga
lalu mereka dipanggil ke rumah sehingga bermain di dalam rumah. Perhatian terhadap mainan anak-anak yang
menghibur dan mendidik.
Hendaknya
disediakan ruangan untuk anak-anak bermain. Baik juga jika ada lemari khusus
sehingga anak-anak bisa menertibkan mainan mereka di dalam lemari tersebut. Hendaknya
dihindari beberapa permainan yang bertentangan dengan syariat, seperti:
alat-alat musik, yang bertanda gambar salib, atau permainan dadu.
Akan lebih baik
jika dipenuhi sarana yang menunjang ketrampilan bagi anak-anak remaja seperti
pertukangan, elektronika, mekanika dan beberapa permainan (games) komputer yang
dibolehkan. Tetapi dalam hal ini, kita mengingatkan bahaya program komputer
yang bisa menampilkan gambar wanita-wanita perusak, juga permainan yang didalamnya
terdapat gambar salib, bahkan sebagian mengatakan, salah satu game komputer
berbentuk permainan judi. Demikian juga ada game yang menampilkan empat gadis
di layer
monitor. Orang
yang memainkan game ini harus memilih salah satu di antara empat gambar
tersebut yang kesemuanya hampir mirip.
Jika menang dalam
game ini, pemain akan diberi pertanda hadiah dengan keluarnya gadis yang paling
seronok dan porno, na'udzubillah.
Memisahkan antara anak laki-laki dengan anak
perempuan dalam tidur.
Inilah perbedaan
cara menertibkan rumah antara orang yang taat beragama dengan orang yang sama
sekali tidak memperhatikan persoalan agama.
Bercanda dan menyayangi.
Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam mencandai anak-anak, mengusap kepala mereka dan
memanggil mereka dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan oleh-oleh pertama kali kepada anak
yang paling kecil, terkadang sebagian dari anak-anak itu menaiki Rasulullah
Shallallahu
'alaihi wa sallam .
Di bawah ini adalah dua contoh canda Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam kepada Hasan dan Husain.
Dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu ia berkata:
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjulurkan
lidahnya kepada Hasan bin Ali maka anak itu melihat merahnya lidah beliau
sehingga ta'ajub dan menarik minatnya lalu ia segera menghampiri
beliau".
Dari Ya'la bin
Murrah ia berkata:
"Kami keluar
bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu kami diundang untuk makan.
Tiba-tiba Husain sedang bermain di jalan maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam segera (menghampirinya) di hadapan banyak orang. Beliau membentangkan
kedua tangannya lalu anak itu lari ke sana kemari sehingga membuat Nabi
Shallallahu
'alaihi wa sallam tertawa sampai beliau (berhasil) memegangnya lalu beliau
letakkan salah satu tangannya di bawah dagu anak tersebut dan yang lain di
tengah-tengah kepalanya kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menciumnya".
Pembahasan dalam
hal ini sangat panjang. Mudah-mudahan penulis berkesempatan membahasnya secara tersendiri
dalam buku lain, Insya Allah.
Post a Comment