Nasehat(13): Memberi Kesempatan untuk Mendiskusikan Persoalan-Persoalan Keluarga.
Nasehat(13):
Memberi Kesempatan untuk Mendiskusikan Persoalan-Persoalan Keluarga.
"Sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka". (As-Syura
: 38).
Ketika kepada
anggota keluarga diberi waktu dan kesempatan untuk sama-sama duduk
mendiskusikan persoalan intern dan ekstern keluarga, maka itulah pertanda bahwa
keluarga tersebut memperhatikan keutuhan keluarga, peran dan saling
kerjasamanya.
Tidak disangsikan
lagi, bahwa laki-laki yang diberi amanah kepemimpinan dalam rumah tangga adalah
orang yang paling bertanggung jawab, penentu segala keputusan. Tetapi dengan
memberikan kesempatan kepada yang lain - terutama kepada anak-anak yang
menginjak dewasa - maka hal itu akan merupakan pendidikan tanggung jawab kepada
mereka, di samping semua akan merasa lepas dan lapang dengan perasaannya,
karena
pendapat mereka
didengar dan dihargai.
Misalnya, dengan
mendiskusikan soal umrah pada bulan Ramadhan atau pada liburan-liburan lainnya,
bertandang ke sanak keluarga menyambung silaturrahim,berdarmawisata,
penyelenggaraan walimah pernikahan, aqiqah, pindah rumah, proyek-proyek sosial
seperti penghitungan jumlah fakir miskin sekampung untuk pemberian bantuan atau
pengiriman makanan kepada mereka, demikian juga diskusi tentang kemelut keluarga,
kerabat dan memberikan andil pemecahannya.
Perlu juga diingatkan kepada bentuk lain dari pertemuan yang
penting untuk diselenggarakan, yakni "Pertemuan Keterbukaan" antara
kedua orangtua dan anak-anak. Beberapa kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak
yang telah baligh terkadang tidak mungkin untuk dipecahkan kecuali melalui
pertemuan pribadi. Misalnya, bapak
dengan anak
laki-lakinya memperbincangkan secara terbuka berbagai persoalan yang menyangkut
problematika anak remaja dan puber, hukum-hukum baligh. Demikian pula halnya
ibu dengan puterinya membincangkan persoalan-persoalan tersebut sekaligus
mengajarinya hukum-hukum yang berkaitan dengan wanita baligh.
Bapak dan ibu
hendaknya berusaha semampu mungkin membantu memecahkan problem anak-anaknya
terutama pada masa mereka masih remaja. Hal itu misalnya bisa dilakukan dengan
menggunakan bahasa-bahasa yang menarik, seperti "ketika saya masih seumur
kamu ...", sehingga mudah diterima.
Tidak adanya
pertemuan semacam ini terkadang menjadikan sebagian anak-anak menjalin
persahabatan dengan teman-teman yang tidak baik, yang pada akhirnya menimbulkan
petaka besar.
Post a Comment