Tiga Sumpah Nabi
Tiga Sumpah Nabi 
Kaum muslimin rahimakumullah!
Sumpah biasanya digunakan untuk menunjukkan atau mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan sumpah, mestinya kita menjadi yakin dan tidak ragu sedikit pun terhadap kebenaran yang dimaksudkan di dalam sumpah itu. Untuk meyakinkan dan menarik perhatian kita tentang suatu persoalan yang sangat penting, Allah SWT di dalam Alquran juga bersumpah dengan menyebut sesuatu. Di dalam hadis, ternyata terdapat juga sumpah Nabi Muhammad saw sehingga apa yang menjadi sumpahnya itu sangat penting untuk kita perhatikan agar kita semakin yakin. Di antara sumpah Nabi adalah tentang tiga perkara sebagaimana hadis berikut.
Sumpah biasanya digunakan untuk menunjukkan atau mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan sumpah, mestinya kita menjadi yakin dan tidak ragu sedikit pun terhadap kebenaran yang dimaksudkan di dalam sumpah itu. Untuk meyakinkan dan menarik perhatian kita tentang suatu persoalan yang sangat penting, Allah SWT di dalam Alquran juga bersumpah dengan menyebut sesuatu. Di dalam hadis, ternyata terdapat juga sumpah Nabi Muhammad saw sehingga apa yang menjadi sumpahnya itu sangat penting untuk kita perhatikan agar kita semakin yakin. Di antara sumpah Nabi adalah tentang tiga perkara sebagaimana hadis berikut.
"Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya: tidak berkurang 
harta karena shadaqah, tidak teraniaya seorang hamba dengan aniaya yang ia sabar 
atasnya melainkan Allah Azza Wa Jalla menambahinya kemuliaan, dan tidak membuka 
seorang hamba pintu permintaan melainkan Allah membuka atasnya pintu 
kefakiran." (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah) 
Harta Tidak Berkurang karena Shadaqah
Salah satu keharusan kita sebagai muslim dalam kaitan dengan 
harta adalah menunaikan zakat, infak, dan shadaqah (ZIS). Namun, tidak sedikit 
orang yang meskipun sudah mengaku muslim tetapi masih tidak mau menunaikan 
keharusannya itu. Di antara mereka ada yang khawatir bila ZIS itu ditunaikan 
hartanya akan berkurang, bahkan bisa jadi ia menjadi miskin. Kekhawatiran itu 
merupakan sesuatu yang tidak beralasan, hal ini karena Rasulullah saw memberikan 
jaminan bahwa bila seseorang menunaikan shadaqah, maka hartanya justru akan 
bertambah. Memang pada saat ia keluarkan uang atau hartanya untuk shadaqah, 
hartanya memang akan berkurang, tetapi dari dampak atau pengaruh positifnya ia 
akan memperoleh tambahan, baik dalam bentuk jumlah maupun nilai dari harta itu 
sendiri.
Dalam bentuk jumlah, harta yang dishadaqahkan mungkin saja 
bertambah, misalnya ia berdagang, setelah keuntungannya besar ia bershadaqah, 
maka orang yang diberinya shadaqah itu mendo?akan agar hartanya bertambah banyak 
dan do?a itu pun dikabulkan oleh Allah SWT sehingga perdagangannya semakin laris 
sehingga semakin banyak yang bisa dijual. Adapun nilai yang besar, ini nampak 
dari keutamaan yang sedemikian besar yang diberikan Allah SWT kepada orang yang 
membelanjakan hartanya di jalan yang benar, Allah SWT berfirman, "Perumpamaan 
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang 
menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah 
melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha 
Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261).
Keteraniayaan Membawa Kemuliaan
Ada banyak contoh tentang orang yang dianiaya, manakala mereka 
tetap sabar dan istiqamah dalam mempertahankan kebenaran yang diyakininya akan 
membawa pada kemuliaan dirinya dan si penganiaya yang merasa sebagai orang yang 
jauh lebih mulia menjadi manusia dengan segala kerendahan martabat kepribadian 
yang disandangkan kepadanya. Nabi Ibrahim as yang ketika itu masih muda belia 
mengalami penganiayaan dari Raja Nambrut hingga Ibrahim dibakar, lalu ditolong 
oleh Allah SWT, hal ini bukan membawa kehinaan bagi Nabi Ibrahim tetapi malah 
menjadikannya orang yang mulia hingga pengikutnya bertambah banyak.
Kaum muslimin di Mekah pada masa Rasulullah saw juga mengalami 
penganiayaan dari orang-orang kafir, mereka diboikot, dibunuh, disiksa hingga 
terusir dari kota kelahiran mereka. Namun, hal itu tidak membuat Rasulullah 
dengan para sahabatnya menjadi hina, tetapi justru membawa kemuliaan. Ketika 
para sahabat berhijrah ke Habasyah, mereka mendapatkan perlindungan atau suaka 
dari Raja Najasi yang beragama Nasrani hingga akhirnya sang raja masuk ke dalam 
Islam, sedangkan Rasulullah bersama para sahabat lainnya berhijrah ke Madinah 
yang kemudian berhasil menyatukan kaum kaum muslimin dari Mekah dan Madinah 
hingga menghasilkan kekuatan umat yang disegani.
Di Mesir, para aktivis dakwah pernah mengalami penganiyaan dari 
penguasa Mesir yang zalim pada waktu itu, penganiayaan dimaksudkan untuk 
menghambat dan menghentikan langkah-langkah dakwah, tetapi gerakan dakwah justru 
semakin tersebar luas hingga ke berbagai negara di dunia, karena para aktivis 
dakwah yang dipenjara menghasilkan karya tulis yang gemilang seperti Sayyid 
Quthb dengan Fi Dzilalil Qur?an, terbunuhnya Hasan al-Banna menarik 
simpati dan pengusiran para akltivis dakwah membuat mereka bisa berdakwah ke 
berbagai negara.
Oleh karena itu, para pejuang kebenaran Islam tidak boleh takut 
menghadapi segala tantangan dan berbagai kendala, karena hal itu pasti ada 
saatnya berlalu dan bila para pejuang menghadapi segala tantangan dan kendala 
dengan sikap istiqamah, maka mereka akan menjadi orang-orang yang mulia, 
begitulah yang terjadi pada Bilal bin Rabah, sahabat Nabi yang budak lalu 
dibebaskan oleh Abu Bakar ash Shiddik karena istiqamahnya dalam mempertahankan 
nilai-nilai tauhid, begitu juga dengan sahabat Abdullah bin Huzafah yang 
disambut dengan kemuliaan oleh Khalifah Umar bin Khattab karena ia istiqamah 
dalam menghadapi penganiayaan yang dilakukan oleh raja Romawi yang kejam.
Mengemis Bertambah Fakir
Seorang muslim sangat dituntut untuk mencari rezeki secara 
halal dan terhormat guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya. Karena itu, 
dalam pandangan Islam bekerja untuk mendapatkan nafkah secara halal merupakan 
sesuatu yang sangat mulia meskipun jenis pekerjaannya berat secara fisik dan 
pendapatan dari situ pun tidak besar. Adapun mencari harta dengan cara mengemis 
merupakan cara yang tidak terhormat meskipun banyak harta yang diperolehnya, 
Rasulullah saw bersabda yang artinya, "Seseorang yang membawa tambang lalu 
pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar, lantas dibawanya ke pasar untuk 
dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya, maka 
itu lebih baik daripada seorang yang meminta-minta kepada orang-orang yang 
terkadang diberi dan kadang ditolak." (HR Bukhari dan Muslim). 
Oleh karena itu, Rasulullah saw menilai bahwa orang yang kaya 
itu tidak semata-mata dengan sebab hartanya yang banyak, hal ini karena meskipun 
jumlah hartanya banyak, namun jika ia tidak pandai bersyukur atas harta yang 
sudah diperolehnya itu, apalagi dengan hartanya yang banyak ia tidak 
bermartabat, tetaplah ia dipandang sebagai orang miskin, apalagi bila harta yang 
dimilikinya dicari dengan cara mengemis yang bila dengan waktunya yang tersedia 
ia bekerja atau berusaha dengan baik, disamping lebih terhormat, ia akan 
memperoleh harta yang lebih banyak dengan jiwa yang menyenangkan, Rasulullah saw 
bersabda, "Yang dinamakan kekayaan bukanlah banyaknya harta benda, tetapi 
kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan jiwa." (HR Abu Ya?la).
Disamping itu, sumpah Nabi ini menjadi benar karena biasanya 
semakin lama beban hidup seseorang semakin besar, dan ia akan mampu menutupi 
kebutuhannya itu dengan berusaha yang halal dan terhormat, namun bila dari 
mengemis ia tidak memperoleh dalam jumlah yang cukup sehingga di satu sisi 
kebutuhannya semakin besar, sedang pendapatannya tetap seperti semula, maka 
jadilah ia bertambah fakir. Karena itu, tidak sedikit orang yang semula mengemis 
akhirnya menjadi pencuri, karena ia merasa tidak cukup dari hasil mengemis itu, 
bukankah ini membuat ia bertambah miskin secara ekonomi dan bertambah rendah 
martabatnya sebagai manusia.
Kaum muslimin yang berbahagia!
Demikianlah tiga sumpah Nabi Muhammad saw yang benar adanya sehingga harus mendapat perhatian kita agar kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Demikianlah tiga sumpah Nabi Muhammad saw yang benar adanya sehingga harus mendapat perhatian kita agar kehidupan ini dapat kita jalani dengan sebaik-baiknya.
Post a Comment