Neraka
Neraka
Tempat orang-orang yang tidak beriman tinggal selamanya
diciptakan khusus untuk memberikan siksaan bagi jasad dan jiwa manusia. Hal ini
semata karena orang-orang yang tidak beriman bersalah atas dosa besar dan
keadilan Allah menuntut hukuman atas mereka.
kepada manusia, adalah kesalahan terbesar di seluruh alam
semesta. Karenanya, di hari akhirat ada azab yang pedih bagi kesalahan besar
seperti itu. Itulah fungsi neraka. Manusia diciptakan sebagai hamba Allah. Jika
dia menolak tujuan utama penciptaan dirinya, maka jelas dia akan menerima
ganjaran yang setimpal. Allah menyatakan dalam hal ini dalam salah satu ayat:
…orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan
masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina. (QS. Al Mu'min, 40: 60)
Karena kebanyakan manusia pada akhirnya akan dikirim ke
neraka dan hukuman di dalamnya tanpa batas waktu dan abadi, maka sasaran utama,
tujuan dasar dari kemanusiaan adalah untuk menghindari neraka. Ancaman terbesar
bagi manusia adalah neraka dan tidak ada yang mungkin lebih penting daripada
menyelamatkan jiwa darinya.
Walaupun begitu, hampir semua manusia di muka bumi hidup
dalam keadaan tidak sadar. Mereka menyibukkan diri dengan masalah-masalah lain
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka bekerja selama berbulan-bulan,
bertahun-tahun, bahkan berpuluh tahun untuk hal yang tidak berarti, namun tidak
pernah berpikir tentang ancaman terbesar, bahaya paling serius bagi keberadaan
mereka selamanya. Neraka berada tepat di hadapan mereka; namun mereka terlalu
buta untuk melihatnya:
Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan
mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).
Tidak datang kepada mereka suatu ayat Al Quran pun yang baru (diturunkan) dari
Tuhan mereka, melainkan mereka mendengarnya, sedang mereka bermain-main, (lagi)
hati mereka dalam keadaan lalai. Dan mereka yang zalim itu merahasiakan pembicaraan
mereka: ‘Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu, maka
apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu menyaksikannya?" (QS. Al
Anbiyaa', 21: 1-3)
Orang-orang seperti ini sibuk dengan usaha yang sia-sia.
Mereka menghabiskan seluruh hidup mengejar sasaran-sasaran yang tidak masuk
akal. Pada kebanyakan waktu, tujuan mereka dipromosikan dalam perusahaan,
pernikahan, memiliki "kehidupan rumah tangga yang bahagia",
memperoleh banyak uang atau menjadi pembela ideologi yang tak berguna. Kala
melakukan hal-hal ini, mereka tidak sadar akan ancaman besar di hadapan mereka.
Bagi mereka, neraka hanyalah fiksi khayalan.
Pada kenyataannya, neraka lebih nyata daripada dunia ini.
Dunia akan berakhir setelah sekian waktu, tetapi neraka akan terus ada
selamanya. Allah, Pencipta alam semesta dan dunia ini serta semua keseimbangan
pelik di alam, telah menciptakan pula hari akhirat, neraka, dan surga. Azab
yang pedih dijanjikan kepada semua yang ingkar dan munafik:
Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan
neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (QS. Al Mujaadi-lah, 58: 8)
Neraka, tempat terjelek yang dapat dibayangkan, adalah
sumber dari siksaan yang total. Siksaan dan kesakitan ini tidak sama dengan
rasa sakit apa pun di dunia ini. Ia jauh lebih kuat daripada rasa sakit ataupun
kesengsaraan yang dapat dihadapi seseorang di dunia ini. Ini sudah tentu
pekerjaan Allah, Yang Mahamulia dalam kebijaksanaan.
Kenyataan kedua tentang neraka adalah bahwa, untuk setiap
orang, siksaan ini tanpa batas waktu dan abadi. Kebanyakan manusia dalam
masyarakat yang jahil ini mempunyai kesalahpahaman yang umum tentang neraka:
mereka mengira bahwa mereka akan "menjalani hukuman mereka" di neraka
untuk waktu tertentu dan kemudian mereka akan diampuni. Ini hanyalah lamunan
belaka. Kepercayaan ini khususnya juga tersebar luas di antara mereka yang
mengira diri mereka orang yang beriman namun abai melakukan tugas-tugas mereka
terhadap Allah. Mereka mengira bahwa mereka dapat memperturutkan hawa nafsu dunia
sebanyak mungkin. Menurut keyakinan yang sama, mereka akan memperoleh surga
setelah menerima hukuman di neraka untuk beberapa saat. Namun, akhir yang
menunggu mereka lebih menyakitkan daripada yang mereka perkirakan. Neraka jelas
merupakan tempat penyiksaan tanpa akhir. Di dalam Al Quran, seringkali
ditekankan bahwa azab bagi mereka yang tidak beriman itu terus-menerus dan
tanpa akhir. Ayat berikut mempertegas fakta ini: "Mereka tinggal di
dalamnya berabad-abad lamanya." (QS. An-Naba', 78: 23)
Tidak bersyukur dan ingkar terhadap sang Pencipta yang
"memberikan pendengaran, penglihatan, dan hati" (QS. An-Nahl, 16: 78)
tentulah layak menerima penderitaan tanpa akhir. Alasan yang diajukan tidak
akan menyelamatkan seseorang dari neraka. Keputusan yang diberikan bagi mereka
yang memperlihatkan ketidakacuhan atau lebih jelek lagi, kebencian terhadap
agama yang digariskan Penciptanya bersifat pasti dan tak berubah. Di dunia,
mereka angkuh dan menghindar dari ketundukan terhadap Allah yang Mahakuasa.
Mereka juga merupakan musuh besar orang mukmin sejati. Di hari penghisaban,
mereka akan mendengarkan kata-kata berikut:
Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di
dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.
(QS. An-Nahl, 16: 29)
Ciri neraka yang paling menakutkan adalah sifat
keabadiannya. Sekali di neraka, maka tidak ada jalan kembali. Satu-satunya
realitas adalah neraka beserta berbagai jenis siksaan. Berhadapan dengan azab
yang abadi seperti itu, seseorang akan jatuh putus asa. Dia tidak mempunyai
pengharapan apa pun lagi. Keadaan ini diuraikan dalam Al Quran sebagai berikut:
Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah
jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke
dalamnya dan dikatakan kepada mereka: "Rasakanlah siksa neraka yang dahulu
kamu mendustakannya." (QS. As-Sajdah, 32: 20)
Siksaan di Neraka
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu
adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (QS. Al
Balad, 90 : 19-20)
Pada hari penghisaban, akan ada miliaran orang, namun
kerumunan besar ini tidak akan memberikan kesempatan bagi orang-orang kafir
untuk melarikan diri dari penghisaban. Setelah penghisaban orang-orang kafir
berlangsung di hadapan Allah, mereka akan dinamai "ahli kiri". Inilah
waktunya mereka akan dikirim ke neraka. Dari saat ini, mereka akan memahami
dengan kepahitan bahwa neraka akan menjadi tempat tinggal mereka yang kekal.
Mereka yang dikirim ke neraka datang bersama malaikat penggiring dan malaikat
penyaksi:
Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman.
Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring
dan seorang malaikat penyaksi. Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai
dari ini, maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu amat tajam. Dan yang menyertai dia berkata:
"Inilah (catatan amalnya) yang tersedia pada sisiku." Allah
berfirman: "Lemparkanlah olehmu berdua ke dalam neraka semua orang yang
sangat ingkar dan keras kepala, yang sangat menghalangi kebajikan, melanggar
batas lagi ragu-ragu, yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka
lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat." (QS. Qaf, 50: 20-26)
Orang-orang kafir digiring ke tempat yang mengerikan ini
"dalam rombongan-rombongan". Namun, dalam perjalanan ke sana,
ketakutan akan neraka menghantui hati mereka. Suara yang menakutkan dan kobaran
api terdengar dari kejauhan.
Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya mereka mendengar
suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak, hampir-hampir
(neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya
sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka:
"Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi
peringatan?."…(QS. Al Mulk, 67: 7-8)
Dari ayat ini, jelas bahwa ketika mereka dibangkitkan
kembali, semua orang kafir akan mengerti apa yang akan menimpa mereka. Mereka
tinggal sendiri; tanpa teman, sanak saudara, atau pengikut untuk menolong.
Orang-orang kafir tidak akan berdaya untuk bersikap angkuh dan mereka akan
kehilangan semua kepercayaan dirinya. Mereka akan memandang dengan mata
berpaling. Salah satu ayat yang mendeskripsikan momen ini adalah sebagai
berikut:
Dan kamu akan melihat mereka dihadapkan ke neraka dalam
keadaan tunduk karena (merasa) terhina, mereka melihat dengan pandangan yang
lesu. Dan orang-orang yang beriman berkata: "Sesungguhnya orang-orang yang
merugi ialah orang-orang yang kehilangan diri mereka sendiri (kehilangan) dan
keluarga mereka pada hari kiamat." Ingatlah, sesungguhnya orang-orang yang
zalim itu berada dalam azab yang kekal. (QS. Asy-Syuura, 42: 45)
Neraka penuh dengan kebencian. Kelaparannya dengan orang
kafir tidak pernah terpuaskan. Walau ada begitu banyak orang kafir, ia masih
meminta lebih banyak lagi:
Hari Kami bertanya kepada jahanam : "Apakah kamu sudah
penuh ?" Dia menjawab : "Masih ada tambahan ?" (QS. Qaaf, 50:
30)
Allah menguraikan neraka dalam Al Quran sebagai berikut:
Aku akan memasukkannya ke dalam Saqar. Tahukah kamu apakah
(neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. Saqar
itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (QS. Al Muddatstsir, 74: 26-28)
Hidup Tanpa Akhir di Belakang Pintu yang Terkunci
Begitu orang-orang kafir sampai di neraka, pintu-pintu
dikunci di belakang mereka. Di sini, mereka melihat pemandangan yang paling
menakutkan. Mereka segera paham bahwa mereka akan "dihadiahkan"
kepada neraka, tempat mereka untuk selamanya. Pintu-pintu yang terkunci
menunjukkan bahwa tidak akan ada penyelamatan. Allah menerangkan keadaan
orang-orang kafir sebagai berikut:
Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu
adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. (QS. Al
Balad, 90: 19-20)!
Azab tersebut di dalam Al Quran disebut sebagai "azab
yang besar" (QS. Ali Imran, 3: 176), "siksa yang berat" (QS. Ali
Imran, 3: 4), dan "siksa yang pedih" (QS. Ali Imran, 3: 21).
Deskripsi tersebut belum memadai untuk memberikan pemahaman sepenuhnya tentang
hukuman di neraka. Manusia yang tidak sanggup menahan sekadar nyala api kecil
di dunia, tidak dapat memahami bagaimana terbakar api selamanya. Lebih jauh
lagi, rasa sakit akibat api di dunia tidak sebanding dengan siksaan yang
dahsyat di neraka. Tidak ada rasa sakit yang dapat menyamai apa yang dirasakan
di neraka:
Maka pada hari itu tiada seorangpun yang menyiksa seperti
siksa-Nya, dan tiada seorangpun yang mengikat seperti ikatan-Nya. (QS. Al Fajr,
89: 25-26)
Begitulah kehidupan di neraka. Namun itu adalah sebuah
kehidupan yang setiap saatnya penuh siksa dan derita. Setiap jenis siksaan
fisik, mental, dan jiwa, berbagai jenis siksaan dan hinaan mengamuk dalam
kehidupan itu. Membandingkannya dengan kesusahan di dunia adalah hal yang
mustahil.
Penghuni neraka menanggungkan rasa sakit melalui seluruh
panca indranya. Mata mereka melihat bentuk-bentuk yang menjijikkan dan
mengerikan; telinga mereka mendengar jeritan, raungan, dan tangis kengerian,
hidung mereka penuh dengan bau yang mengerikan dan sengit; lidah mereka
mengecap rasa yang amat busuk, tak tertahankan. Mereka merasakan neraka hingga
ke dalam sel-sel mereka; rasa sakit yang dahsyat dan membuat gila, yang sukar
untuk dibayangkan di dunia ini. Kulit mereka, organ-organ tubuh mereka, dan
seluruh jasad mereka hancur dan mereka menggeliat-geliat kesakitan.
Penghuni neraka sangat tahan rasa sakit dan mereka tidak
pernah mati. Oleh karena itu, mereka tidak pernah dapat menyelamatkan diri dari
siksaan. Dalam Al Quran, rasa sakit diterangkan sebagai berikut: "alangkah
beraninya mereka menentang api neraka!" (QS. Al Baqarah, 2: 175) Kulit
mereka sembuh kembali saat mereka dibakar; siksaan yang sama berlangsung terus
selamanya; intensitas siksaan tidak pernah berkurang. Sekali lagi, Allah
berfirman dalam Al Quran: "Masuklah kamu ke dalamnya; maka baik kamu
bersabar atau tidak, sama saja bagimu." (QS. At-Thuur, 52: 16)
Tidak kalah dari rasa sakit fisik, rasa sakit mental juga
dahsyat di neraka. Penghuni neraka merasa luar biasa menyesal, jatuh ke dalam
ketiadaan harapan, merasa putus asa dan menghabiskan waktu dalam keputusasaan.
Setiap sudut, setiap tempat di neraka dibuat untuk memberikan penderitaan
mental. Penderitaan itu abadi; jika saja ia akan berakhir setelah jutaan atau
miliaran tahun, sekadar kemungkinan jangka panjang seperti itu saja sudah dapat
membangkitkan harapan besar dan menjadi alasan kuat untuk kebahagiaan dan
kegembiraan. Namun, keabadian siksaan akan menanamkan sejenis rasa putus
harapan yang tidak dapat dibandingkan dengan perasaan serupa mana pun di dunia
ini.
Menurut deskripsi Al Quran, neraka adalah tempat di mana
rasa sakit luar biasa dialami: bau-bau yang menjijikkan; ia sempit, ribut,
penuh asap, dan muram, menyuntikkan rasa tidak aman ke dalam jiwa manusia; api
membakar hingga ke dalam jantung; makanan dan minuman yang menjijikkan; pakaian
dari api dan aspal cair.
Inilah karakteristik dasar neraka. Bagaimanapun, ada
kehidupan yang berlangsung di dalam lingkungan mengerikan. Penghuni neraka
memiliki indra yang tajam. Mereka mendengar, berbicara, dan berdebat, dan
mereka mencoba untuk melarikan diri dari penderitaan. Mereka terbakar dalam
api, menjadi haus dan lapar, dan merasakan penyesalan. Mereka disiksa oleh
perasaan bersalah. Yang lebih penting lagi, mereka ingin terbebas rasa sakit.
Para penghuni neraka menjalani hidup yang tidak terbatas yang lebih rendah dari
hewan di lingkungan yang kotor dan menjijikkan ini. Satu-satunya makanan yang
mereka miliki adalah buah pahit berduri dan pohon zaqqum. Sedangkan, minuman
mereka adalah darah dan nanah. Sementara, api menelan mereka di mana-mana.
Penderitaan di neraka dilukiskan sebagai berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami,
kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka
hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan
azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisaa', 4:
56)
Dengan kulit koyak-moyak, daging terbakar, dan darah
bepercikan di mana-mana, mereka dirantai dan dicambuk. Dengan tangan terikat ke
leher mereka, mereka dilemparkan ke pusat neraka. Malaikat azab, sementara itu,
menempatkan mereka yang bersalah di ranjang api, selimutnya pun dari api. Peti
mati tempat mereka ditempatkan tertutup api.
Orang-orang kafir terus-menerus menjerit agar diselamatkan
dari segala siksaan itu. Dan mereka sering menerima balasan hanya berupa lebih
banyak hinaan dan siksaan. Mereka ditinggalkan sendiri dalam penderitaan mereka.
Mereka yang dulunya dikenal dengan keangkuhannya di dunia sekarang
memohon-mohon ampunan. Lebih jauh lagi, hari-hari di neraka tidak sama dengan
hari-hari di dunia, berapa lamakah satu menit di dalam penderitaan abadi,
berapa lamakah sehari, seminggu, sebulan, atau setahun pada kesakitan tak
berhingga dan tanpa akhir?
Semua adegan ini akan menjadi kenyataan. Semuanya nyata.
Lebih nyata dari kehidupan kita sehari-hari.
Mereka "yang menyembah Allah dengan berada di
tepi" (QS. Al Hajj, 22: 11); mereka yang berkata, "Kami tidak akan
disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung" (QS.
Ali 'Imran, 3: 24); mereka yang menjadikan hal-hal seperti uang, status, dan
karir sebagai tujuan utama hidup mereka dan karenanya mengabaikan ridha Allah;
mereka yang mengubah perintah-perintah Allah sesuai dengan keinginan dan nafsu
mereka; mereka yang menafsirkan Al Quran sesuai dengan kepentingan mereka;
mereka yang menyimpang dari jalan yang lurus; ringkasnya semua orang kafir dan
munafik akan menghuni neraka, kecuali mereka yang dimaafkan dan diselamatkan
Allah dengan kemurahan-Nya. Inilah kata-kata Allah yang meyakinkan dan pasti
akan terjadi:
Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada
tiap-tiap jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari pada-Ku:
"Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahanam itu dengan jin dan manusia
bersama-sama." (QS. As-Sajdah, 32: 13)
Ada fakta lain tentang neraka; orang-orang ini secara khusus
diciptakan untuk neraka, sebagaimana dinyatakan ayat berikut:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka kebanyakan
dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka
mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat
Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al A'raaf, 7: 179)
Meski semua penderitaan yang mereka alami, tidak akan ada
seorang pun memberi pertolongan kepada penghuni neraka. Tidak ada yang sanggup
menyelamatkan mereka darinya. Dibuang seperti itu akan memberi mereka perasaan
kesepian yang pahit. "Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini
di sini.." (QS. Al Haaqqah, 69: 35) Di sekeliling mereka, hanya ada
"Malaikat Azab" yang menerima perintah dari Allah. Mereka ini adalah
para penjaga yang luar biasa keras, tanpa ampun, dan mengerikan, yang mengemban
tanggung jawab tunggal memberi siksaan dahsyat terhadap penghuni neraka. Rasa
kasihan telah dihilangkan sepenuhnya dari jiwa para malaikat ini. Di samping
siksaan yang mereka berikan, mereka juga memiliki penampilan, suara, dan
gerak-gerik yang menakutkan. Tujuan keberadaan mereka adalah untuk membalas
mereka yang mengingkari Allah, dan mereka melaksanakan tanggung jawab mereka
dengan perhatian dan ketelitian yang sepatutnya. Tidak mungkin mereka akan
memberikan "perlakuan yang pilih kasih" kepada siapa pun.
Inilah sebenarnya bahaya nyata yang menunggu setiap diri di
bumi. Manusia, yang ingkar dan tak bersyukur kepada Penciptanya, dan karenanya
melakukan tindakan keliru terbesar, tidak diragukan lagi layak menerima
pembalasan seperti itu. Allah, karenanya, memperingatkan manusia terhadap hal
ini:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan. (QS. At-Tahrim: 6)
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat
demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang
mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya, kelak Kami
akan memanggil malaikat Zabaniyah. (QS. Al 'Alaq, 96: 15-18)
Permohonan Putus Asa dan Tanpa Harapan
Penghuni neraka berada dalam keadaan tanpa harapan. Siksaan
yang mereka jalani sangat kejam dan tanpa akhir. Harapan mereka satu-satunya
adalah menangis dan meminta keselamatan. Mereka melihat para penghuni surga dan
meminta air dan makanan. Mereka mencoba bertobat dan meminta ampunan Allah.
Namun, semuanya sia-sia.
Penghuni neraka memohon kepada para penjaga. Mereka bahkan
menghendaki para penjaga itu sebagai perantara antara mereka dan Allah dan
meminta belas kasihan. Rasa sakit begitu tidak tertahankan dan mereka ingin
dibebaskan darinya walau hanya untuk satu hari:
Dan orang-orang yang berada dalam neraka berkata kepada
penjaga-penjaga neraka Jahanam: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu supaya Dia
meringankan azab dari kami barang sehari." Penjaga Jahanam berkata:
"‘Dan apakah belum datang kepada kamu rasul-rasulmu dengan membawa
keterangan-keterangan?" Mereka menjawab: "Benar, sudah datang."
Penjaga-penjaga Jahanam berkata: "Berdoalah kamu". Dan doa
orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka. (QS. Al Ghafir, 40: 49-50)
Orang-orang kafir mencoba lebih jauh lagi mencari
pengampunan, namun mereka ditolak dengan tegas:
Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai
oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami,
keluarkanlah kami daripadanya, maka jika kami kembali, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang zalim." Allah berfirman: "Tinggallah dengan hina di
dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku." Sesungguhnya, ada
segolongan dari hamba-hamba-Ku berdoa : "Ya Tuhan kami, kami telah
beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi
rahmat Yang Paling Baik." Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan,
sehingga kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah
kamu selalu menertawakan mereka, Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka
di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang
yang menang. (QS. Al Mu'minuun, 23: 106-111)
Ini benar-benar perkataan terakhir Allah terhadap penghuni
neraka. Firman-Nya, "Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah
kamu berbicara dengan Aku." sudah final. Sejak itu, Allah tidak pernah
mempertimbangkan lagi tentang para penghuni neraka. Tak seorang pun suka bahkan
sekadar memikirkan situasi ini.
Sementara penghuni neraka disiksa, mereka yang memperoleh
"kebahagiaan dan keselamatan", yakni orang-orang yang beriman,
tinggal di surga menikmati keberuntungan dari kemurahan yang tanpa akhir.
Penderitaan para penghuni neraka menjadi lebih hebat ketika mereka melihat dan
mengamati kehidupan mereka yang beriman di surga. Memang, tatkala menjalani
siksaan yang tak tertahankan, mereka dapat "menonton" kenikmatan yang
luar biasa di surga.
Orang-orang yang beriman, yang ditertawakan orang-orang
kafir di dunia, sekarang menjalani hidup yang penuh dan bahagia, tinggal di
tempat-tempat yang mulia, rumah-rumah megah dengan wanita-wanita yang cantik,
dan menikmati makanan dan minuman yang lezat. Penampakan orang-orang yang
beriman di dalam kedamaian dan kelimpahan makin memperkuat penghinaan di
neraka. Pemandangan ini menambahkan sakit dan derita kepada kesedihan mereka.
Penyesalan itu bertambah dalam dan kian dalam. Karena tidak mematuhi perintah
Allah di dunia, mereka merasakan penyesalan yang dalam. Mereka berpaling kepada
orang-orang beriman di surga dan mencoba untuk berbicara kepada mereka. Mereka
memohon pertolongan dan simpati. Namun, ini hanyalah usaha yang sia-sia. Para
penghuni surga juga melihat mereka. Penampilan dan kehidupan mereka yang mulia
membuat mereka semakin bersyukur kepada Allah. Berikut ini adalah percakapan
antara para penghuni neraka dan penghuni surga:
Berada di dalam surga, mereka tanya-menanya, tentang
orang-orang yang berdosa, "Apakah yang memasukkan kamu ke dalam
Saqar?" Mereka menjawab: "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang
mengerjakan shalat, dan kami tidak memberi makan orang miskin, dan adalah kami
membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan
adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami
kematian." Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafaat dari orang-orang
yang memberikan syafaat. (QS. Al Muddatstsir, 74: 40-48)
Sebuah Peringatan Agar Terhindar
dari Siksaan
Pada bab ini, kita membahas tentang dua kelompok manusia;
mereka yang beriman kepada Allah mereka yang mengingkari keberadaan-Nya. Juga
telah ditampilkan gambaran umum tentang neraka, begitu pula surga, seluruhnya
berdasarkan kepada deskripsi qurani. Tujuannya bukanlah untuk memberikan
keterangan tentang agama, melainkan untuk mengingatkan dan mengancam
orang-orang yang tidak beriman bahwa Hari Akhirat akan menjadi sebuah tempat
yang mengerikan bagi mereka dan akhir mereka akan sangat menakutkan.
Setelah semua pembahasan, perlu ditekankan bahwa manusia,
tak diragukan lagi, bebas untuk mengambil keputusannya. Dia dapat menjalani
hidupnya sebagaimana ia inginkan. Tidak seorang pun punya hak untuk memaksa
orang lain percaya. Namun, begitu orang-orang yang mengimani keberadaan Allah
dan keadilan-Nya yang maha, kita mengemban tanggung jawab untuk memperingatkan
manusia terhadap hari yang begitu mengerikan. Orang-orang ini jelas tidak
menyadari situasi mereka dan akhir macam apa yang menunggu mereka. Oleh karena
itu, kita merasa bertanggung jawab untuk memperingatkan mereka. Allah
menerangkan kepada kita tentang keadaan orang-orang ini:
Maka apakah orang-orang yang mendirikan mesjidnya di atas
dasar takwa kepada Allah dan keridhaan- itu yang baik, ataukah orang-orang yang
mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh
bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahanam. Dan Allah tidak memberikan
petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. At-Taubah, 9: 109)
Mereka yang mengingkari perintah Allah di dunia ini dan,
sadar atau tidak, menyangkal keberadaan Pencipta mereka, tidak memiliki syafaat
di hari akhir. Karenanya, sebelum kehilangan waktu, setiap orang harus
menyadari situasinya di hadapan Allah dan tunduk patuh kepada-Nya. Jika tidak,
dia akan menyesalinya dan menghadapi akhir yang menakutkan:
Orang-orang yang kafir itu seringkali menginginkan, kiranya
mereka dahulu menjadi orang-orang muslim. Biarkanlah mereka makan dan bersenang-senang
dan dilalaikan oleh angan-angan, maka kelak mereka akan mengetahui. (QS. Al
Hijr, 15: 2-3)
Cara untuk menghindari azab yang abadi, meraih kebahagiaan
abadi, dan memperoleh ridha Allah sudah jelas:
Sebelum terlambat, berimanlah dengan sebenar-benarnya kepada
Allah,
Isilah hidup Anda dengan amal saleh untuk mendapatkan
ridha-Nya….
Post a Comment