Al-Hasyr ( Pengumpulan Makhluk )
Al-Hasyr
Yang di maksud dengan al-Hasyr yaitu
hari di mana semua orang dihimpun dalam satu tempat. Hal itu sebagaimana yang
termaksud dalam bahasa al-Qur'an, seperti yang Allah Azza wa jalla firmankan:
"Maka Dia mengumpulkan
(pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya". (QS
an-Nazi'at: 23).
Dalam
ayat lain, lebih jelas bahwa makna al-Hasyr adalah mengumpulkan, seperti
firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ
فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ة﴾ [ الشعراء : 53 ]
"Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang
mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota".
(QS
asy-Syu'araa: 53).
ý Tempat penghimpunan tersebut nanti terjadi di
Syam, yang ada pada saat sekarang ini.
Hal itu sebagaimana yang tercantum
dalam hadits hasan yang diriwayatkan dari Sahabat Mu'awiyah al-Bahzi
radhiyallahu 'anhu. Bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: ((
تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ )) [ رواه أحمد
وحسنه الألباني ] .
"Mereka
semua nanti akan dikumpulkan disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya
kearah Syam".[1]
Namun mereka, akan berkumpul tidak lagi berada diatas bumi ini, tidak
pula dibawah kolong langit ini. Hal itu, sebagimana ditegaskan dalam firman
Allah Subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تُبَدَّلُ
ٱلۡأَرۡضُ غَيۡرَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُۖ وَبَرَزُواْ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ
﴾ [سورة إبراهيم: 48]
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti
dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya berkumpul
(di padang Mahsyar) menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa". (QS Ibrahim: 48).
ý Padang Mahsyar nanti berwarna putih yang tidak
terlihat bekas hunian diatasnya.
Hal itu sebagaimana dikatakan oleh
Imam Nawawi dalam syarh Muslim. Pada sebuah hadits, Dari Sahl bin Sa'ad
radhiyallahu 'anhu, beliau mencertikan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ :(( يُحْشَرُ
النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ
النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ )) [رواه البخاري ومسلم]
"Kelak pada hari kiamat manusia akan
digiring ke tanah putih, bagaikan bulatan yang bersih, yang tak bertanda ada penghuni sebelumnya". [2]
ý Manusia dihimpun setelah bangkit dari kuburnya
menuju mauqif, lalu dibagi menjadi tiga golongan.
Ada yang naik kendaraan, Sambil
berjalan kaki, dan golongan terakhir berjalan sambil menyeret wajahnya. Hal
itu, seperti yang dikatakan dalam haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwa Nabi
Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: ((
تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ رُكْبَانًا
وَمُشَاةً وَعَلَى وُجُوهِكُم )) [ رواه أحمد وحسنه الألباني ] .
"Mereka semua nanti akan dikumpulkan
disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya kearah Syam. Mereka ada yang
naik diatas kendaraan, berjalan dengan kaki telanjang, dan berjalan terbalik
menggunakan wajahnya". [3]
Golongan pertama: Orang yang naik kendaraan. Mereka adalah
orang-orang beriman yang setelah dibangkitkan dari kuburnya naik kendaraan
menuju padang Mahsyar. Allah Azza wa jalla berfirman menjelaskan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ نَحۡشُرُ
ٱلۡمُتَّقِينَ إِلَى ٱلرَّحۡمَٰنِ وَفۡدٗا ﴾ [سورة مريم : 85]
"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan
orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang
terhormat". (QS Maryam: 85).
Sebagaimana yang telah disebutkan dimuka, dari
haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: "Mereka semua nanti akan dikumpulkan, dengan naik diatas
kendaraan..".[4]
Dan dalam haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( يُحْشَرُ
النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ اثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ
وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ ))
[رواه البخاري ومسلم]
"Manusia akan di kumpulkan (pada hari
kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas.
(ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta,
dan sepuluh orang naik onta".[5]
Golongan kedua: Kelompok yang berjalan kaki. Mereka adalah
kaum muslimin yang berbuat maksiat, para pendosa. Mereka semua, setelah bangkit
dari kubur akan berjalan dengan kedua kakinya menunju padang Mahsyar. Allah
Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَسُوقُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ
إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرۡدٗا ﴾ [سورة مريم : 86]
"Dan Kami akan menghalau orang-orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga". (QS
Maryam: 86).
Dan dalam hadits terdahulu, dimana Nabi
Shalallahau 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka semua nanti akan
dikumpulkan berjalan dengan kaki telanjang..".[6]
Golongan ketiga: Golongan yang diseret dengan wajahnya. Mereka
adalah orang-orang kafir, setelah dibangkitkan dari dalam kuburnya mereka semua
akan digiring kepadang Mahsyar, berjalan terbalik diseret dengan menggunakan
wajahnya. Hal itu, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ
ٱلۡقِيَٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيٗا وَبُكۡمٗا وَصُمّٗاۖ مَّأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ
كُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَٰهُمۡ سَعِيرٗا ﴾ [سورة الإسراء: 97]
"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada
hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam Keadaan buta, bisu dan pekak. Dan
tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam yang tiap kali nyala api Jahannam
itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya". (QS al-Israa: 97).
Dan seperti yang diriwayatkan dari
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Bahwasannya
pernah ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: 'Wahai Nabi Allah, bagaimana
mungkin orang kafir itu diseret dengan mukanya? Beliau menjawab: "Bukankah
Dzat yang menjadikan dirinya bisa berjalan dengan kedua kakinya didunia, mampu
untuk menjadikan dirinya berjalan dengan mukanya pada hari kiamat!?. Berkata
Qatadah, salah seorang perawi hadits; 'Benar, demi Kemulian Rabb kami'.[7]
Selaras dengan ini, adalah haditsnya
Abu Hurairah dimuka, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: ((يحْشَرُ
النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ
وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ
وَتحْشُرُ بَقِيَّتَهُمْ النَّارُ تَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا وَتَبِيتُ
مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ حَيْثُ أَصْبَحُوا وَتُمْسِي
مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوْا )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Manusia akan di kumpulkan (pada hari
kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas.
(ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta,
dan sepuluh orang naik onta. Sisanya akan digiring oleh neraka, panasnya akan
mengiringi qailulah[8] mereka dimana mereka
tidur, ia akan mengiringi menginap dimana mereka mendapati tempat menginap, dan
ia akan terjaga di mana mereka bangun dari tidurnya, dan ia akan berjalan
mengiringi kemanapun mereka pergi".[9]
Adapun orang-orang yang beriman maka
mereka berharap, sedangkan para pendosa maka mereka tercekam dalam kegundahan,
dan orang-orang kafir merekalah orang-orang yang merugi dengan siksa api
neraka.
ý Mereka semua akan dikumpulkan dalam keadaan
telanjang kaki belum dikhitan.
Hal itu, sebagaimana yang ditegaskan
dalam haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ
النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ r يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ
بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ )) [ رواه البخاري ومسلم ]
"Mereka semua akan dikumpulkan dalam
keadaan bertelanjang kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Maka saya
tanyakan pada beliau: "Wahai Rasulallah, laki dan perempuan, nanti mereka
akan saling melihat auratnya satu sama lain? Beliau mengatakan: 'Wahai Aisyah,
perkaranya lebih besar, dari hanya sekedar melihat auratnya satu sama
lain".[10]
ý Setelah mereka sampai dipadang Mahsyar, maka
turun perintah agar mereka menunggu sambil berdiri.
Allah
Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ wr& `Ýàt y7Í´¯»s9'ré& Nåk¨Xr& tbqèOqãèö6¨B . BQöquÏ9
8LìÏàtã tPöqt ãPqà)t â¨$¨Z9$#
Éb>tÏ9 tûüÏHs>»yèø9$#
﴾ [سورة المطففين: 4-6]
"Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap Allah, Tuhan semesta alam?. (QS
al-Muthaffifiin: 4-6).
Dalam
ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian)
karena sesungguhnya mereka akan ditanya".
(QS
ash-Shaffaat: 24).
ý Mereka terus demikian keadaannya tanpa berubah
sampai datangnya Sang Pemutus yaitu Allah Tabaraka wa ta'ala.
Hal
itu, seperti yang digambarkan dalam ayat, dimana Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي
بَيۡنَهُم بِحُكۡمِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡعَلِيمُ ﴾ [سورة النمل : 78]
"Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan
perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui". (QS
an-Naml: 78).
Juga
berdasarkan firmanNya Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱللَّهُ يَقۡضِي
بِٱلۡحَقِّۖ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَقۡضُونَ بِشَيۡءٍۗ إِنَّ ٱللَّهَ
هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ ﴾ [سورة غافر: 20]
"Dan Allah menghukum dengan keadilan, dan
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum mereka
dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat". (QS Ghaafir: 20).
ý Waktu Mereka untuk menunggu adalah selama Lima Puluh
ribu tahun sambil berdiri.
Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang
diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita:
"Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا
حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ
نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ
وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ
مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى
سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan
pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka
yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta
punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada
suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami
sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat
jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[11]
Dalam
terusan hadits di atas dikatakan:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي
مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ
تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا
مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ
خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ
إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [ رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta
onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika
didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak
mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan
seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal
itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya
dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[12]
[1]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[2]
. HR Bukhari no: 6040. di dalam Bab: Nafkhis Shuur. Muslim no:
4998, dalam Bab: Fill Ba'ats wan Nusyur wa Shifatil Ardhi Yaumal Qiyamah.
[3]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[4]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[5]
. HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105.
Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[6]
. HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh
al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582.
[9]
. HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105.
Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[10] .
HR Bukhari no: 6046. Dalam Bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5102. Dalam Bab:
Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
Post a Comment