Menengok Indahnya Surga dan Ngerinya Neraka
Menengok
Indahnya Surga dan Ngerinya Neraka
Segala
puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulallah.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah dengan benar melainkan
Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya, dan aku juga bersaksai bahwa
Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam adalah
seorang hamba dan utusanNya. Amma ba'du:
Allah azza wa jalla
menciptakan Jin dan manusia mempunyai tujuan khusus, yaitu agar mereka
beribadah kepadaNya, mentauhidkan serta mentaatiNya. Kemudian dijanjikan bagi
orang yang mau taat kepadaNya dengan surga sebagai bentuk balasan dariNya, dan
sebaliknya bagi orang yang enggan mentaatiNya dan berbuat maksiat kepadaNya
maka Allah menjanjikan padanya dengan neraka sebagai bentuk keadilan dariNya.
Maka surga dan neraka adalah dua makhluk yang Allah ta'ala ciptakan untuk
tujuan tersebut. Allah berfirman tentang surga:
﴿
أُعِدَّتۡ لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣
﴾ [ال عمران : 133]
"Yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa". (QS al-Imraan: 133).
Sedangkan neraka adalah:
﴿
أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ ٢٤
﴾ [البقرة : 24]
"Yang
disediakan bagi orang-orang kafir". (QS al-Baqarah: 24).
Dalam
sebuah hadits dijelaskan, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Aisyah
radhiyallahu 'anha:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ
لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ وَخَلَقَ لِلنَّارِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ
لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ »
[أخرجه مسلم]
"Sesungguhnya Allah telah menciptakan untuk
surga calon penghuninya sedangkan mereka masih didalam tulang punggung ayahnya.
Demikian pula Allah telah menciptakan untuk neraka calon penghuninya, sedangkan
mereka masih berada ditulang punggung ayahnya". HR Muslim no: 2662.
Maka,
surga adalah tempat sebagai balasan yang diperuntukan bagi para kekasih Allah,
yang taat kepadaNya juga pada RasulNya. Adapun neraka, ia adalah siksa yang
Allah siapkan bagi para musuh-musuh Allah, yang telah berbuat maksiat kepadaNya
juga pada RasulNya. Dan perlu diperhatikan bersama, bahwa dalam menyiksa ini,
Rabb kita sama sekali tidak sedang mendalimi seorangpun. Karena satu kebaikan
diganjar sepuluh derajat sampai tujuh ratus kali lipat, hingga kelipatan yang
sangat banyak sekali. Adapun kejelekan, maka satu keburukan cuma akan dibalas
sesuai dengan kadarnya atau bahkan, adakalanya Allah tabaraka wa ta'ala
memaafkannya.
Sifat dan kengerian neraka
Disebutkan dalam sebuah hadits, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
mengabarkan pada kita bagaimana panasnya api yang ada didalam neraka, di mana
beliau bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « نَارُكُمْ هَذِهِ الَّتِى يُوقِدُ ابْنُ
آدَمَ جُزْءٌ مِنْ سَبْعِينَ جُزْءًا مِنْ حَرِّ جَهَنَّمَ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Api yang pergunakan untuk memasak oleh anak
cucu Adam, panasnya hanyalah bagian dari tujuh puluh cabang dari panasnya
neraka Jahanam". HR Bukhari no:
3265, Muslim no: 2843.
Jadi,
jahanam adalah neraka yang sangat besar dan menakutkan. Hal itu, sebagaimana
yang disebutkan oleh Imam Muslim dari Abdullah bin Mas'ud, bahwasannya Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ لَهَا سَبْعُونَ أَلْفَ زِمَامٍ مَعَ كُلِّ
زِمَامٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ يَجُرُّونَهَا » [أخرجه مسلم]
"Neraka jahanam kelak akan didatangkan pada
hari kiamat dengan ditarik oleh tujuh puluh ribu tali, dan pada setiap ujung
tali tersebut ada tujuh puluh ribu malaikat yang menariknya". HR
Muslim no: 2842.
Dan pada hari itu, manusia baru sadar akan segala
perbuatannya, sebagaimana yang Allah ta'ala firmankan:
﴿
وَجِاْيٓءَ يَوۡمَئِذِۢ بِجَهَنَّمَۚ يَوۡمَئِذٖ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ
وَأَنَّىٰ لَهُ ٱلذِّكۡرَىٰ ٢٣ ﴾ [الفجر : 23]
"Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam,
dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat
itu baginya". (QS al-Fajr: 23).
Adapun sifat yang ada tentang bagian dasar
neraka Jahanam maka dijelaskan dalam hadits bahwa jurangnya sangat dalam
sekali, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, dia bercerita: "Pada
suatu hari kami pernah bersama Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
tiba-tiba terdengar suara dentuman, maka Nabi bertanya: 'Tahukah kalian suara
apa tadi? Kamipun menjawab: 'Allah dan RasulNya yang lebih tahu'. Lantas beliau
bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « هَذَا حَجَرٌ رُمِىَ بِهِ فِى النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ
يَهْوِى فِى النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا » [أخرجه مسلم]
"Suara tadi adalah batu yang dilempar ke dalam
neraka semenjak tujuh puluh tahun yang lalu, dan sekarang baru sampai turun ke
dalam neraka hingga sampai didasarnya". HR Muslim no: 2844.
Penghuni neraka:
Adapun
para pendosa yang berada didalam neraka maka keadaan mereka bertingkat-tingkat,
seperti yang digambarkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dari
Samurah bin Jundub radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda tentang penghuni neraka:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « مِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى
كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ
مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ إِلَى حُجْزَتِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ تَأْخُذُهُ النَّارُ
إِلَى تَرْقُوَتِهِ » [أخرجه مسلم]
"Diantara para penghuni neraka, ada yang
disiksa dengan tenggelam dalam api sampai mata kakinya, ada yang sampai ke
lututnya, ada lagi yang sampai ke pusar dan ada yang tenggelam sampai ke
lehernya". HR Muslim no: 2845.
Dikeluarkan oleh Bazzar dan Abu Ya'la dalam musnad keduanya, sebuah
hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, kalau Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam pernah bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لو كان في هذا المسجد مائة ألف أو يزيدون وفيه رجل من
أهل النار فتنفس فأصابهم نفسه لاحترق المسجد ومن فيه » [أخرجه البزار و أبو يعلى]
"Kalau seandainya ada didalam masjid ini
seratus ribu orang atau lebih, lantas ditaruh seseorang penghuni neraka,
kemudian dia bernafas dan mengena dirinya, tentu semua orang dan masjid ini akan
turut terbakar (karena panasnya)". HR Bazzar no: 9623. Abu Ya'la no:
6670. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam ash-Shahihah no: 2509.
Siksaan yang ada dineraka:
Dan
siksa neraka yang paling ringan siksaanya adalah bagi orang yang dikenakan
sandal yang bisa membikin otaknya menggelegak. Sebagaimana yang disebutkan
dalam sebuah hadits, bahwasannya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « أَهْوَنُ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا أَبُو طَالِبٍ وَهُوَ مُنْتَعِلٌ
بِنَعْلَيْنِ يَغْلِى مِنْهُمَا دِمَاغُهُ » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Penduduk neraka yang paling ringan siksaanya
ialah Abu Thalib, dirinya disiksa dengan memakai sandal yang membikin otaknya
mendidih". HR Bukhari no: 3883. Muslim no: 209. dari Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhu.
Makanan mereka:
Sedangkan
makanan mereka adalah pohon dhari', seperti yang disebutkan oleh Allah ta'ala
dalam firmanNya:
﴿
لَّيۡسَ لَهُمۡ طَعَامٌ إِلَّا مِن ضَرِيعٖ ٦ ﴾ [الغاشية : 6]
"Mereka tiada memperoleh makanan selain dari
pohon yang berduri". (QS al-Ghasyiyah: 6).
Dhari'
adalah sejenis pohon yang memiliki duri besar, yang rasanya sangat pahit dan
sangat panas lagi berbau busuk. Disamping itu, ada lagi makanan yang menjadi
santapan mereka yaitu zaqqum. Sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firmanNya:
﴿
إِنَّ شَجَرَتَ ٱلزَّقُّومِ ٤٣ طَعَامُ ٱلۡأَثِيمِ ٤٤ كَٱلۡمُهۡلِ يَغۡلِي
فِي ٱلۡبُطُونِ ٤٥ كَغَلۡيِ ٱلۡحَمِيمِ ٤٦ ﴾ [الدخان: 43-46]
"Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang
yang banyak berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut.
Seperti mendidihnya air yang amat panas". (QS ad-Dukhan: 43-46).
Zaqqum adalah pohon yang sangat
buruk untuk dilihat, bau busuk dan sangat pahit rasanya. Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad dalam musnadnya dari Mujahid, diceritakan bahwa manusia sedang melakukan
thawaf sedangkan Ibnu Abbas duduk bersandar pada tongkatnya, lalu beliau
mengatakan: "Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Allah ta'ala berfirman:
﴿
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ ١٠٢ ﴾ [ال عمران : 102]
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam". (QS al-Imraan: 102).
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لو أن قطرة من الزقوم قطرت على الأرض لأمرت على أهل الأرض معيشتهم فكيف من
هو طعامه أو ليس له طعام غيره » [أخرجه أحمد]
"Kalau sekiranya satu tetes dari zaqqum menetes
pada penduduk bumi pasti akan memenuhi makanannya, lantas bagaimana dengan
orang yang tidak ada makanan melainkan dari zaqqum". HR Ahmad 4/467 no:
2735.
Demikian
juga, yang akan menjadi makanan penghuni neraka adalah Ghislin yaitu nanah yang
bercampur darah, muntahan, dan keringat penduduk neraka. Sebagaimana yang Allah
ta'ala kabarkan dalam firmanNya:
﴿
فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا حَمِيمٞ ٣٥ وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ
غِسۡلِينٖ ٣٦ لَّا يَأۡكُلُهُۥٓ إِلَّا ٱلۡخَٰطُِٔونَ
٣٧ ﴾ [الحاقة: 35-37]
"Maka tiada seorang temanpun baginya pada hari
ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah
dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang
berdosa". (QS al-Haaqqah: 35-37).
Minuman mereka:
Adapun
minuman penduduk neraka adalah dari hamim yang panasnya sudah sampai
pada puncak, apabila didekatkan kewajah maka kulit mereka langsung mengelupas
karena panasnya. Dan jika mereka meminumnya maka langsung memutus ususnya.
Berdasarkan kabar yang Allah ta'ala jelaskan dalam firmanNya:
﴿
وَإِن يَسۡتَغِيثُواْ يُغَاثُواْ بِمَآءٖ كَٱلۡمُهۡلِ يَشۡوِي ٱلۡوُجُوهَۚ بِئۡسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتۡ مُرۡتَفَقًا
٢٩ ﴾ [الكهف : 29]
"Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling
jelek". (QS al-Kahfi: 29).
Dan air muhl
itu seperti minyak yang mendidih berwarna hitam pekat dan bau busuk. Allah
ta'ala berfirman:
﴿
وَسُقُواْ مَآءً حَمِيمٗا فَقَطَّعَ أَمۡعَآءَهُمۡ ١٥ ﴾ [ محمد : 15]
"Dan
(mereka) diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya".(QS Muhammad: 15).
Mereka
juga akan diberi minum ghasaaq. Seperti yang Allah ta'ala jelaskan dalam
firmanNya:
﴿
لَّا يَذُوقُونَ فِيهَا بَرۡدٗا وَلَا شَرَابًا ٢٤ إِلَّا حَمِيمٗا وَغَسَّاقٗا
٢٥ ﴾ [النبأ : 24-25]
"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan
tidak (pula mendapat) minuman. Selain air yang mendidih dan nanah". (QS an-Naba': 24-25).
Al-Ghasaaq, dijelaskan oleh Ibnu Atsir: 'Al-Ghasaaq
dengan ditasydid huruf syinnya atau tidak, maknanya ialah sesuatu yang dialiri
oleh nanah serta kotoran seluruh penduduk neraka. Dan ada yang mengatakan:
'Sesuatu yang dialiri oleh air mata mereka'. Dikatakan pula: 'Artinya ialah
zamharir. [1],
yaitu air yang sangat dingin dan bau busuk yang tidak mungkin bisa untuk
diminum[2].
Disebutkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Sa'id al-Khudri
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَوْ أَنَّ دَلْوًا مِنْ غَسَّاقٍ يُهَرَاقُ فِي
الدُّنْيَا لَأَنْتَنَ أَهْلَ الدُّنْيَا » [أخرجهأحمد]
"Kalau seandainya satu ciduk dari ghasaaq
ditumpahkan dimuka bumi, pasti akan membuat bau busuk seluruh penduduk bumi ".
HR Ahmad 3, 17/231 no: 11230.
Intinya,
neraka Jahanam adalah tempat yang di siapkan untuk para pendosa dengan berbagai
macam jenis siksaannya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
﴿
هَٰذَا فَلۡيَذُوقُوهُ حَمِيمٞ وَغَسَّاقٞ ٥٧ وَءَاخَرُ مِن شَكۡلِهِۦٓ
أَزۡوَٰجٌ ٥٨ ﴾ [ ص : 57-58]
"Inilah (azab neraka), biarlah mereka
merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat
dingin. Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam". (QS Shaad: 57-58).
Melongok ke surga:
Adapun surga, sungguh kenikmatan yang ada
padanya sangat sulit untuk digambarkan serta disifati, karena keterbatasan
pikiran dan alam khayal yang dimiliki oleh manusia sehingga mereka tidak mampu
untuk menggambarkan kenikmatan surga, karena didunia ini tidak ada yang semisal
dengannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma:
"Tidak ada didalam surga yang semisal yang ada didunia ini kecuali hanya
sekedar penamaan saja. Surga itu –demi Allah- ialah cahaya yang bersinar terang,
baunya wangi semerbak, dengan bangunan istana yang megah, sungai yang mengalir
dibawahnya tidak pernah kering, tersaji buah-buahan segar, bersama bidadari
yang cantik jelita, dipakaikan padanya pakaian yang indah, lalu tinggal diistana yang tinggi'.
Dan
pernah Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang bangunan istana
tersebut, maka beliau berkata:
قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَبِنَةُ ذَهَبٍ وَلَبِنَةُ فِضَّةٍ وَمِلَاطُهَا الْمِسْكُ الْأَذْفَرُ
وَحَصْبَاؤُهَا اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ وَتُرَابُهَا الزَّعْفَرَانُ مَنْ
يَدْخُلُهَا يَنْعَمُ وَلَا يَبْأَسُ وَيَخْلُدُ وَلَا يَمُوتُ لَا تَبْلَى ثِيَابُهُ
وَلَا يَفْنَى شَبَابُهُ » [أخرجه أحمد]
"Batu batanya terbuat dari emas dan perak,
semennya dari dari minyak misk yang wangi, kerikilnya dari permata dan yaqut,
tanahnya dari za'faran, barangsiapa yang masuk dia akan mendapat kenikmatan
yang tidak pernah kosong, kekal tidak pernah mati, pakaianya tidak pernah
rusak, selalu dalam usia muda". HR Ahmad 13/410 no: 8043.
Allah ta'ala menjelaskan tentang surga dalam ayatNya:
﴿
وَإِذَا رَأَيۡتَ ثَمَّ رَأَيۡتَ نَعِيمٗا وَمُلۡكٗا كَبِيرًا ٢٠ ﴾ [الإنسان : 20]
"Dan apabila kamu melihat di sana (surga),
niscaya kamu akan melihat berbagai macam kenikmatan dan kerajaan yang
besar". (QS al-Insaan:
20).
Sehingga apa yang Allah sembunyikan bagi kita tentang kenikmatan surga
sangatlah besar, yang tidak mungkin dijangkau oleh akal manusia dan tidak
sampai pada alam khayalnya. Dijelaskan dalam sebuah hadits yang dikeluarkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ
وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ اقْرَءُوا إِنْ شِئْتُمْ
{فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ}» [أخرجه
البخاري ومسلم]
"Allah ta'ala berfirman: 'Aku siapkan bagi
para hambaKu yang sholeh (kenikmatan) yang tidak pernah mereka lihat, tidak
pernah terdengar sebelumnya oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam
benak manusia'. Abu Hurairah mengatakan: 'Bacalah kalau kalian mau firman
Allah ta'ala:
﴿
فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٧﴾ [السجدة : 17]
"Tak
seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang
sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan". (QS
as-Sajdah: 17). HR Bukhari no: 3244. Muslim no: 2824.
Siapakah
orang yang pertama kali masuk surga?
Orang yang pertama kali menginjakan
kakinya dan masuk ke dalam surga adalah nabi kita Muhammad shalallahu 'alaihi
wa sallam. Sebagaimana tertera jelas dalam sebuah hadits shahih yang
dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, kalau Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « آتِى بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَأَسْتَفْتِحُ فَيَقُولُ الْخَازِنُ: مَنْ أَنْتَ ؟ فَأَقُولُ مُحَمَّدٌ. فَيَقُولُ بِكَ
أُمِرْتُ لاَ أَفْتَحُ لأَحَدٍ قَبْلَكَ » [أخرجه مسلم]
"Aku
mendatangi pintu surga kelak pada hari kiamat, lalu aku minta dibukakan.
Kemudian penjaga surga bertanya: 'Siapa anda? Aku jawab: 'Muhammad'. Dia
mengatakan: 'Untukmu aku diperintah supaya tidak membukakan pada orang lain
sebelummu". HR Muslim no: 197.
Sedangkan kelompok pertama kali yang
masuk surga adalah orang-orang yang telah di jelaskan sifatnya dalam sebuah
hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ
الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ
يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لَا
يَبُولُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ وَلَا يَتْفِلُونَ وَلَا يَمْتَخِطُونَ
أَمْشَاطُهُمْ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ
الْأَنْجُوجُ عُودُ الطِّيبِ وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُورُ الْعِينُ عَلَى خَلْقِ
رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ »
[أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya
kelompok pertama yang akan masuk surga adalah orang-orang yang wajahnya
bagaikan rembulan di malam purnama. Kemudian yang setelahnya, bagaikan bintang
diatas langit yang sangat terang cahayanya, mereka tidak pernah buang hajat dan
air kecil, tidak buang ingus dan ludah. Sisir yang mereka pakai terbuat dari
emas, keringat yang keluar dari tubuhnya misk, sanggulnya kayu gaharu,
istri-istri mereka bidadari, mereka diciptakan diatas satu orang, dengan paras
bapak mereka Adam, sepanjang enam puluh dira' menjulang kelangit". HR
Bukhari no: 3245. Muslim no: 2834.
Dalam musnad Imam Ahmad disebutkan
sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, kalau Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ
الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا بِيضًا جِعَادًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلَاثٍ
وَثَلَاثِينَ عَلَى خَلْقِ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا » [أخرجه أحمد]
"Penduduk
surga akan masuk surga dalam keadaan muda, putih bersih dengan bercelak, dalam
kisaran usia tiga puluh tiga tahun, dengan paras Adam setinggi enam puluh dira'."
HR Ahmad 13/315 no: 7933.
Imam Ibnu Qoyim mengomentari hadits ini
dengan mengatakan: "Dan dengan panjang tubuh dan usia seperti ini tersimpan hikmah yang tidak samar lagi.
Yaitu menunjukan akan kesempurnaan dan akan memungkinkan untuk lebih sampai
pada puncak kenikmatan, karena dalam keadaan usia yang masih kuat dibarengi
dengan besarnya alat untuk mencapai nikmat. Sehingga dengan terkumpulnya dua
perkara ini menjadikan dirinya bisa memperoleh kesempurnaan nikmat dan
kekuatannya, dimana disebutkan dalam sebuah hadits, dirinya mampu dalam sehari
untuk menggilir seratus bidadari'. [3]
Dan Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « لَوْ أَنَّ مَا يُقِلُّ ظُفُرٌ مِمَّا
فِي الْجَنَّةِ بَدَا لَتَزَخْرَفَتْ لَهُ مَا بَيْنَ خَوَافِقِ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ وَلَوْ أَنَّ رَجُلًا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ اطَّلَعَ فَبَدَا
سِوَارُهُ لَطَمَسَ ضَوْءُهُ ضَوْءَ الشَّمْسِ كَمَا تَطْمِسُ الشَّمْسُ ضَوْءَ
النُّجُومِ» [أخرجه أحمد]
"Kalau
sekiranya sisa yang terbawa diujung kuku
dari surga nampak, tentu akan menghiasi langit dan bumi. Dan kalau seandainya
seseorang dari penduduk surga melongok dan nampak perhiasannya tentulah akan
menutupi sinar matahari, sebagaimana sinar mentari menghilangkan cahaya bintang".
HR Ahmad 3/57 no: 1449 dari Sa'ad bin Abi Waqash radhiyallahu 'anhu.
Dan tempat dimana surga itu berada
adalah seperti yang telah Allah ta'ala sebutkan dalam firmanNya:
﴿
كَلَّآ إِنَّ كِتَٰبَ ٱلۡأَبۡرَارِ لَفِي عِلِّيِّينَ ١٨ ﴾ [المطففين : 18]
"Sekali-kali tidak, sesungguhnya kitab
orang-orang yang berbakti itu (tersimpan) dalam 'Illiyyin". (QS al-Muthafifin: 18).
Ibnu
Abbas menjelaskan makna Illiyyin dengan mengatakan: 'Maksudnya adalah surga'.
Ada yang mengatakan: 'Artinya tinggi diatas langit yang ketujuh dibawah Arsy'.
Dan
disebutkan oleh sebagian ulama salaf sebuah atsar yang menunjukan bahwa letak
surga itu berada diatas langit ketujuh, sebagaimana yang diterangkan dalam
sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu
'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ
فَاسْأَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ
أُرَاهُ فَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ »
[أخرجه البخاري]
"Apabila kalian meminta kepada Allah, maka
mintalah surga Firdaus, sesungguhnya ia adalah surga tertinggi dan
tengah-tengah yang berada dibawah Arsynya Allah, dan dari sanalah memancar mata
air sungai surga". HR Bukhari no: 7423.
Ketika
sudah masuk kedalam surga maka sudah tiada lagi kematian, kesedihan,
kegundahan, bahkan dikatakan oleh sebagian ulama, kalau ahlu surga tersebut
tidak pernah tidur karena tidur termasuk saudara iparnya kematian, dan biasanya
tidaklah seseorang itu tertidur melainkan setelah merasa kecapaian, sedangkan
didalam surga tidak ada rasa letih dan lelah. Allah ta'ala berfirman:
﴿
وَقَالُواْ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِيٓ أَذۡهَبَ عَنَّا ٱلۡحَزَنَۖ
إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٞ شَكُورٌ ٣٤ ٱلَّذِيٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلۡمُقَامَةِ مِن
فَضۡلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٞ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٞ ٣٥ ﴾ [ فاطر: 34-35]
"Dan
mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita
dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha
Mensyukuri. Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari
karunia-Nya; didalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa
lesu". (QS
Faathir: 34-35).
Dalam shahih Muslim dibawakan sebuah
hadits dari Abu Sa'id al-Khudri dan Abu Hurairah radhiyallahu 'anhuma, bahwa
Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « يُنَادِى مُنَادٍ إِنَّ لَكُمْ أَنْ
تَصِحُّوا فَلاَ تَسْقَمُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَحْيَوْا فَلاَ
تَمُوتُوا أَبَدًا وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَشِبُّوا فَلاَ تَهْرَمُوا أَبَدًا
وَإِنَّ لَكُمْ أَنْ تَنْعَمُوا فَلاَ تَبْتَئِسُوا أَبَدًا ». فَذَلِكَ قَوْلُهُ
عَزَّ وَجَلَّ (وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ) » [أخرجه مسلم]
"(kelak
pada hari kiamat) ada seorang yang menyeru: 'Sesungguhnya kalian selalu dalam
keadaan sehat bugar tidak pernah terkena penyakit selama-lamanya. Sesungguhnya
kalian akan hidup tanpa pernah mati selamanya. Sesungguhnya kalian akan menjadi
muda dan tidak pernah tua selama-lamanya, dan sesungguhnya kalian akan diberi
nikmat yang tidak pernah berhenti selama-lamanya, itulah maksud firman Allah ta'ala:
﴿
وَنُودُوٓاْ أَن تِلۡكُمُ ٱلۡجَنَّةُ أُورِثۡتُمُوهَا بِمَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ
٤٣ ﴾ [الأعراف : 43]
"Dan
diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu,
disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan".
(QS al-A'raaf: 43). HR Muslim no: 2837.
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyyah pernah mengatakan: 'Didalam surga tidak ada matahari tidak
pula bulan, siang serta malam. Akan tetapi, waktu pagi dan petang dapat
diketahui dengan cahaya yang muncul dari arah Arsy'. [4]
Dan
keadaan surga itu bertingkat-tingkat sebagian lain berada diatas sebagian yang
lainnya, adapun penghuninya juga saling berbeda-beda sesuai dengan
kedudukannya. Seperti yang Allah ta'ala kabarkan dalam firmanNya:
﴿
وَمَن يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنٗا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُوْلَٰٓئِكَ
لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلۡعُلَىٰ ٧٥ ﴾ [ طه : 75]
"Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam
keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)". (QS Thahaa: 75).
Dan firmanNya:
﴿
ٱنظُرۡ كَيۡفَ فَضَّلۡنَا بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٖۚ وَلَلۡأٓخِرَةُ أَكۡبَرُ دَرَجَٰتٖ وَأَكۡبَرُ تَفۡضِيلٗا ٢١﴾ [الإسراء : 21]
"Perhatikanlah
bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). dan
pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar
keutamaannya". (QS al-Israa': 21).
Dikisahkan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Mughirah bin Syu'bah, bahwa Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam mengkisahkan:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « سَأَلَ مُوسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى
أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِىءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ
أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلِ الْجَنَّةَ. فَيَقُولُ أَىْ
رَبِّ كَيْفَ وَقَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَأَخَذُوا أَخَذَاتِهِمْ
فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُونَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوكِ
الدُّنْيَا فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ لَكَ ذَلِكَ وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ
وَمِثْلُهُ وَمِثْلُهُ. فَقَالَ فِى الْخَامِسَةِ رَضِيتُ رَبِّ. فَيَقُولُ هَذَا
لَكَ وَعَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَلَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَلَذَّتْ عَيْنُكَ.
فَيَقُولُ رَضِيتُ رَبِّ. قَالَ رَبِّ فَأَعْلاَهُمْ مَنْزِلَةً قَالَ
أُولَئِكَ الَّذِينَ أَرَدْتُ غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِى وَخَتَمْتُ
عَلَيْهَا فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ وَلَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ وَلَمْ يَخْطُرْ عَلَى
قَلْبِ بَشَرٍ ». قَالَ وَمِصْدَاقُهُ فِى كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (فَلاَ
تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ) الآيَةَ » [أخرجه
مسلم]
"Musa
pernah bertanya kepada Rabbnya: 'Siapakah penduduk surga yang paling rendah
kedudukannya? Allah menjawab: 'Dia adalah seseorang yang datang setelah
penghuni surga masuk kedalam surga, lalu dikatakan padanya masuklah kamu
kedalam surga, lantas ia mengatakan: 'Wahai Rabbku, bagaimana aku masuk surga
sedangkan mereka telah mengambil tempatnya masing-masing? Maka dikatakan
padanya: 'Tidakkah engkau rela jika Aku beri kamu seperti kekayaan raja dari
raja-raja didunia? Aku ridho wahai Rabbku, jawabnya. Maka Allah berfirman
padanya: 'Bagimu yang semisal itu, terus ditambah lagi yang semisal, dan
semisal, dan semisal, dan semisal dengan itu. Maka pada yang kelima kalinya ia
menyahut, hamba ridho wahai Rabbku. Kemudian Allah berkata: 'Itu semua untukmu
plus ditambah sepuluh kali lipat yang semisalnya. Dan bagimu apa yang engkau
inginkan dan menyejukkan mata'. Aku ridho wahai Rabbku, jawabnya.
Kemudian Musa bertanya kembali: 'Lantas
siapakah penduduk surga yang paling tinggi kedudukannya? Allah menjawab:
'Mereka adalah orang yang Aku tanam kebajikannya dengan kedua tanganKu, lalu
aku beri tanda padanya yang tidak pernah terlihat oleh penglihatan tidak pula
pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam benak pikiran
manusia'. Dan
itulah maksud dari firman Allah:
﴿
فَلَا تَعۡلَمُ نَفۡسٞ مَّآ أُخۡفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ أَعۡيُنٖ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ١٧
﴾ [السجدة: 17]
"Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang
menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka
kerjakan". (QS as-Sajdah: 17). HR Muslim no: 189.
Adapun
kabar tentang bidadari surga, maka Allah ta'ala juga telah berkata tentangnya
dalam firmanNya:
﴿
وَحُورٌ عِينٞ ٢٢ كَأَمۡثَٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ ٢٣ ﴾ [الواقعة : 22-23]
"Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana
mutiara yang tersimpan apik". (QS al-Waaqi'ah: 22-23).
Dijelaskan sifat berikutnya yang dimiliki oleh
bidadari, yaitu firmanNya:
﴿
إِنَّآ أَنشَأۡنَٰهُنَّ إِنشَآءٗ ٣٥ فَجَعَلۡنَٰهُنَّ أَبۡكَارًا ٣٦
عُرُبًا أَتۡرَابٗا ٣٧ ﴾ [الواقعة: 35-37]
"Sesungguhnya
Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) tanpa proses kelahiran. Dan Kami
jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya". (QS al-Waaqi'ah: 35-37).
Adapun firman Allah ta'ala yang berbunyi:
﴿
وَلَهُمۡ فِيهَآ أَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞۖ ٢٥ ﴾ [البقرة : 25]
"Dan
untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci". (QS al-Baqarah: 25).
Sebagian para ulama tafsir ada yang menafsirkan:
'Suci dari haid, buang air kecil, nifas, buang air besar dan ingus, serta lain
sebagainya dari berbagai macam jenis kotoran yang mengganggu'.[5]
Hal itu didukung oleh sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Anas
bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « وَلَوْ أَنَّ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ لَأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا
وَلَمَلَأَتْهُ رِيحًا وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا
وَمَا فِيهَا » [أخرجه البخاري]
"Kalau
seandainya wanita penduduk surga melongokkan kepalanya ke dunia tentu cahayanya
akan menerangi langit dan bumi, serta menyebarkan aroma wangi keseluruh
sudutnya. Dan sungguh penutup kepala yang dipakai (bidadari) itu lebih baik
dari dunia dan seisinya". HR Bukhari no: 2796.
Sedangkan melihatnya orang-orang yang
beriman Rabbnya disurga serta mendapat keridhoan yang Allah limpahkan atas
mereka, maka itu merupakan puncak dari segala bentuk nikmat yang paling nikmat,
yang Allah khususkan untuk para penghuni surga sebagai bentuk pemulian kepada
mereka. Sebagaimana yang secara jelas diterangkan oleh sebuah hadits shahih
yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Shuhaib ar-Rumi radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulallah shalallahu 'alaihi wa salalm pernah bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ
الْجَنَّةَ - قَالَ - يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا
أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا
الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ - قَالَ - فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا
أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ
وَجَلَّ ثم تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ
} » [أخرجه مسلم]
"Apabila
penduduk surga telah masuk kedalamnya, maka Allah tabaraka wa ta'ala berkata:
'Apakah kalian menginginkan sesuatu yang Aku tambah lagi bagi kalian? Mereka
menjawab: 'Bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami putih berkilau? Bukankah
Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga serta menyelamatkan kami dari
neraka? Nabi meneruskan: 'Pada saat maka Allah membuka tabir yang menutupiNya.
Dan tidak ada yang diberikan pada mereka sesuatu yang paling mereka cintai
melainkan diberinya kenikmatan bisa melihat Rabbnya'. Kemudian beliau
membaca firman Allah ta'ala:
﴿
لِّلَّذِينَ أَحۡسَنُواْ ٱلۡحُسۡنَىٰ وَزِيَادَةٞۖ ٢٦ ﴾ [ يونس : 26]
"Bagi
orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahan
(kenikmatan melihat Allah)". (QS Yunus: 26). HR Muslim no: 181.
Dan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ لِأَهْلِ
الْجَنَّةِ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ فَيَقُولُونَ لَبَّيْكَ رَبَّنَا وَسَعْدَيْكَ
وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ هَلْ رَضِيتُمْ فَيَقُولُونَ وَمَا لَنَا لَا
نَرْضَى يَا رَبِّ وَقَدْ أَعْطَيْتَنَا مَا لَمْ تُعْطِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ
فَيَقُولُ أَلَا أُعْطِيكُمْ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَيَقُولُونَ يَا رَبِّ وَأَيُّ
شَيْءٍ أَفْضَلُ مِنْ ذَلِكَ فَيَقُولُ أُحِلُّ عَلَيْكُمْ رِضْوَانِي فَلَا
أَسْخَطُ عَلَيْكُمْ بَعْدَهُ أَبَدًا » [أخرجه البخاري ومسلم]
"Sesungguhnya Allah ta'ala kelak akan berkata
kepada penghuni surga: 'Wahai penduduk surga'. Mereka menjawab: 'Kami dengar
dan penuhi panggilanMu wahai Rabb kami, dan kebaikan ada ditanganMu'. Allah
lalu bertanya: 'Apakah kalian sudah ridho? Mereka menjawab: 'Mengapa tidak
ridho wahai Rabb kami, Sungguh Engkau telah beri kami yang belum pernah
diberikan kepada seorangpun dari makhlukMu'. Allah berfirman: 'Aku akan beri
kalian sesuatu yang lebih baik dari ini semua'. Mereka pun penasara dan
bertanya: 'Wahai Rabb, mana ada sesuatu yang lebih baik dari ini semua? Allah
menjawab: '(Yaitu) Aku halalkan atas kalian ridhoKu dan tidak pernah lagi Aku
murka atas kalian setelah ini selama-lamanya". HR Bukhari no: 7518.
Muslim no: 2859 dari sahabat Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu.
Pada
akhirnya, setelah seorang mukmin mengetahui tempat yang disiapkan oleh Allah
ta'ala bagi orang-orang kafir serta para pendosa dengan adzab serta siksaan.
Dan apa yang Allah janjikan bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa dengan
adanya pemulian dan kenikmatan. Maka wajib bagi dirinya seteleh mengetahui ini
semua untuk segera melakukan sesuatu yang bisa melepas dirinya dari siksa
neraka, disebutkan dalam sebuah hadits, dimana Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: « اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ
تَمْرَةٍ » [أخرجه مسلم]
"Berlindunglah kalian dari siksa api neraka
walau (bersedekah) hanya dengan setengah kurma". HR Muslim no: 1016.
Lalu,
hendaknya ia bersegera untuk melakukan ketaatan dan amal shaleh untuk bisa
memperoleh derajat yang ditinggi disurga kelak nan abadi. Allah ta'ala
berfirman:
﴿ وَسَارِعُوٓاْ إِلَىٰ مَغۡفِرَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ وَجَنَّةٍ عَرۡضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ أُعِدَّتۡ
لِلۡمُتَّقِينَ ١٣٣ ﴾ [ال عمران : 133]
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa". (QS al-Imraan: 133).
Dan firman Allah tabaraka wa ta'ala;
﴿ وَمَن
يَأۡتِهِۦ مُؤۡمِنٗا قَدۡ عَمِلَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَأُوْلَٰٓئِكَ لَهُمُ ٱلدَّرَجَٰتُ ٱلۡعُلَىٰ
٧٥ ﴾ [ طه : 75]
"Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam
Keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, Maka mereka itulah
orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia)". (QS Thaahaa: 75).
Akhirnya
kita tutup dengan mengucapkan segala puji hanya bagi Allah, Rabb seluruh
makhluk. Shalawat serta salam semogar terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad,
kepada keluarga beliau dan para sahabatnya.
Post a Comment